BUCIN'S K-POPERS

333 21 10
                                    

"Guys....!!!" Teriak Kimberly membuat kegaduhan dikelas.

"Lo apa-apaan sih? Pagi-pagi udah berisik!" Ucap Hanin.

Semua geleng-geleng kepala melihat tingkah laku anak manusia satu itu. Semua memang sudah tau bagaimana sikap Kimberly, kadang pendiam, kadang dewasa, kadang rada gesrek juga kayak sekarang ini.

"Lo tau nggak?" Tanya Kimberly.

"Nggak lah, kan Lo nggak ngasih tau!" Jawab Zahra.

"Eh bentar dulu btw Raline mana?"

Mereka baru menyadari bahwa mereka kekurangan satu personil. Padahal mereka harus selalu lengkap, karena jika tidak ada satu akan terasa ada yang kurang. Maklum Bucin's Genks, udah kayak BlackPink nggak terpisahkan.

"Pagi!" Sapa Raline yang baru masuk kelas dengan muka lesu.

"Lo Napa Ra?" Tanya Kimberly.

Raline mendudukkan pantatnya disamping Hanin. Gadis itu terlihat sangat tidak bersemangat.

"Udah hampir satu jam gua nongkrong di WC." Ucap Raline.

"Lah, Lo nggak modal amat, nongkrong kok di WC?" Ucap Hanin polos.

"Aduh... Maksud gua itu boker gila!"

"Boker apaan? Tas gede yang buat bawa baju itu ya? Yang suka dibawa pas naik haji!" Semua menggeleng pada Hanin.

"Itu koper! Lagian jauh amat dah plesetan Lo!" Ucap Kimberly.

"Lah terus boker apa?"

"Pup Hanin pup!" Zahra mulai geram.

"Lo lagi Za, pup apaan?"

"Hanin....!!!" Semua berteriak kesal.

"Apa salah Dan dosaku sayang?"

"Lo salah besar!" Teriak Kimberly.

Kimberly merutuki kebodohannya sendiri, mengapa bisa ia mempunyai sahabat macam Hanin Paulus teman sebangkunya lagi. Rasanya Kimberly ingin mendorong Hanin dari atas pohon toge.

"Sini gua kasih tau!" Hanin mendekati pada Raline.

Pletak!!!

"Aw!" Raline menjitak kepala Hanin. Kimberly dan Zahra tertawa lepas.

"Udah-udah lupain aja masalah Boker sama pup! Gua kan mau ngomong! Nanti jadi nggak seru lagi." Ucap Kimberly.

"Tapi kan gua belum tau apa itu bok---" Zahra membekap mulut Hanin.

"Pyuh! Tangan Lo bau gila! Abis apa sih Lo?"

"Oh iya, gua abis tadi abis boker juga, kayaknya belom bersih deh!"

"Serius? Uwo...." Hanin mual.

"Bercanda lah! Ya kali gua jorok kayak gitu!" Ralat Zahra.

Semua tertawa terbahak bahak. Rasanya pagi itu semua beban hidup terasa hilang seketika. Lelah yang dirasakan akan hilang jika sudah bersama sahabat. Secapek apapun kita, jika tersenyum bersama sahabat rasanya seperti mendapat surga dunia yang indah.

"Udah sekarang giliran gua yang ngomong! Sebenarnya gua mau ngomong sama Lo Ra!"

Raline menatap Kimberly. Kedua alis Raline terangkat, gadis itu tak mengerti apa yang akan dibicarakan oleh Kimberly. Apalagi Kimberly sudah memasang wajah sangarnya. Menambah atmosfir hati Raline semakin was-was.

"Ra! Lo jujur sama gua!"

Raline menelan ludahnya.

"Lo...."

POTRET PERSAHABATAN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang