Asal lo tau, seseorang di masa sekarang memilih apatis bukan tanpa alasan, bisa jadi di masa lalu dia adalah orang paling peduli namun terlanjur lelah diabaikan.
==========
Rencana berkumpul di taman kampus terpaksa pindah ke lobi fakultas terdekat dikarenakan padat oleh kelompok lain.
Wajar, KKN tahun ini menyertakan kurang lebih 170 kelompok. Yang mana jika mengingat waktu tersisa kurang dari 3 bulan, semua kelompok dituntut bergerak cepat mematangkan segala persiapan.
Begitu pula dengan kelompok KKN 104 yang juga mengadakan pertemuan perdana. Dari 13 anggota—karena 3 anak absen, mereka memperkenalkan diri dengan tujuan menjaga kekompakan dan kerjasama baik pra, saat, maupun pasca pelaksanaan kegiatan KKN.
Selain itu, dalam pertemuan ini diadakan diskusi mencari siapa kandidat yang cocok memegang tugas sesuai kemampuan. Dengan maksud, visi dan misi yang ditetapkan dapat berjalan lancar sesuai apa yang diharapkan.
"Jadi, bendahara fix lo aja nih, Hosh?"
"Jangan sendirian lah, gue gak bisa megang duit banyak nanti dikate maling kalo hilang gimana? Sama dia aja deh."
Tangan Hoshi menunjuk cowok berperawakan mungil yang langsung memasang wajah kaget. "Gue?" tanyanya sembari menunjuk wajah sendiri. "Gak salah lo nunjuk gue?"
"Gak kok, siapa nama lo tadi—Woozi? Ah, iya. Lo jadi bendahara sama gue, okay?"
"Gimana?" Jaehyun menatap Woozi yang masih kaget. Nasib sebagai sekretaris memaksanya menjadi juru tulis dalam kelompok. "Kalo gak mau gue bisa tawarin ke yang lain. Masih ada jabatan lain juga, atau lo mau jadi ketua?"
"Ogah yha, mending bendahara aja," Woozi menggeleng. "Megang duit doang kan?"
"Kagak, Ji. Itu duit lo pake kipas-kipas terus jajanin telur gulung sekalian sama abang-abangnya."
"Kampret lo, Daniel."
Abaikan dua manusia yang berasal dari kampung halaman yang sama. Di tengah ulasan senyumnya, Jaehyun menulis nama Hoshi dan Woozi sebagai bendahara lalu melihat posisi lain yang masih kosong di kertas hadapannya.
"Di sini ada anak jurusan Ilkom gak? Buat dokumentasi nih mungkin punya basic editing dan take gambar, karena laporan kita nanti juga bikin film dokumenter."
Mingyu mengangkat tangan Wonwoo ke udara. "Nih anaknya, Pak Jaehyun. Kebetulan mantan anggota tv fakultas."
"Apaan sih?" Wonwoo mendumel karena gak nyangka Mingyu tau masa lalunya.
"Oh, kalian satu fakultas ya? Gue terserah lo aja sih, mau atau gak. Mungkin selain Wonwoo dari fakultas lain ada yang jago di bidang itu?"
"Udeh dia aje," Mingyu ngeyel. "Gue tau rekam jejaknya dulu. Percayakan aja urusan dokumentasi sama Arshaka Wonwoo."
"Gak bisa gitu dong, kalo dia ngajuin gue, ya gue juga ngajuin dia biar jadi ketua!" Sekarang giliran Wonwoo yang mengangkat tangan Mingyu. "Dari tadi dia paling serba tau gambaran KKN kayak gimana, kan? Udah suruh dia aja mimpin kelompok."
"Hm, pendendam juga ya kamu Dek Shaka."
"Berisik kamu, Anarki!"
Ciyat, aku-kamu (・'з'・)
Jaehyun terkekeh melihat interaksi dua sejoli yang sepertinya sudah saling lama mengenal ini. Padahal faktanya, mereka baru bertemu dua kali bahkan baru mengobrol tanpa canggung di saat menunggu anggota berkumpul tadi.
"Mingyu atau Daniel nih?"
Daniel yang sedang main Hago melirik tak terima. "Kok gue? Mingyu aja lah. Diliat dari cangkangnya juga Mas Kala ini udah makan asam garam di lapangan. Gue gak ada bakat memimpin cuy, nanti kelompok dibawa sesat emang pada mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] KKN
Fanfiction[𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙] 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯. 𝘐𝘯𝘪 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘒𝘰𝘳𝘶𝘱𝘴𝘪 𝘒𝘰𝘭𝘶𝘴𝘪 𝘕𝘦𝘱𝘰𝘵𝘪𝘴𝘮𝘦. 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘭𝘢 𝘒𝘶𝘭𝘪𝘢𝘩 𝘒𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘕𝘺𝘢𝘵𝘢. 𝘛𝘢𝘱𝘪, 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘒𝘢𝘭𝘪-𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘕𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶𝘵. 𝘈𝘫𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘯𝘤𝘢𝘳𝘪𝘢�...