MALAM MINGGU [2] maling

331 25 14
                                    

"Boring nih... Stik PS udah rusak. Main apa gitu?" Keluh Bara.

"Heh kampret kalo bukan Lo yang lempar nggak bakal rusak." Ucap Bagas.

"Nonton aja nonton." Saran Rama.

"Nonton apa kak?" Tanya Bagas.

"Nih!" Rama memberikan sebuah CD player.

"Horor? Nggak akh!" Tolak Zahra.

"Yaelah Za! Lo takut?" Bagas terkekeh.

"Nggak!"

"Zahra mah nggak penakut, emang cewek gua." Ucap Bara.

"Emang siapa cewek Lo?" Tanya Hanin.

"Lo!" Semua tertawa mendengar jawaban Bara. Pipi Hanin bersemu merah.

"Mana mau Hanin Sama Lo, sering bolos gitu!" Ledek Putra.

"Nin emang bener Lo cewek nya Bara?" Kim terkekeh.

"Nggak lah..." Jawab Hanin.

"Gua kira." Tambah Raline.

"Puter nggak nih?" Tanya Bagas.

"Udah puter aja." Jawab Rama.

Sesuai permintaan Rama, Bagas mulai menyalakan Tv dan memasukkan CD player itu. Semua hening. Cewek-cewek duduk di sofa. Dan para cowok dibawah.

"Kim matiin!" Ucap Bara.

"Nggak akh.."

"Ck... Sakelar nya dimana?" Kim menunjuk tempat dibawah tangga.

Ruangan berubah menjadi gelap. Semua terpokus pada satu titik cahaya yang berasal dari TV. Saat film dimulai. Semua meringkuk ketakutan. Hanin dan Kimberly saling berpelukan erat. Raline hanya menggigiti jarinya. Sementara Zahra sibuk membaca ayat kursi.

"Akh....." Teriak Hanin membuat semua panik. Dan ikut berteriak.

"Akh...."

"Ada apa sih lo?" Tanya Bara.

"Gawat!" Hanin menarik lengan baju Bara.

"Gawat apa?" Tanya Kim.

"Ini ganggu banget!" Ucap Hanin. Keringat sudah membasahi seluruh wajahnya.

"Lo Napa sih? Ada jin yang ganggu Lo?" Tanya Bagas.

"Ini lebih serem." Jawab Hanin.

"Apa?" Tanah Putra.

"Baca ayat kursi Nin!" Titah Zahra.

"Nggak bakal mempan Za!"

"Lah terus? Jan bikin kita panik dong!" Ucap Raline.

"Gua.... Gua... Gua kebelet gila." Semua ternga-nga dengan ucapan terakhir Hanin.

"Gua kira apa! Bikin kaget aja." Ucap Bagas.

"Lo bikin gua hampir pingsan Nin!" Tambah Bara.

"Udah ah, matiin aja Film nya." Ucap Kim ketus.

"Kamu takut?" Tanya Putra.

"Nggak!" Jawab Kim.

"Bohong."

" Nggak percaya?"

"Nggak!"

"Yaudah..."

"Dih marah..."

"Siapa yang marah?"

"Woy... Malah pacaran... Ini gua gimana nasibnya? Siapa yang mau nganter gua?" Hanin melompat-lompat.

"Za, anter!" Ucap Raline.

POTRET PERSAHABATAN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang