Lo punya hak untuk menghindar, gue cuma memberikan ruang agar lo merasa lebih nyaman.
==========
"Gimana dek rasanya ciuman sama Keanu?"
Jus mangga yang disiapkan Mama Hyosung nyaris menyembur jika saja Wonwoo tak segera membekap mulut. Nahas, tak sesuai dengan apa yang diprediksi, cowok manis itu malah berakhir tersedak hebat. Mengundang raut khawatir dari Seungcheol yang tak menyangka akan mendapat respons cukup drama dari adiknya.
"Eeeet, gimana sih kok malah keselek? Minum nih minum."
Wonwoo menerima gelas berisi air putih pemberian Seungcheol. Dengan mata memerah dan berkaca-kaca, diteguknya perlahan.
"Udah?" Seungcheol prihatin mengambil tissue dan membantu membersihkan mulut Wonwoo. "Nih hapus sendiri, untung gak nyembur ke gue."
"Nyesel gue gak nyemburin ke lo."
"Jangan jadi pendendam elaaah, gue cuma nanya ciuman, belum juga ke yang lainnya. Jadi, gimane? Enak gak bibirnya Keanu?"
Wonwoo mendadak kesal. "Apaan sih? Gak sopan tau nanyanya."
"Pasti biasa aja, ciuman Keanu gak asyik, kan? Sudah gue duga."
Kalo Seungcheol bukan kakaknya, pasti tangan Wonwoo yang gatal sudah mendaratkan pukulan maut. Lagi-lagi dikarenakan didikan orang tua untuk menjadi cowok gentle dan pemaaf, Wonwoo tidak terbiasa dan paling anti main kekerasan.
Mending juga dia pergi meninggalkan Seungcheol yang sibuk mengunyah keripik, tapi tangan cowok kekar itu lebih dulu menahannya agar tak pergi ke mana-mana dan kembali duduk di kursi.
"Baperan ih, gue nanya baik-baik padahal."
"Gue juga punya hak buat gak jawab, kan? Lagian abang gak sopan banget ngintipin kamar orang, menganggu privasi tau gak!"
"Anjay privasi," Seungcheol menahan tawa. "Gue gak sengaja dek, pintu kamar lo kebuka dikit. Pas gue liat ternyata ada yang lagi beraksi di kasur. Gue kepo doang sama Jeonghan, kok lo mau sih dicium sama dia? Dia kan amatiran, belum seprofesional gue."
Wonwoo rolling eyes. Bosan menghadapi hal seperti ini karena Seungcheol memang selalu cari gara-gara dengan dia. Selalu ada cara untuk mengulik informasi mengenai kekasihnya. Ya, kalaupun Wonwoo bisa menebak itu dikarenakan hubungan mereka yang mendadak ada jarak.
Wonwoo gak mau ikut campur di dalamnya, karena balik lagi itu bukan urusan dia. Setiap nama Nabda atau Seungcheol disebut, Jeonghan pasti memasang ekspresi ingin berperang.
Wajar kalo dia berpikir jika kekasihnya enggan membahas segala hal mengenai Seungcheol. Entah apa yang terjadi di masa lalu, yang pasti eksistensi Wonwoo bukanlah sebagai saksi dalam kasus itu.
"Kak Jeonghan gak amatiran. Dia lebih tau cara memperlakukan pacar timbang abang yang justru nyakitin mantan."
Halah, pake acara diingetin pula. Seungcheol yang baru taubat jadi playboy kan merasa malu-malu dugong. Sejak berkonflik dengan Jeonghan, dia udah memutuskan untuk berhenti menjadi pemain wanita. Sebab hal itu pula yang membuat pertemanan mereka di zaman dulu lengket bak dilumuri lem super menjadi berjauhan.
"Gue gak sejahat itu, dek. Lo harusnya bantuin gue untuk mendekatkan kami kembali, bukan malah ngompor-ngomporin. Emang gak bosen liat gue berantem terus sama dia sampe kalian sah tunangan?"
Hati Wonwoo tertegun mendengar kata tunangan. Meskipun baru sebatas rencana, karena Jeonghan sibuk mengurusi restonya yang masih dalam proses, tetap saja Wonwoo merasa ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] KKN
Fanfiction[𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙] 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯. 𝘐𝘯𝘪 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘒𝘰𝘳𝘶𝘱𝘴𝘪 𝘒𝘰𝘭𝘶𝘴𝘪 𝘕𝘦𝘱𝘰𝘵𝘪𝘴𝘮𝘦. 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘭𝘢 𝘒𝘶𝘭𝘪𝘢𝘩 𝘒𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘕𝘺𝘢𝘵𝘢. 𝘛𝘢𝘱𝘪, 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘒𝘢𝘭𝘪-𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘕𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶𝘵. 𝘈𝘫𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘯𝘤𝘢𝘳𝘪𝘢�...