Jika suatu saat nanti Shaka mulai bosan dengan hubungan ini, maka bosanlah. Gak papa. Tapi jangan salahkan Anarki jika setelahnya Shaka dibuat jatuh cinta lagi untuk berkali-kali.
========
Vernon rasakan situasi ini seperti sedang melakukan lomba tarik tambang saat tujuh belasan. Napas dan rasa lelah saling melakukan perburuan. Ditahan sebentar, dinikmati perlahan, namun tenaga yang tak mampu menahan dilepaskan. Persis beban berat yang menggelayut di dadanya yang tak masuk muatan hingga memaksa untuk segera dikeluarkan.
“Najma.”
“Hm.”
“Udahan dong cuekin guenya. Udah mau tiga minggu nih.”
Seungkwan mengerjapkan mata sebanyak tiga kali. Kaget tentu aja, apalagi kehadiran Vernon begitu tiba-tiba di saat dia sedang khusuk mengetik tugas kuliah. Wajar jika Seungkwan belum konek dengan maksud perkataan sang teman sesaat tadi.
“Emang udah selama itu ya? Baru juga kemaren ah, kamu suka nambah-nambahin aja.”
Vernon menghela napas lagi. Baru kali ini dia merasa putus asa lantaran dimusuhi secara halus oleh orang yang dia perjuangkan. Waw, berat amat cuy bahasanya—mungkin oleh orang yang dia bela saat masa sulit kemarin. Sialnya, meskipun Vernon berjanji untuk gak akan ganggu lagi, dia tetap gak bisa berjauhan apalagi sampe dicuekin seperti ini.
“Ayo dong, maafin gue Najma sayang. Iya tau gue udah salah karena ikut campur, tapi gue gak bisa diem aja liat lo disakitin. Lagian si Kalanya juga pantes digebukin kok. Gue lakukan itu semua demi elo.”
Mendengar kalimat Vernon, giliran Seungkwan mengembuskan napas lelah.
“Ya udah.”
Vernon berbinar. “Dimaafin nih?”
“Nggaklah!” Seungkwan manyun, begitupun dengan Vernon yang seperti terkena timpuk batu. Mungkin jika ada efek imajiner dia udah nyungsep dari kursi karena gagal mengantongi kalimat maaf untuk yang kesekian kali.
Seungkwan melanjutkan kalimatnya. “Mana ada sih orang minta maaf setengah-setengah? Lagian kamunya juga salah sasaran. Kalo mau minta maaf jangan ke aku dong, sana sama Kalanya langsung. Yang digebukin siapa, yang dimintai maaf siapa.”
“What? Gue minta maaf sama si bongsor itu? Ogah amat. Dia juga udah jahatin elo. Gak mau ya! Jangan harap gue minta maaf.”
“Oh ya udah, kalo gitu aku juga gak usah maafin kamu.”
“Najmaaaa,” Vernon mencebik. Sedih melihat teman tersayangnya berubah semakin dingin. “Jangan gitu dong, gue bisa nangis nih kalo kita marahan terus.”
“Nangis aja kalo gitu. Sekalian intropeksi diri salah kamu ada di mana.”
“Kan udah bilang tadi, iya gue gak maksud dan sangat menyesal karena udah intervensi. Maaf untuk masalah itu. Maaf yang sebesar-besarnya.”
“Tapi sayangnya, bukan masalah itu yang aku maksud.”
Vernon menatap dengan wajah memelas. Masih belum mengerti dengan maksud perkataan Seungkwan yang cukup berbelit-belit. Sebenarnya dia tau kesalahan memukul Mingyu cukup fatal, tapi Vernon bersumpah untuk gak menjadi cowok pengecut di sini.
Tinjuan yang dilayangkan murni adalah harga diri seorang lelaki. Lantas jika dia harus meminta maaf atau kasarnya menundukan kepala karena menyesal pernah menyakiti mantan kekasih temannya, sama aja Vernon sudah menginjak harga dirinya sendiri.
“Aku gak bisa minta maaf untuk hal itu babe. Gak akan pernah bisa.”
“Kalo begitu ya sama aja artinya dengan kamu gak menghargai aku sebagai teman, Vernon.”
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] KKN
Fanfiction[𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙] 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯. 𝘐𝘯𝘪 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘒𝘰𝘳𝘶𝘱𝘴𝘪 𝘒𝘰𝘭𝘶𝘴𝘪 𝘕𝘦𝘱𝘰𝘵𝘪𝘴𝘮𝘦. 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘭𝘢 𝘒𝘶𝘭𝘪𝘢𝘩 𝘒𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘕𝘺𝘢𝘵𝘢. 𝘛𝘢𝘱𝘪, 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘒𝘢𝘭𝘪-𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘕𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶𝘵. 𝘈𝘫𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘯𝘤𝘢𝘳𝘪𝘢�...