Jangan takut, Shaka. Meskipun dunia menentang hubungan kita, gue gak akan melepaskan genggaman. Ayo bahagia, meski dengan cara yang berbeda.
==========
Mungkin di antara kelompok lain, KKN Naga Nyelam 104 adalah kelompok paling beruntung karena mendapat sambutan hangat dari warga. Kedatangan mereka seperti dianggap berharga karena dapat dirasakan adanya ikatan kekeluargaan meskipun dengan tetangga. Bahkan dengan pihak desa sendiri, kelompok mana coba yang dimanjakan oleh Kepala Desa atau Lurahnya jika bukan mereka?
Di usia yang masih muda, Pak Leeteuk Kadir sudah menjadi idola karena jabatannya juga keramahan dirinya. Bahkan saking baiknya, beliau lebih sering berinteraksi dengan anggota KKN.
Beliau tidak membedakan yang mana pekerjaan dan kehidupan sehari-hari, beliau adalah pribadi yang rajin berbagi. Hal itu pula membuat kelompok KKN Naga Nyelam merasa diperhatikan dan serasa di rumah sendiri.
Siang yang cukup terik namun dingin saat itu, anggota dibagi menjadi dua kubu, yakni geng cewek di sekolah dasar untuk membedah perpustakaan, sementara cowok ditambah Jennie karena sedang tidak enak badan memilih berdiam diri di posko.
Mereka mengecat besi untuk dibuat papan plang jalan yang akan dipasang dan disebar di setiap kampung. Papan tersebut selain menjadi penunjuk kampung dan perbatasan wilayah juga menjadi pertanda bahwa desa lokasi KKN siap dilombakan dalam rangka 17 Agustus.
Jika biasanya kegiatan seperti penyuluhan dan seminar menggunakan almamater kebanggaan, kali ini mereka—khususnya cowok berubah menjadi kuli proyek. Kaos belel, celana boxer, dan badan coreng moreng.
Ah, kecuali Arshaka Wonwoo yang terlalu sibuk menjadi mandor bersama Jennie dengan sesekali bermain kucing. Bukan tidak ikut berpartisipasi, hanya saja tugas mereka terjauh dari hal kotor, yakni menggunting kertas berupa nama kampung yang akan digunakan saat pengecetan tahap dua.
Di tengah khusuknya kegiatan, dua sosok muda datang menghampiri mereka. Melihat seberapa antusiasnya Daniel yang langsung melompat kegirangan, nyaris menginjak besi yang catnya masih basah, sudah pasti karena ada si dia dari karang taruna.
"Eh, ada Aa Fahreza uwu, tumben banget berkunjung."
Fahreza Seongwoo ya maksudnya, efek jatuh cinta jadi merubah nama orang begitu aja. Yang dipanggil tersipu malu, mengabaikan sisa manusia yang geleng-geleng kepala karena sudah menduga jika ada sesuatu di antara mereka.
"Ini ada titipan dari Mang Kadir," Seongwoo memberikan sekantung kresek besar berisi jagung. "Kemaren abis panen, enak itu A' buat dibakar malam-malam sambil nemenin diskusi."
Daniel tertawa bahagia, menyambut kresek tapi tangannya malah menyentuh tangan Songwoo sampai keduanya berpandangan lama dan tertawa. Mingyu geli berinisiatif membawa kresek dan menaruhnya di teras.
"Makasih ya A', besok pagi saya mampir ke rumah Pak Lurah. Ada beberapa program yang mau dikonsultasikan."
"Eh, iya, main aja," Seongwoo tersipu karena tindakannya dengan Daniel disadari orang lain. Tapi karena Mingyu juga punya urusan dengan seseorang yang datang bersama Seongwoo tadi memilih menjauh. Meninggalkan dua manusia ini dilanda rasa malu namun bahagia di saat bersamaan.
"Aa Danyil," panggil Seongwoo sembari menoel bisep Daniel yang terpapar karena menggunakan kaos tanpa lengan. Dia mendekatkan diri saat Daniel menatapnya, lalu berbisik. "Yang di kresek merah itu khusus buat Aa, saya pilihkan yang terbaik dan spesial karena pake cinta."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] KKN
Fanfiction[𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙] 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯. 𝘐𝘯𝘪 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘒𝘰𝘳𝘶𝘱𝘴𝘪 𝘒𝘰𝘭𝘶𝘴𝘪 𝘕𝘦𝘱𝘰𝘵𝘪𝘴𝘮𝘦. 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘭𝘢 𝘒𝘶𝘭𝘪𝘢𝘩 𝘒𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘕𝘺𝘢𝘵𝘢. 𝘛𝘢𝘱𝘪, 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘒𝘢𝘭𝘪-𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘕𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶𝘵. 𝘈𝘫𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘯𝘤𝘢𝘳𝘪𝘢�...