PENGISI

248 17 15
                                    

"Nangisnya udahan dong!"  Ucap Banyu.

Kimberly menenggelamkan kepalanya di bahu Banyu. Motor melaju dengan tenang. Membelah jalanan. Motor berhenti disebuah cafe dipinggiran kota.  Kimberly turun diikuti Banyu.

"Air matanya lap dulu!" Banyu memberikan sebuah sapu tangan.

Kimberly mengambilnya dan menggunakannya untuk mengelap air matanya.

"Thanks!" Kim memberikannya kembali pada Banyu.

"Ka-kamu simpen aja." Ucap Banyu.

Tangan Banyu dan Kimberly saling terpaut, layaknya sepasang kekasih yang tak bisa terpisahkan. Mereka masuk kedalam. Suasana cafe saat itu cukup sepi. Hanya ada beberapa gelintir orang yang sedang makan dan asik mengobrol santai.

"Kamu mau pesen apa?" Tanya Banyu.

Kimberly hanya menggeleng. "Aku nggak laper."

"Masa sih? Udah nangis dari tadi kok nggak laper?" Banyu dengan nada bercanda.

Kimberly hanya tersenyum tipis, bahkan nyaris senyumnya itu sama sekali tak terlihat. Gadis itu masih terpikir dengan Putra, dan ucapan Aurel tadi. Banyu yang melihatnya sangat merasa kasihan, bagaimanapun juga Banyu pernah mencintai gadis didepannya. Walaupun sekarang dia telah bersama gadis lain, tapi tak bisa dipungkiri jika masih ada cinta untuk Kimberly dihatinya.

Kimberly menatap kosong kearah luar restoran. Memperhatikan setiap orang yang berlalu lalang. Kendaraan yang berjejer rapi diparkiran, serta pedagang kaki lima yang sibuk menjajakan dagangannya.

"Ikut aku!" Banyu menadik tangan Kimberly.

"Kemana?"

"Ikut aja."

Banyu membawa Kimberly naik keatas stage, mini stage lebih tepatnya. Tempat yang bisanya digunakan oleh band yang biasa manggung disana. Alis Kimberly terpaut, seolah meminta jawaban. Banyu hanya tersenyum.

"Oke! Guys... Boleh minta waktunya!" Ucap Banyu pada mikrofon.

Semua orang membalikan badannya kearah Banyu. Semua mata terfokus pada dua anak manusia yang sedang berada di stage. Kimberly menunduk, jujur dia sangat malu, belum pernah dia menjadi pusat perhatian orang banyak seperti ini.

"Kenalin nama gua Banyu, dan cewek cantik disamping gua ini namanya Kimberly. Dia adik kelas gua."

"Dia ini baru aja patah hati, tapi bukan putus cinta. Sedikit cerita, dulu gua itu pernah suka sama dia. Bahkan cinta, tapi mungkin takdir tuhan nggak gijinin gua sama dia buat bersatu. Tapi gua nggak mau munafik juga kalo sampai saat ini gua masih sayang sama dia, ya... Walaupun gua udah punya cewek lain. Coba kalian pikir? Siapa sih yang nggak jatuh cinta sama cewek secantik dia? Bahkan gua rela lakuin apapun demi asalkan dia bisa bahagia."

Semua perkataan yang keluar dari mulut Bantu sangatlah menyayat hati Kimberly. Dia sangat merasa bersalah sekali, karena dia tidak pernah membalas perasaan tulus dari Banyu.

"Jadi intinya gua disini mau mempersembahkan sebuah lagu untuk orang yang gua sayang, tapi nggak bisa gua miliki ini." Banyu tersenyum.

"Tapi gua janji, akan selalu ada buat dia, menjadi penyemangat disaat dia lemah, menjadi penerang disaat dia terjebak dalam gelap dan menjadi sayap pelindung ketika dia jatuh."

Kimberly hanya menatap Banyu nanar. Banyu mulai memainkan Piano yang ada diatas stage. Mulutnya bergerak menyanyikan setiap syair lagu yang dibawakannya. Kimberly tak menyangka jika Banyu bisa bernyanyi sebagus dan semerdu ini.

[ INI AKU ]

🎵🎶🎵🎶🎵

Jangan takut sendiri
Kamu Takan lagi sepi
Jangan takut kehilangan
Aku beri kekuatan

POTRET PERSAHABATAN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang