[02] I'm feelin' nice and wanna get in my zone

16.9K 2.1K 1.1K
                                    

Aku gak mau terus nuntut kamu, tapi untuk kali ini aja please dengerin aku. Berhenti demo ya? Udah saatnya kamu hidup senormal mahasiswa lainnya.

=======

Mingyu's Pov

"Yang, hapeku bunyi. Lepas dulu ya?"

"Gak mau!"

"Telepon dari Zelo itu, pasti penting."

"Gak. Demo itu gak penting!"

"Ayolah, nanti peluk lagi."

"Diem, Anarki. Hape kamu isinya bakteri, jangan diangkat atau mau aku buang ke empang?"

"Iya, deh iya. Tapi cium ya?"

"Gak mau, bau asap rokok."

"Lah terus ini aku dipelukin biar apa?"

"Biar gak kabur lagi ke jalanan."

Ya, ya, ya, terserah pacar gue ajalah. Eniwei salam kenal semuanya, gue Anarki, Kalandra Mingyu Anarki.

Mahasiswa lain lebih banyak mengenal gue sebagai "Kala" lantaran tingkat kerajinan gue memimpin demonstrasi, padahal setiap memperkenalkan diri selalu pake nama "Mingyu Anarki". Sayangnya banyak mahasiswa yang gak tau, ya gimane mau tau, gue gak pernah masuk kelas kecuali UTS dan UAS.

Hari-hari yang gue habiskan selama kuliah cuma nongkrong di basecamp, pulang shubuh dan sengaja dibablasin buat nginep di sana. Rutin setiap hari kayak gitu sampe nyokap geleng-geleng kepala karena rumah harus sepi tanpa gue menemaninya.

Atau biasanya kalo gue bosen di kampus kadang ngaso di kostan Najma, iya di kostan cowok gue yang sekarang lagi gue pelukin. Tapi kalo yang ini baru gue biasain sekitar beberapa bulan terakhir. Sejak menginjak semester 6, kegiatan sebagai mahasiswa aktivis sengaja gue kurangi.

Meski dalam beberapa kesempatan masih suka curi-curi manja, tapi gak sevokal zaman dulu yang mana gue persis kayak orang kesurupan koar-koar dan sampe bakar ban. Demonstrasi atau unjuk rasa itu mirip karya seni. Gaung suara dan aksi mahasiswa kepada petinggi negara. Kalo gak dimulai dari berisik di emperan kampus, gimana aspirasi mau nyampe ke telinga Yang Mulia?

Ya, itu sedikit cerita di masa lalu. Sebab masih banyak faktor lain kenapa gue harus berhenti dari zona yang sesuai dengan nama Anarki ini. Ibarat kata, terlalu banyak catatan kelam sebagai mahasiswa di hari kemarin, yang mana di semester ini lagi gue coba perbaiki.

Untuk informasi aja, gak enak jadi bulan-bulanan dosen tuh. Gue sering debat sama dosen di beberapa mata kuliah, cuma karena pendapat gak sejalan dengan pikiran mereka sampe dikasih nilai E dong di LHS*.

Syukur kalo dapet nilai C, D, E karena keseringan absen yang dianggap gak memenuhi nilai formatif, lha ini ... cuma karena silang pendapat? Cemen banget itu dosen langsung baper dan ngasih nilai paling busuk, eh sekalinya dikejar malah kabur. Kadang gak semua dosen sepinter titelnya nyet, kalo boleh kasar nih, pengin gue goblok-goblokin aje kalo iye ketemu.

Sebenernya gue bisa bodo amat dan gak peduli dengan kelakuan dosen yang aneh-aneh, tapi gue gak senaif itu untuk menjunjung tinggi ataupun mendewakan idealisme. Gue butuh rekam jejak nilai, ya minimal dianggap 'layak' lah, mesti gak cum laude juga bukan masalah. Toh gue gak sepinter mahasiswa pengabdi beasiswa.

Mungkin sederhananya hal ini gue dedikasikan buat gue sendiri dan keluarga sebagai pembuktian, bahwa di balik bobroknya sebagai mahasiswa, Mingyu Anarki masih punya otak dan harga diri.

"Aku gak mau terus nuntut kamu, tapi untuk kali ini aja please dengerin aku. Berhenti demo ya? Udah saatnya kamu hidup senormal mahasiswa lainnya."

[✔] KKNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang