CEMBURU

256 16 15
                                    

"Eh nyanyi-nyanyi dong! Garing amat kek lagi di hutan aja." Ujar Bagas.

"Kita emang ada di hutan kali Gas..." Timpal Zahra.

"Orang kita lagi di Gunung juga." Bagas lagi.

"Serah Lo dah serah...."

Suasana kembali hening, beberapa kali Damar mencuri-curi pandang ke arah Hanin. Begitu juga yang dilakukan Rama pada Raline. Tapi yang diliatin malah asik sendiri sama dimensi mereka.

Sementara itu Bagas, Bara dan Zahra sedang Mabar, padahal kan digunung mana ada sinyal. Tapi bagi mereka game adalah hidup mereka. 'hehehe'

Ah ya, Putra juga nggak mau kalah tuh. Laki-laki itu juga beberapa kali melirik-lirik ke arah kekasihnya yang sedang berkutat dengan benda pipih kesayangannya.

"Kamu lagi ngapain sih?" Tanya Putra.

Semua memandang ke arah dua anak manusia itu. Lalu beberapa detik kemudian kembali pada dunia mereka masing-masing.

"Chatting!"

"Sama siapa?"

"Kakak kepo deh..." Jawab Kimberly dengan wajah sok imutnnya.

"Emang nggak boleh ya nanya?"

"Sama Levin."

"Ngapain sih?"

"Kan dibilang Chatting-an Kak..."

"Chattan kok senyum-senyum." Ujar Putra dengan nada tak suka.

"Ya masa aku chattan sambil mesem, kan nggak enak." Ujar Kimberly.

"Emang ngomongin apaan sih?"

"Nggak ngomongin apa-apa sih... Hehehe." Putra hanya geleng-geleng.

Tiba-tiba dering suara ponsel terdengar memecah keheningan.

"Eh aku angkat telpon dulu yah!" Ujar Kimberly.

"Dari siapa?"

"Ck... Kakak pertanyaannya banyak banget sih? Kayak lagi ulangan aja." Kimberly cengengesan.

"Dari siapa?" Putra mengulang pertanyaannya.

"Levin kak...!"

Kimberly berdiri, tapi tangan besar Putra mencekal tangannya.

"Mau kemana?"

"Kan tadi aku bilang mau angkat telpon."

"Kenapa harus pergi segala, nggak disini aja?" Tanya Putra dengan nada sedikit kesal.

"Nggak mau. Mau nya jauh-jauh aja."

Kimberly beranjak pergi setelah Putra melepaskan genggaman tangannya. Membiarkan gadis itu bersenang-senang dengan dunianya saat ini.

Putra memang merelakan gadis itu pergi, tapi ekspresi dan hatinya tidak menunjukkan hal yang sama.

"Napa Lo Kak? Cemburu? Nggak pantes Lo cemburu." Ejek Bara.

"Serah... Lagian siapa sih yang nggak cemburu ngeliat orang yang di sayang lebih akrab sama yang lain?"

"Wadaw... Bahasa mu keren sekalih kawan." Bagas terkekeh.

Semua juga ikut tertawa seiring tawa Bagas yang menggema.

"Tapi percaya deh sama gua, Kimberly itu cuma nganggep Levin temen doang nggak lebih." Jelas Hanin.

"Iya, Kimberly itu cuma ngerasa nyaman doang sama Levin. Kimmy nggak akan macem-macem kok." Tambah Zahra.

"Tapi nih ya, kadang-kadang rasa nyaman itu suka bikin kita lupa diri. Awalnya aja nggak ada apa-apa, nanti dan seterusnya... Siapa yang tau." Ujar Putra.

POTRET PERSAHABATAN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang