Kala itu artinya matahari. Dan setiap ditatap atau disentuh oleh lo wahai Kalandra Mingyu Anarki, tubuh gue lemah karena terbakar lagi dan lagi.
==========
"Pak ketum, itu buntutnya dilepasin dong. Dari kemaren kayaknya diintilin terus ke mana-mana, emang gak bosen?"
Jennie dengan sepiring seblak di tangan yang masih menguapkan asap, manyun melihat Mingyu yang lagi mepetin Wonwoo. Sementara sosok manusia super uwu yang sedang diperebutkan itu tampak gak terganggu karena sibuk main game.
Pabji geng. P U B G.
Keren ya posko mereka yang lumayan pelosok tapi diberkahi sinyal 4G. Eh, itu juga karena tower yang ada cuma provider 'itu' doang. Dilarang sebut merek ya, nanti menimbulkan pro dan kontra. Maka, konsekuensinya beberapa anggota mendadak ganti kartu perdana untuk sementara.
Kembali pada duo cowok berbeda bentukan badan yang sedang duduk di sofa, Jennie merasa terabaikan mendekat. Menarik tangan Mingyu untuk bangkit dan dibalas tatapan gak mengerti.
"Kenapa sih? Emang gak boleh main sama Shaka?"
"Main sih main tapi gak gitu juga! Lo kayak anak bebek baru netes tau gak?! Ngintilin induknya. Kan kasian baby Shaka."
"Heeeh, sembarangan manggil baby, emang lo siapa?"
Jennie mengangkat alis, menantang Anarki. "Mommynya Dek Shaka lah. Gue memegang kendali masalah konsumsi dan urusan gizinya Dek Shaka, jadi hama harap pergi. Hus hus get out!"
Hama dong katanya. Untung Anarki bukan cowok baperan, meski agak kesal mendengar panggilan Jennie yang menyebut Shakanya 'dek'. Astaga sebentar, Anarki bilang 'Shakanya'? Memang sejak kapan mereka menjalin hubungan? Padahal keduanya masih berstatus punya pasangan.
((Lalu kangkung linglung karena merasa belum pernah membuat adegan deklarasi jadian selain kecup-kecup di bab sebelumnya.))
Tak mau kalah, Mingyu tetap duduk di samping Wonwoo dengan Jennie yang punya inisiatif mendekati cowok manis itu dari sayap kiri yang masih kosong.
"Dek Shaka, mau seblak gak? Mommy Jennie bikinin sesuatu loh buat nyemil di siang hari yang madudu syalala ini."
Wonwoo melirik Jennie dan tersenyum, mengabaikan Mingyu yang cemburu karena dari tadi duduk gak dikasih senyum.
"Makasih Jennie, Shaka makan yah."
"Aaaw, thank you so much baby bala bala Shaka. Mommy Jennie bakalan seneng lagi kalo Shaka mau disuapin. Mau yah?"
Akhirnya, hilang juga kesabaran Mingyu. "Halah, banyak modus emang lo. Mana belaga kinky lagi. Mending siniin deh gue aja yang suapin."
"Wait," Jennie berjengit ketika mangkoknya direbut. "Lo hati-hati dong! Ini kan isi kuah panas kalo tumpah kena kulit mulusnya Dek Shaka gimana? Dasar ketum Anarkis!"
"Iya iya, balik ke dapur gih, bikinin gue kopi. Biar urusan nyuapin Shaka gue aja."
"Hih, emang gue Inem? Ogah ya, bikin sendiri!"
"Jennie Kimberly," Mingyu menatap tajam. "Malam ini lo begadang kerjain rundown buat seminar ekonomi. Dilarang nolak."
Jenie manyun. "Akutu benci kamu, Kowalski! Paling pinter emang ngancemnya!"
"Penguin Madagaskar dong gue?"
Jennie gak peduli dengan Mingyu. "Dek Shaka yang tabah yak, banyak berdo'a karena dideketin manusia super bossy kayak dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] KKN
Fanfic[𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙] 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯. 𝘐𝘯𝘪 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘒𝘰𝘳𝘶𝘱𝘴𝘪 𝘒𝘰𝘭𝘶𝘴𝘪 𝘕𝘦𝘱𝘰𝘵𝘪𝘴𝘮𝘦. 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘭𝘢 𝘒𝘶𝘭𝘪𝘢𝘩 𝘒𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘕𝘺𝘢𝘵𝘢. 𝘛𝘢𝘱𝘪, 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘒𝘢𝘭𝘪-𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘕𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶𝘵. 𝘈𝘫𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘯𝘤𝘢𝘳𝘪𝘢�...