KESEMPATAN DALAM KESEMPITAN

758 41 13
                                    

"Sembilu... Yang dulu... Biarlah... Berlalu... Bekerja bersama hati... Kita ini insan bukan seekor sapi..." ♫♫♫♫

"Iya lah orang cuma lo yang sapi, kan badan Lo paling gede." Teriak Raline pada Levin.

Memang seperti ini, keadaan kelas jika jam kosong, berisik dan berantakan. Semua sibuk dengan urusan masing-masing, ada yang diam dipojokan untuk bergosip, lari-larian , bahkan bisa ada konser dadakan dikelas, seperti yang dilakukan Levin dan kawan-kawannya.

"Bodo amat... Yang penting kita bahagia..." Balas Levin.

"Dasar Dugong." Ucap Raline ketus.

Raline menghampiri meja Kim dan Hanin. Hanin sedang serius sekali menyalin catatan dari buku cetak ke buku tulisnya. Sedangkan Kim sedang asik sekali membaca buku.

"Kim?."

"Hmmm?."

"Kok hm sih?." Tanya Raline.

"Harusnya?." Kim mengernyitkan dahi.

"Maksud Alin panjangan dikit." Hanin ikut menimpali.

"Alin? Siapa?." Tanya Raline.

"Aduh... Alin ya Lo lah Ra...." Hanin menepuk jidatnya.

"Ya Lo kalo manggil gua tuh satu nama aja, kalo Ra ya Ra, kalo Alin ya Alin... Jangan bikin Awa pusing." Raline tersenyum.

"Terserah Lo aja dah."

"Ada apa Ra?." Tanya Kim.

"Lo udah nanya sama Kak Banyu? Soal Yang kemaren?." Raline Menaik turunkan alisnya.

"Soal yang mana?." Tanya Kim.

"Soal dia suka sama Lo atau nggak." Tutur Raline.

"Oh... Belum."

"Kenapa?."

"Kimberly.... Ada yang nyari...." Teriak Gilang.

"Siapa?." Tanya Kim.

"Kakak Banyu." Jawabnya.

Hanin dan Raline menoleh bersamaan. Kimberly sangat mengerti maksud dari tatapan sahabatnya itu.

"Iya..."

Kimberly berjalan keluar untuk menemui Banyu, entah kenapa dia deg-degan sekali. Dia terus memegangi dadanya, semoga saja detak jantungnya tak terdengar oleh telinga Banyu.

"Kak?." Banyu menoleh. "Ada apa ya?."

"Saya cuma mau ngajak kamu pulang bareng."

"Hah? Tapi..."

"Kamu dijemput sama Ayah kamu ya?." Tanya Banyu.

"Nggak kok ayah lagi dinas diluar kota." Jawab Kim.

"Kalo gitu nanti pulang sekolah saya tunggu di parkiran." Kim mengangguk.

  
                                          ∆∆∆∆∆
         

"Lo serius nggak mau nebeng Ama gua Kim?." Tanya Raline yang sudah bertengger di atas motornya.

"Nggak deh gua udah terlanjur janji sama Kak Banyu." Jawab Kim.

"Yaudah gua duluan, Abang gua udah jemput." Ucap Zahra.

"Gua juga." Hanin juga ikut pergi.

"Mau gua tungguin sampe Banyu datang?." Kimberly menggeleng. "Yakin?."

"Iya udah sana ah pulang Lo." Kim mendorong motor Raline.

"Lo ngusir gua?."

"Iya, udah Sono."

POTRET PERSAHABATAN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang