PENYESALAN

456 32 4
                                    

Malam hari yang melelahkan.  Matanya menatap lurus ke atas langit-langit kamarnya. Dia terus memikirkan kejadian tadi siang. Terus saja memikirkan hal itu, mengapa Banyu malah pacaran dengan Moza.

Hanya satu hal itu yang kini terus menghantui pikiran dan persaan Kimberly. Ada sedikit penyesalan yang tercipta dihatinya. Bukan penyesalan yang besar tapi cukup menyesakkan hati.

"Euh... Kenapa gua malah kepikiran Banyu terus sih? Kan gua sendiri yang udah nolak dia." Ucap Kim pada dirinya sendiri.

"Kenapa ada rasa penasaran dihati gua ya?"

"Apa gua emang suka sama Banyu?"

"Tapi kenapa gua juga bisa suka sama Putra?"

"Ya masa iya, gua bisa suka sama dua orang sekaligus?"

Kimberly beranjak dari tempat tidur, dan berjalan menuju balkon kamarnya. Menatap bintang-bintang yang berkelip-kelip indah di tengah kegelapan langit malam.

Ponselnya berdering...

Tertera nama Putra dilayar...

Tangan Kim menekan tombol hijau dan mengangkat telpon itu.

'Halo!'

"Ada apa ya kak?"

'kamu coba lihat kebawah deh!'

"Hah bawah mana?"

'bawah balkon rumah kamu!'

Kimberly menuruti perintah Putra. Dia melihat kearah bawah balkon tapi tidak ada apa-apa.

"Nggak ada apa-apa"

'masa sih? Ada kok, coba liat lagi'

Kimberly melihat sekali lagi...

"Nggak ada kak!"

'oke sekarang lihat lagi ke bawah!'

Kimberly melihat untuk ketiga kalinya. Dan benar saja disana ada Putra yang  sedang melambaikan tangannya.

"Kakak ngapain disini?"

'nungguin bintang jatuh'

"Ngaco, ada ayah tau didalam."

'ya terus?'

"Kalo ketauan ayah gimana?"

'nggak bakalan, orang ayah kamu lagi keluar sama adik kamu. Kamu turun dong, sini temenin saya nungguin bintang jatuh.'

"Oke tunggu."

Kimberly mematikan sambungan telponnya. Dan segera turun kelantai dasar untuk menemui Putra yang menunggunya dihalaman depan rumah.

"Ditekuk Mulu tuh muka."

"Ngapain sih Lo kesini?" Kim duduk disamping Putra.

"Nggak boleh nih? Yaudah akh balik aja." Putra berdiri dari duduknya.

"Eh... Mau kemana?" Kim menahan Putra.

"Kan tadi kamu nggak suka ada saya." Putra kembali duduk.

"Kenapa sih?" Tanya Putra.

"Nggak papa, cuma lagi nggak enak badan aja." Ucap Kim.

"Nggak enak badan apa nggak enak hati karena Banyu jadian sama Moza?" Cibir Putra.

"Kok Lo bisa tau sih?" Tanya Kim.

"Keliatan." Putra menatap langit.

Wajah yang awalnya senang berubah sedikit agak Sedih. Kim heran dengan Putra.

POTRET PERSAHABATAN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang