PEMILIK HATI

422 30 12
                                    

Berbulan-bulan berlalu. Kedekatan Kim dan Putra semakin tak bisa diartikan. Dimana ada Putra pasti disitu ada Kim. Dimana ada Kim disitu ada Putra. Bagai gorengan dan cabe yang tak dipisahkan, harus selalu ada. Jika cabe tak ada apa artinya Gorengan.

Siang ini sekolah agak sepi, waktu istirahat belum berbunyi. Tapi kelas Kim sedang tak ada guru, ini menjadi kesempatan emas bagi Putra. Entah apa yang akan anak itu lakukan, tapi wajahnya sangat berseri.

Kelas 10 IPA-1 memang bersama di lantai dua sekolah. Letak yang cukup strategis bagi anak kelas 10. Putra mendongakkan kepalanya melihat ke arah balkon lantai dua.

"Lo chat aja dulu temennya." Titah Raja. Temen Putra selain Rama.

"Yaudah Lo Chat Raline Ram!" Ucap Putra.

"Kenapa Raline?" Rama mengernyitkan dahi.

"Kan Raline temennya bege." Ucap Putra.

Rama melakukan perintah yang disuruh Putra. Dia mengklik satu nomor, nomor Raline. Lalu mengetik beberapa kata.

Raline ♥️
Online

Boleh suruh Kimberly keluar?
8.30 WIB

Mau ngapain? Dia lagi ngerjain tugas
8.30 WIB

suruh keluar aja dulu, bilangin kata Putra
8.31 WIB

👍
8.31 WIB

"Dih... Kontaknya pake ada lopenya segala, jadi bener nih Lo lagi Deket sama Raline?" Tama terkekeh melihat wajah Rama yang bersemu merah.

Sesuai permintaan Rama, Raline meminta Kim untuk keluar kelas dan menunggu di balkon. Awalnya Kim menolak tapi karena Raline takut dengan Putra, akhirnya dia memaksa Kim hingga mau.

Putra sudah menunggu, harap-harap cemas. Dan benar saja sesuai saran Raja Kim keluar. Putra memanggil namanya, Kim pun mendongak ke bawah.

"Ada apa?" Teriak Kim.

"Tunggu Bentar!" Putra langsung menyuruh teman-temannya berjejer dan membuka kertas yang sudah disiapkan untuk Kim.

Orang pertama yang membuka kertasnya adalah Tama dengan tulisan 'WILL' dilanjutkan Raja 'YOU' lalu Rama 'BE' dan terakhir adalah Putra 'MINE???'. Kim hanya terdiam dia tak bisa berkata.

"Gimana?" Teriak Putra.

Kim mencoba berpikir keras, ia tak mau jika ia salah dalam mengambil keputusan. Tapi hati kecilnya mengatakan bahwa Putra adalah yang terbaik.

"Iya!" Teriak Kim.

Putra yang mendengar jawaban dari Kim, sontak berlonjak kegirangan. Memeluk satu per satu temannya. Tak bisa lagi dipungkiri bahwa hari ini adalah hari bahagia bagi putra 16 April adalah hari sakral bagi Putra. Karena pada akhirnya dia bisa menaklukkan hati seorang Kimberly Kane Caroline.

"Tunggu, saya mau keatas!" Kim hanya mengangguk.

Putra berlari dengan girang. Tampak wajah kebahagiaan menghiasi wajahnya. Wajah tampan dengan senyuman mandi membuatnya tambah tampan bahkan mengalahkan ketampanan Kao Jirayu.

"H-hai!" Sapa Putra.

"Hai, kenapa gagap gitu sih ngomongnya?" Kim terkekeh.

"Gerogi aja ngomong sama pa-car." Putra menggaruk tengkuknya.

"Apaan sih?" Kim tersenyum.

"Jadi kita beneran jadian nih?" Tanya Putra.

"Mau kakak?" Tanya Kim balik.

POTRET PERSAHABATAN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang