BEFORE

244 14 2
                                    

Pagi-pagi sekali Kimberly sudah ada di sebuah taman, duduk santai sambil menunggu kedatangan seseorang. Siapa lagi kalo bukan Putra, tapi sudah sekian lama Kim menunggu Putra belum juga datang.

Dan pada akhirnya, karena lelah menunggu... Kim memutuskan untuk kembali pulang.

"Gua balik aja deh!" Kim bermonolog.

Gadis itu berjalan menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari tempatnya duduk tadi.

Satu spot yang menjadi daya tarik sekaligus pusat perhatian mata Kim. Seorang laki-laki tengah mengobrol dengan seorang gadis cantik. Terlihat sangat akrab. Kimberly mengenal laki-laki itu, tapi tidak dengan gadis cantik yang sedang bersamanya.

"Hups..."

Bugh...

Dengan keras, gadis itu menutup pintu mobilnya. Menginjak pedal gas dengan kencang, hingga mobil melintas melewati laki-laki serta gadis itu.

Terlihat jelas dari kaca spion bahwa laki-laki itu menyadari keberadaan Kimberly. Dan laki-laki itu juga sempat mengejar mobilnya, tapi tak dihiraukannya.

Kringgg....

"Halo!"

'kamu dimana?'

"Dijalan"

'kok pergi gitu aja?'

"Aku ada urusan mendadak, udah dulu ya! Aku lagi nyetir. Bye!"

Tut... Tut... Tut...

∆∆∆∆∆

Ting tong....

Krekkk...

Pintu terbuka, menampilkan tiga orang gadis dengan masing-masing ransel besar yang di gendong mereka.

"Lo apa-apaan sih nyuruh kita malem-malem gini? Disuruh nginep lagi. Gua sampe harus maksa bokap buat kasih ijin tau nggak! Untung Abang gua bantuin kalo ngg---"

"Gua mau ngomong sesuatu sama kalian." Ujarnya.

Kimberly membekap mulut Raline, dan menarik gadis itu segera masuk kedalam rumahnya.

"Ah kampret! Tangan Lo bau." Ucap Raline.

"Dih... Tangan gua kena jigong nya Raline tuhan..." Rengek Kimberly.

"Hahahaha lagian Lo ngapain sih? Udah tau Raline jarang gosok gigi." Ledek Hanin.

"Sembarangan Lo!"

"Udah ah... Buruan kek! Pegel nih pundak gua!" Keluh Zahra.

"Hehehe ayo!" Ajak Kimberly. Mereka menuju kamarnya. "Sini gua bawain!" Ucapnya.

Beberapa menit kemudian...

Hanya ada keheningan yang tercipta diantara mereka. Entah mengapa kali ini terasa lebih Canggung dari biasanya. Bukan karena apa, tapi karena Kimberly belum juga memulai pembicaraan. Dan yang lain tidak berani menanyakan.

"Yaelah... Ini apaan sih?" Hanin mencairkan keheningan.

"Iya, ngumpul melingkar gini! Kek apaan aja." Tambah Raline.

"Lo juga, mau ngomong apaan sih?" Zahra ikutan emosi.

Kimberly hanya nyengir kuda, nggak jelas. Sementara teman-temannya hanya bisa menepuk jidat, meratapi nasibnya bagaimana bisa mereka memiliki teman seperti macam Kimberly ini.

"Oke serius! Gua mau ngomong serius sama kalian."

"Apa?" Suasana berubah tegang.

"Gua..."

POTRET PERSAHABATAN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang