[05] He kissed my lips, I taste your mouth

16.2K 1.8K 597
                                    

Tolong untuk jangan pernah meminta maaf, karena gue tau itu cuma kesalahan. Anggap aja gak ada apa-apa, gak ada yang terjadi di antara kita berdua.

========

Mingyu's Pov

"Mau lagi minumnya?"

Arshaka Wonwoo memilih menggelengkan kepala ketimbang membalas pertanyaan gue dengan suara. Udah dari tadi, sejak kami pulang survey dan sekarang lagi di rumah gue untuk beristirahat dan menginap, Wonwoo bungkam seolah enggan berbicara.

Bukan enggan juga sih, tapi jadi bicara seperlunya aja. Wonwoo seolah menjaga jarak dengan gue. Hal itu yang gue rasakan setelah ciuman sore tadi terjadi. Goblok emang yang namanya Mingyu Anarki, bisa-bisanya kebablasan bahkan sialannya gue gak bisa mengontrol diri.

Gue tenggelam dalam suasana begitu bibir dia terbuka bahkan mengizinkan gue untuk semakin menggila. Ya, tanpa penolakan Wonwoo pasrah saat gue mencium bibirnya di tengah rintik hujan.

Apa sih namanya? Khilaf? Iya, gue khilaf begitu melihat wajah Wonwoo yang memucat. Hati gue mendadak sesak saat cowok manis itu menggigil kedinginan.

Di otak gue saat itu cuma gimana caranya bikin Wonwoo mendapat kehangatan. Gila aja, gue udah diamanatin nyokapnya buat jagain, ya kali gue bodo amat dan membiarkan dia pingsan di desa orang.

Walau di antara banyaknya cara ciuman bukan satu-satunya penyelesaian masalah, tapi setelah bibir kami terlepas wajah Wonwoo memerah. Dia gak sepucat saat sebelumnya kehujanan, dia berhasil gue selamatkan.

"Boleh minjem charger gak? Mau ngehubungin Mama."

Gue tersentak dari lamunan saat mendengar Shaka akhirnya membuka suara, lalu memberikan kabel charger padanya.

"Gue aja yang bilang sekalian minta izin."

Dia menggeleng, lagi dan lagi.

"Gak usah. Gue aja yang bilang dan makasih udah minjemin gue baju, sori gue malah nginep di rumah lo."

Gue tersenyum lembut, ingin rasanya mengelus poni rambut yang menghalangi mata Wonwoo, tapi gue urungkan karena gue gak bisa kayak gini.

Masih syukur Wonwoo mau ngobrol bahkan menerima ajakan gue untuk menginap, coba kalo dia menaruh dendam di dasar hatinya karena gue merebut ciumannya yang bagi gue itu adalah ciuman pertama dan sangat amat perdana.

Sumpah deh, ini ciuman bibir pertama gue. Mau mengumpat aja rasanya karena yang gue cium bukan pacar sendiri, tapi gimana lagi tujuan gue untuk menolong seseorang. Entah sejak kapan gue menyadari perasaan ini, tapi berada di dekat Wonwoo membuat gue bertindak spontan di luar kebiasaan.

Ada aja yang bergerak di luar kuasa, kaya hati misalnya. Gue berulang kali berdebar tanpa alasan saat melihat Wonwoo tersenyum. Kadang hati gue tercubit sakit saat melihat wajah cantiknya yang langsung mengingatkan pada Jeonghan.

Seriously, gue kenapa sih?

Kalo iya jatuh cinta, kenapa di saat gue udah punya orang lain? Seungkwan bahkan menghabiskan waktu 4 tahun berpacaran dengan gue, sementara mengenal Wonwoo kurang dari waktu sebulan.

Ini gak benar, kan?

Yang masih gue gak paham, kenapa gue selalu diliputi perasaan gak tega untuk membiarkan Wonwoo sendiri? Maksudnya, selalu ada hasrat ingin melindungi. Bagai sesuatu yang paling rapuh, gue melihat sosok Arshaka Wonwoo seperti itu.

Seperti sekarang aja, setelah pulang survey tadi gue langsung menawarkan diri atau malah memaksanya buat nginap di rumah. Bukan berarti gue gak mau nganterin dia pulang, tapi gue punya tanggung jawab.

[✔] KKNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang