[04] Where did the time go? I wished the hours would go slow

15.6K 1.9K 921
                                    

Tenang, tante, Shaka pasti aman kok sama saya. Segera setelah survey selesai, saya antar Shaka pulang ke rumah dalam keadaan baik-baik aja.

=========

Ada sesuatu yang menginterupsi fokus Mingyu.

Bahkan makan malam rutinnya dengan Seungkwan terganggu karena cowok berkulit eksotis itu lebih banyak diam. Mengaduk nasi goreng pun seperti kehilangan nafsu makan, sangat berbanding terbalik dengan Mingyu di hari biasanya yang bisa menghabiskan berpiring-piring dan berpanci-panci makanan.

"Yang, kamu kan sering bilang jangan buang-buang makanan. Dari tadi diaduk mulu malah mubazir ih, dimakan dong, sayang tau udah dibeli."

"Gak laper masa," Mingyu meneguk air putih, melihatnya Seungkwan geleng-geleng kepala tak mengerti lalu melanjutkan santapan soto mi bogor yang tertunda tadi.

Mingyu sepertinya tau kenapa dia seperti ini. Setelah mendengar cowok bernama Jeonghan menyebut kata "calon tunangan", rasanya ada sesuatu mengganggu dada Mingyu. Berdetak tak keruan, lebih ke detak gak nyaman.

Dia kira Arshaka Wonwoo masih jomblo gitu, kan. Tapi ternyata udah ada calon pasangan, eh parahnya malah tunangan.

Kalo begini sih, apa bedanya dengan diri dia sendiri? Mereka sama-sama memiliki pacar dan harusnya Mingyu bersikap biasa aja bukan malah kepikiran kayak gini.

Kalo begini sih, apa bedanya dengan diri dia sendiri? Mereka sama-sama memiliki pacar dan harusnya Mingyu bersikap biasa aja bukan malah kepikiran kayak gini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Digeleng pelan kepala yang pening, lalu Mingyu mulai menyantap sendok demi sendok nasi goreng. Mengunyahnya cepat, berharap perasaan aneh ini segera lenyap.

Sangat bukan Mingyu Anarki sekali memikirkan hal di luar urusannya. Memang benar, kan? Wonwoo cuma teman sekelompok KKN, bukan siapa-siapa. Lantas kenapa saat tau cowok itu sudah memiliki kekasih Mingyu harus sekecewa ini?

Merasa salah, dia coba usir sekali lagi dengan menatap Seungkwan yang sedang makan. Pipi yang menggembung lucu saat mengunyah membuat Mingyu kembali pada kesadaran bahwa dia tidak boleh seperti ini.

Shaka itu cuma teman, Anarki! Ayolah, tau diri!

"Yang, ngeri ih jangan namparin muka. Emang gak sakit? Lagi mikirin apa?"

"Gak ada kok, hehe," Mingyu menghapus sisa kecap di bawah bibir Seungkwan. "Kamu tuh ya, bisa gak sih makannya jangan berantakan gini?"

"Abis enak, aku mau nambah lagi, boleh?"

"Katanya mau diet?"

"Hnggg," Seungkwan ketar-ketir. "Besok aja deh, aku me time dulu malam ini makannya banyak. Baru diet lagi."

"Emang kenapa kalo kurus? Udah pas begini juga bentuk ukurannya."

"Begini gimana? Gembrot iya! Cukup beban hidup aja yang berat, badanku jangan ikutan."

"Yang penting bahagia, kan? Emang kamu gak bahagia pacaran sama Kalandra Mingyu Anarki yang terima kamu apa adanya ini?"

Seungkwan manyun dua senti. "Bahagia lah! Tapi aku juga pengin bikin kamu seneng kali. Kalo kurus kan ban motor kamu aman. Gak bakalan bolak-balik ke bengkel lagi."

[✔] KKNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang