[01] You've got a bad reputation in my neighbourhood

31K 2.5K 1.3K
                                    

Kenapa? Kamu bisa cerita kapan aja, Shaka. Kamu punya aku untuk menumpahkan segalanya.

===========

Wonwoo's Pov

"Bajigur! Ngapa gue dapetnya Bogor sih? Mana Jasinga banget lagi!"

"Wakakaka mampus, gue dong di Leuwiliang."

"Ciyeee nax Bogor, gue dong di Cisauk. Masih jadi nax Tangsel."

"Ebuset, lo mau KKN atau nginep doang di Cisauk? Bukannya ngadain kegiatan, gue curiga kelompok lo malah nongkrong di mall."

"Berisik banget sih lo pade. Pasti kagak ada yang segreget gue kan? Nih liat!"

"Mamamia kampretos! KKN di Bangka Belitung lo mau ngapain, malih? Nyari jodoh?"

"Eeeh, serah gue yha. Yang penting skala nasional."

"Gosah sombong lo, bhambhanx. Gue yang di Malaysia aje nyante."

"Anjir ketemu si Jarjit dong!!!"

Dan bla bla bla.

Kurang lebih kayak gitulah suasana di lantai 5 perpustakaan utama tempat gue membaca. Iya, awalnya doang bisa baca dalam keadaan tenang, sebab sejak file berekstensi .pdf yang isinya pengumuman lokasi dan anggota KKN disebar massal via grup chat angkatan, perpustakaan seolah hilang kenyamanan.

Gue gak menyalahkan euforia tersebut karena gue pun merasakan hal yang sama. Terkejut tentu aja, tapi lebih gak nyangka karena 'masa' yang katanya wajib dinikmati sebelum menghadapi drama skripsi oleh mahasiswa tua akhirnya menyapa.

KKN sendiri singkatan dari Kuliah, Kerja, Nyata, yakni sebuah program pengabdian kepada masyarakat yang diadakan oleh lembaga bernama PPM* sebagai manifestasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Secara formal tujuannya untuk memberdayakan mahasiswa agar ilmu yang didapat saat kuliah diimplementasikan di lapangan.

Tapi faktanya, ada banyak rumor yang beredar mengenai KKN. Bukan sekali dua kali gue mendengar versi berbeda dari sudut pandang pemikiran yang berbeda pula. Yang pasti, perkara KKN ini harus gue hadapi sebagai mahasiswa semester 6 yang katanya udah gak 'muda' lagi.

Mana bobotnya 3 sampe 4 sks**.

Kalo gak lulus wajib ngulang lagi tahun depan.

Duh, ingin berkata kasar aja rasanya.

"Bangsyat!"

Bukan, yang barusan cursing bukan gue. Yakali baru nawaitu udah tercetus aja, mulut gue gak semultifungsi itu ya. Lagi pula kalo iya gue ketauan mengumpat bakal dijewer Mama, bahkan mungkin dicoret dari kartu keluarga. Silakan deh kalian mau tertawa juga tapi emang begitu faktanya;

Kalo gue anak Mama.

Yha, masa anak tetangga.

"Gue heran, gak di kampus gak di rumah, kenapa ketemunya lo lagi sih? PPM dendam apa gimana naro gue di kelompok yang sama dengan lo, ha? Bangsyul emang!"

Biar gue kenalin, nama cowok yang mengumpat ini adalah Hoshi. Teman seperjuangan gue saat UASBN dulu. Iya, dia berjuang buat nyontek, sementara gue berjuang untuk gak nyontekin dia. Dikarenakan khilaf, kami berteman sampe sekarang, dari dulu rekam jejak kami selalu satu sekolahan meski harus beda jurusan.

[✔] KKNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang