SAD

272 15 3
                                    

Ada yang kangen kisah cinta 4 anak manusia yang terkadang otaknya gesrek ini? Oke cus... Hari ini gua up nih... Tapi jangan lupa Vote dan komennya ya... Ingat ini kisah nyata bukan azab!!! Oh iya, satu lagi... Kali ini gua bakal slow up soalnya sibuk... Maklum anak rumahan (Babu dadakan)  banyak kerjaan
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kimberly tengah berkutat dengan ponselnya, dia tidak memainkanya sama sekali. Hanya menatap ponsel itu lekat, entah ada apa dengan ponsel itu. Levin bersama Melody mendekat pada Kimberly. Laki-laki itu menatap gadis di depannya lekat, lalu matanya beralih pada ponsel yang dipegang Kim.

"Hp Lo kenapa?" Tanya Levin. Membuyarkan semua pikiran Kimberly.

"Ish... Lo ya, hobi banget muncul dimana-mana. Kayak jin." Ujar Kimberly.

"Abisnya, dari tadi gua liatin muka Lo murung banget... Kayak tissue lecek... Kusut banget!" Tutur Levin.

"Vin, jangan digodain lah... Temen gua!" Ucap Melody.

Melody itu termasuk salah satu teman baik Kimberly, sekaligus menjadi saingan terberat Kimberly dikelas. Dia cantik, baik, dermawan nggak sombong juga, anaknya agak pecicilan gitu... Tapi asik kok.

"Nggak apa-apa kok! Gua cuma lagi mumet aja sama urusan OSSIS." Alasan Kimberly.

"Bohong Lo! Yang gua tau, se ribet apapun urusan OSSIS, Lo nggak pernah se kusut ini... Kenapa sih?" Tanya Levin lagi.

"Yaelah... Vin, kayak nggak tau aja Lo... Kalo Kimberly udah murung kayak gini itu karena siapa!" Ujar Melody.

"Oh... Siapa? Putra lagi? Perasaan kan baru kemaren Lo pada baekan."

"Galau nggak selalu harus karena masalah kali!" Ucap Melody.

"Emang Napa lagi sih sama tuh anak?"

"Nggak apa-apa, cuma... Dia belum ngabarin aja hari ini." Ujar Kimberly.

"Tuh kan apa yang gua bilang Vin!"

"Lagian Lo itu kenapa sih? Mikirin tuh anak Mulu?" Tanya Levin.

"Ya wajar lah gua mikirin dia, orang dia pacar gua!" Jawab Kimberly.

Levin hanya mengangguk, lalu menatap Kimberly kembali, kali ini lebih serius.

"Lo kenapa liatin gua kayak gitu?" Kimberly heran.

"Buat apa sih Lo sama Putra? Mending Lo tinggalin aja dia... Terus Lo jadian sama gua, jadi pacar gua... Lebih simpel dari pada sama Putra. Kalo Lo sama gua, Lo nggak bakalan murung terus gara-gara nggak ada kabar, atau Lo bakal dilabrak sama mantannya." Tutur Levin.

"Nggak bakal kalo dilabrak sama mantan Putra lah... Orang bakal dilabrak sama Pacar lo!" Timpal Melody.

Levin hanya cengengesan, sementara Kimberly kembali termenung meratapi nasibnya yang tak bisa hidup tanpa kabar dari Putra.

Kriiinnnggg.....

Sebuah telpon masuk! Levin menatap Ponsel Milik Kimberly, tertera nama Putra dilayar.

"Tuh pacar Lo nelpon..." Ujar Levin dengan nada tidak suka.

"Yaudah.... Lo pergi! Gua mau angkat dulu! Gih... Hush... Hush..." Usir Kimberly.

"Gua bukan ayam!"

"Udah... Ayo! Mending Lo sama gua aja!" Ajak Melody. "Temenin gua ketemu sama Fanya!"

"Lah mau ngapain? Jan cari gara-gara deh Lo!"

"Woy!!! Berisik gua lagi telponan nih!" Teriak Kimberly.

POTRET PERSAHABATAN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang