[Special Episode] #03 : Is this a happy ending for us? (Part 1)

10.1K 953 264
                                    

Just like how it's at a movies, what ever trials may come, I'll overcome anything just to embrace you.”

- 💚💜💚💜💚💜 -

Tengah malam di salah satu kamar hotel, Seungcheol dan Jeonghan nikmati dinginnya udara Jogja. Usai melakukan perjalanan, pasangan yang baru melangsungkan pertunangan beberapa bulan ini nikmati hari terakhir dengan aktivitas masing-masing sebelum esok pagi pulang ke Jakarta.

Sebutlah karena ada suatu urusan, yakni masih ada kaitannya dengan masalah bisnis juga pekerjaan. Seungcheol temani Jeonghan melakukan kunjungan selama dua hari sembari liburan. Ya, niatan awalnya memang healing secara colongan, namun ternyata sampai malam terakhir mereka sama sekali tak temukan waktu yang tepat untuk bermesraan.

Seungcheol frustrasi. Bagaimanapun juga dia harus menyentuh tunangannya malam ini. Kalau tidak ya bahaya, cowok dominan ini akan menyesal seumur hidupnya. Apalagi Jogja adalah salah satu tempat yang cukup meninggalkan beragam cerita. Meski banyak kota lain yang mereka kunjungi, Seungcheol merasa jika malam ini dilarang untuk menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

Dia pun bangkit dari kasur, menghampiri Jeonghan yang sibuk dengan iPadnya di sofa. Risiko memiliki kekasih yang mandiri juga mengayomi, Seungcheol jadi sulit menebar kode karena dia orang paling frontal sendiri. Beda kasusnya dengan Wonwoo, pasti kekasihnya akan selalu dan langsung peka memasang badan berada di garda terdepan.

Kesampingkan akan fakta itu, Seungcheol berjalan mendekat lalu mendaratkan pantatnya di space kosong samping Jeonghan. Dagu jatuh di bahu cowok mantan dominan itu, sedangkan kedua tangan Seungcheol melingkar dan memeluk perut begitu erat. Tidak ada protesan, apalagi saat hidung bangirnya menempel di permukaan kulit leher Jeonghan yang putih dan bersih.

Lantas mengecupnya.

“Nabda?”

Berhasil, berhasil, horeeeee.

Bukannya menjawab, Seungcheol semakin giat mendaratkan kecup-kecup manja di area leher dan pipi. Sementara Jeonghan mulai terganggu, decakan teredam agresivitas Seungcheol yang tak mau berhenti melakukan hal seduktif itu. Bahkan kini, tangan beruratnya dengan nakal menelusup ke dalam kaus pink Jeonghan dan menyingkapnya.

Dasar begundal tampan.

“Main tebak-tebakan yuk?” seringai Seungcheol mengembang melihat pipi Jeonghan tersipu. “Bete nih dicuekin terus dari tadi. Pengen manja-manja sama kamu.”

Ah siap, Siti Badriah kali ah lagi pengin dimanja. Jeonghan pun sepertinya merasakan atmosfer yang sama karena tangan tunangannya terlalu aktif di dalam kaus sana. Menyentuh apapun itu area sensitif sehingga membuat kepala Jeonghan pening seketika. Kelemahan terbesar adalah diteror secara bertubi-tubi oleh kenakalan Seungcheol yang sangat berkuasa.

“G-geli, Nabda. Lepasin dulu tangannya.”

Seungcheol menggeleng seraya mengeluarkan suara imut khas anak kecil yang merajuk. “Main tebak-tebakan dulu, baby. Baru aku lepasin nanti.”

“Oke..., mu-mulai dari lo kalo gitu.”

“Boleh, siap-siap ya.”

Dalam satu gerakan, Seungcheol membawa tubuh Jeonghan agar mereka saling berhadapan. Sengaja meluruskan kaki jenjang sang kekasih agar bertumpu di paha tebalnya. Tentu aja tujuannya untuk memudahkan jika Seungcheol ingin memeluk atau mengecup bibir tipis yang pinkish itu.

[✔] KKNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang