[14] All you do is run back to the one who breaks your heart

13.1K 1.6K 761
                                    

Tapi orang yang Anarki cinta cuma Arshaka. Si cengeng yang lagi berdiri di depan kedua mata. Bukan yang ada di posko ataupun siapapun dia.

=========

Mingyu belajar satu hal, jika di dunia ini gak ada kebodohan yang paling menyakitkan selain menanggung sebuah penyesalan.

Hanya karena menuruti nafsu dan rasa cemburu, Mingyu sampai lepas kendali bahkan melukai Wonwoo. Nyaris dia menorehkan kenangan paling buruk jika saja air mata Wonwoo tidak menyadarkannya, sebab tak lama setelah kejadian memalukan itu rasa bersalah datang menghantam Mingyu.

Sekali lagi sebuah pengandaian datang, andai dia bisa mengontrol emosi, andai dia bisa menahan kemarahan, minimal gak tersentil saat melihat jejak Jeonghan tertinggal di tengkuk indah Wonwoo, mungkin kekasih gelapnya masih ada dalam genggaman tangan dan berada dalam dekapan. Karena setelah tiga hari berlalu, hubungan mereka merenggang, semakin rumit dan tegang.

Yang sebelumnya lengket seolah tak terpisahkan, kini Anarki maupun Arshaka memilih sibuk dengan tugas masing-masing. Lebih tepatnya Mingyu coba mengalah dengan membiarkan Wonwoo hidup bebas bersama anggota lain yakni Jennie dan Hoshi.

Dia ingin menebus rasa bersalah, maka sebisa mungkin Mingyu berikan ruang agar Wonwoo merasa nyaman dan aman. Karena dia sadar kesalahan yang terjadi kemarin adalah yang paling tak termaafkan.

Mingyu berpikir lebih baik dibenci daripada harus hidup tanpa melihat Wonwoo dalam kurun waktu sehari. Dia gak keberatan jika cowok manis itu  menghindarinya. Selama Wonwoo baik-baik saja dan mampu dilihat oleh kedua matanya, Mingyu sudah cukup bahagia.

Seperti sore itu yang mana hawa dan suasana terasa lebih cerah dibandingkan hari sebelumnya. Mingyu memisahkan diri dengan anggota lain yang sibuk di kantor desa melaksanakan lomba cerdas cermat. Dia dan Eunha mendapat amanat untuk menjadi juri lomba gapura.

Satu jam lebih mengelilingi 8 kampung, karena sisa kampung yang lain dipegang oleh Daniel dan Hayoung. Mingyu ditemani perwakilan kelompok KKN kampus sebelah menilai gapura terakhir di kampung yang paling jauh dari posko.

Semangatnya surut, Mingyu kehilangan daya karena belum sempat bertemu sapa dengan Wonwoo yang juga sibuk. Beberapa kali Eunha sampai menyenggol bahunya karena hanya Mingyu yang belum mengisi kolom penilaian. Bahkan motornya nyaris menabrak atau terperosok ke jurang jika tepukan cewek manis itu gak menyadarkannya.

"Yang bener aja sih, Tum! Gue belum kawin masa iya mau mati muda sih? Gak mau ah, pokoknya gue minta turun! Mau jalan kaki aja."

Mingyu menuruti Eunha yang melipir di pos kamling. "Eh buset, jauh tau kalo jalan kaki. Udah sih naik aja, sori gue lagi gak fokus hari ini."

"Halah dusta! Sejak kemaren juga lo udah gak fokus yha! Dikira gue kagak tau apa!"

Mingyu mana bisa nyangkal karena memang begitu nyatanya. Siapapun bisa membaca perubahan yang terjadi pada dirinya, apalagi hubungannya dengan Wonwoo. Bukan satu dua anggota yang menatap penasaran, nyaris semua menanyakan hal yang sama; sebenarnya ada apa dengan Anarki dan Shaka?

Tapi, Mingyu memilih diam dan hal itu pula membungkam rasa penasaran yang lain. Ditambah tuntutan minggu terakhir di desa, puncak acara yang tinggal menghitung hari, maka sudah semestinya mereka fokus melakukan kegiatan alih-alih mengurusi urusan asmara.

Tapi yang namanya manusia, apalagi hati Mingyu yang super labil. Jauh dari kata bahagia, sejujurnya Mingyu menderita dan diserbu harapan tingkat tinggi.

Setiap kali mendengar langkah kaki warga, dia mengharapkan jika itu jejak kaki Wonwoo. Bahkan saat Eunha memanggil seseorang di telepon dan sosok cowok datang beberapa waktu kemudian, Mingyu berharap jika itu Wonwoo.

[✔] KKNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang