Setelah kejadian kemarin, saat Levin menyatakan cintanya tanpa sengaja, Kimberly berusaha untuk terus menjauh dari laki-laki itu. Bagaimana tidak, laki-laki itu sudah memiliki kekasih begitu juga dirinya. Apa yang akan dikatakan orang lain jika itu terdengar oleh mereka. Semalaman full Kimberly memikirkan hal ini, gadis itu tak bisa menutup matanya untuk beristirahat.
Bahkan ketika disekolah Kimberly tampak sangat lelah, ditambah lagi Levin yang terus mengejarnya untuk menjelaskan kejadian kemarin. Tapi Kimberly terlalu lelah untuk mendengarkan itu semua. Kimberly salut dengan Levin laki-laki itu tidak menyerah sedikit pun.
"Kim?!"
"Ayolah... Dengerin gw sebentar aja." Pintanya.
"Kimmy... Kim! Kim! Kim! Kim!" Kimberly terus melangkahkan kakinya.
"Elah... Gw nggak maksud ngomong itu kemaren sama Lo. Gw tahu Lo lagi punya masalah sama Putra. Gw tahu gw suka sama Lo. Gw tahu gw salah nyatain perasaan sama orang yang udah punya orang lain."
Kimberly terdiam, begitu juga Levin. Mungkin anak itu tengah bernafas
"Tapi apa salah gw suka sama Lo?"
"Perasaan Lo nggak salah Vin." Akhirnya Kimberly membuka suara. "Tapi, ada baiknya kita hanya cukup mengagumi orang itu dari jauh, kalo Lo emang nggak mau orang itu ngejauh."
Levin terdiam dengan perkataan Kimberly. Laki-laki terlihat sangat bersedih. Tapi dia tetap berusaha tersenyum, itulah Levin.
"Apa ini berarti Lo bakal jauhin gw?!" Levin terkekeh.
"Gw nggak tahu."
"Gw harap Lo nggak akan lakuin itu."
"Gw udah maafin Lo Vin."
Suasana hati Kimberly hari ini sedang kalang kabut, dia bersyukur satu masalah sudah dapat terselesaikan walaupun hanya sedikit. Hubungannya dengan Levin sudah lebih baik. Tapi, tidak dengannya dan Putra. Laki-laki itu sama sekali tidak menjelaskan apapun. Atau bahkan mengabari saja tidak.
Kimberly tidak mau terlalu memikirkan apa yang dilihatnya kemarin, gadis itu tidak mau berasumsi sebelum tahu apa yang sebenarnya. Mungkin saja Putra sedang ada urusan dengan Zefanya kemarin. Dan urusan kabar-mengabari, mungkin saja Putra sedang sibuk dengan persiapan ujian yang akan dia hadapi.
Semua yang ada dipikiran Kimberly hanyalah mungkin, mungkin, dan mungkin. Tak ada yang pasti.
Hope not! Semoga saja tidak!
"Lo bertiga lagi ngomongin apa sih? Berisik tau nggak." Ujar Kimberly.
Ketika ketiga temannya tengah membahas barang yang kali ini didapatkan Oleh Zahra kembali tentunya dari orang misterius itu.
"Za dapet kiriman lagi." Jawab Hanin.
"Apa?!"
"Nggak tahu, gw nggak berani buka. Males juga, palingan barang aneh-aneh lagi." Jawab Zahra.
"Lo lagi banyak pikiran ya Kim?" Tanya Raline.
Lantas ketiga temannya menatap gadis itu aneh.
"Apaan sih Lo Ra? Yang lain lagi bahas apa... Lo kemana ." Kimberly terkekeh.
"Senyum Lo palsu." Tukas Raline.
"Za, gw tahu gimana caranya buat ngungkapin siapa yang ngirim semua barang itu." Ujar Kim.
Tentunya bukan hanya berniat membantu Zahra, gadis itu hanya ingin mencari kesibukan serta mengalihkan pertanyaan Raline.
KAMU SEDANG MEMBACA
POTRET PERSAHABATAN [End]
Teen Fiction[Follow dulu Author nya sebelum baca] Bercerita tentang 4 orang sahabat dengan karakter yang sangat berbeda. Berawal dari pertemuan di SMU Pandawa mereka menjadi sahabat. Mereka saling peduli antara satu sama lain, jika satu dari mereka bersedih sem...