Tapi sayangnya gue gak bisa, lebih tepatnya Shaka gak akan suka. Beruntung Keanu gak tau masalah kalian, mungkin kalo iya, lo bakalan babak belur di tangan dia.
==========
“Sayangku, ambilin minum dong. Babang haus nih.”
“Lo punya kaki, Nabda. Ambil sendiri.”
“Gak mau ah. Maunya diambilin aja. Ayo dong, baby Kean. Gak kasian ya liat Babang gantengnya kehausan?”
“Gak.”
“Nanti mati dehidrasi loh, tega ih.”
“Biarin.”
“Serius? Kalo aku beneran mati, kita gak akan ketemu lagi.”
“Baguslah kalo gitu.”
“KOK....jahat?”
“Makasih.”
Seungcheol mengelus dada sabar saat menghadapi dan mendengar kalimat super kejam dari Jeonghan. Meskipun hubungan keduanya sudah berangsur membaik, mantan kekasih adiknya yang sebentar lagi akan menjadi tunangannya itu masih aja bersikap galak.
Wajarlah yak, namanya juga masa transisi. Hubungan mereka masih membutuhkan banyak praktek untuk semakin terbiasa, mungkin bagi Jeonghan, karena untuk Seungcheol kedekatan yang terjalin sekarang adalah lanjutan dari pertemanan di masa lalu. Sehingga dia tidak perlu merasa canggung ataupun malu.
Meski pada faktanya Seungcheol harus berusaha ekstra untuk membuat cowok yang dicintai mau jujur akan perasaannya. Tapi, dia gak masalah. Karena dalam beberapa kesempatan, Jeonghan bisa berubah menjadi seperti yang dia harapkan. Hanya perlu menghadapinya dengan kesabaran.
Dan jangan lupa, tetap tersenyum tampan.
“Aduh, langsung bangun dong sayangnya aku. Berubah pikiran ya? Mau ambilin Bang Nabda minum ya?”
Jeonghan menatap tajam. Seperti muak dengan sifat narsis cowok yang tanpa sadar mulai menjajaki hati dan pikirannya. “Jangan kepedean deh, gue mau ketemu Shaka.”
“Loh kok Shaka? Pacarnya lagi di sini juga. Sampe kapan kamu mau terjebak di dunia mantan, hm?”
“Shaka masih sakit. Kalo lo keberatan ya udah, gak usah pacaran sama gue.”
Memang cuma Jeonghan yang bisa bikin Seungcheol si mantan pecinta dan pemain wanita menjadi lemah dan tunduk begitu aja. Ya, gimana sih, kepalang sayang. Perjuangan untuk sampe ke tahap ini aja dibutuhkan banyak pengorbanan, salah satunya perasaan.
Lagi pula Seungcheol tau kok jika adiknya gak akan kembali meskipun tangan Jeonghan terbuka lebar. Dia tau sikap batu Wonwoo yang lebih memilih terluka lebih dalam setelah menentukan keputusan.
Jeonghan benar-benar pergi, Seungcheol mendengus sabar dan menatap langit-langit kamar. Bukan kesal karena perhatian Jeonghan masih mengalir deras pada Wonwoo, tapi dia khawatir dengan perubahan drastis melanda adiknya.
Apalagi sejak dia pulang dari Bandung, setelah mendengar penjelasan sang Mama mengenai kunjungan Mingyu. Secara garis besar, Seungcheol dapat mengorelasikan jika Wonwoo sakit karena tersandung masalah dengan cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] KKN
Fanfiction[𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙] 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯. 𝘐𝘯𝘪 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘒𝘰𝘳𝘶𝘱𝘴𝘪 𝘒𝘰𝘭𝘶𝘴𝘪 𝘕𝘦𝘱𝘰𝘵𝘪𝘴𝘮𝘦. 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘭𝘢 𝘒𝘶𝘭𝘪𝘢𝘩 𝘒𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘕𝘺𝘢𝘵𝘢. 𝘛𝘢𝘱𝘪, 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘒𝘢𝘭𝘪-𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘕𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶𝘵. 𝘈𝘫𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘯𝘤𝘢𝘳𝘪𝘢�...