3 hari kemudian..
Kejadian di Funlane itu sungguh membekas, dua sejoli itu masih dalam pendiriannya masing-masing. Tegur sapa? jangankan itu, menyebut namanya saja enggan mereka lakukan. Pernah sekali mereka tak sengaja bertemu di suatu mall, tapi bukannya saling minta maaf, dua insan itu malah acuh tak acuh dan bahkan lebih menunjukkan ekspresi kebenciannya.
Kediaman mr. Andrew
"Nav.. ayo bangun sudah pagi!"
Mr. Andrew terus berusaha membangunkan putrinya yang sedaritadi masih berselancar dalam bunga tidurnya namun tak selang beberapa lama navya terbangun tapi dengan keadaan kacau. Ia seketika terengah-engah dan tampak sangat cemas.
"Navya ada apa? mimpi buruk?" tanya mr. Andrew mengelus punggung navya.
"Papa.." navya langsung memeluk mr. Andrew dengan erat seraya menangis.
Itu membuat mr. Andrew khawatir sebenarnya apa yang dimimpikan putrinya hingga membuat navya seperti ini? pikirnya. Lantas mr. Andrew segera mengambil segelas air diatas nakas dan memberikannya pada navya.
"Navya, sayang tenang itu hanya mimpi" kata mr. Andrew mengelus puncak kepala navya.
"Papa.. aku takut!" ucapnya terisak dengan tangisnya.
"Jangan khawatir semua baik-baik saja, sebaiknya kamu cepat turun kita sarapan sama-sama ok!" ujar mr. Andrew seraya menghapus air mata navya.
Skip..
Dentingan suara sendok mendominasi meja makan saat itu. Navya terus menyantap makanannya meskipun terkadang ia masih memikirkan kejadian di mimpinya tadi, itu sungguh seperti nyata.
***
"Papa! aku akan keluar beli daging, daging di kulkas udah habis" pamit navya seraya menenteng tas selempangnya.
"Ga usah, kamu istirahat aja di rumah nanti papa yang beli" kata mr. Andrew.
"Gapapa pa, aku juga sekalian mau beli skincare" ucap navya melihat mr. Andrew masih berkutat dengan laptop di hadapannya.
"Oke kalau gitu papa temenin kamu!" ucap mr. Andrew mulai menutup laptopnya dan beranjak dari duduknya.
Saat ingin mengambil kunci mobil tiba-tiba ponsel mr. Andrew berdering, sigap! ia mengangkatnya, oh wow! itu telpon dari salah satu sekretarisnya dan itu membuat mr. Andrew tak bisa mengantar putrinya karna sebuah urusan penting yang harus segera diselesaikan.
"Yaudah papa urus aja pekerjaan papa dulu! navya gapapa kok pergi sendiri" ucap navya.
"Janji kamu harus hati-hati" pesan mr. Andrew.
"Iya papa"
***
Setelah cukup berbelanja, navya berjalan keluar dari arah supermarket dengan menenteng dua keresek besar yang penuh bahan makanan. Sesekali ia celingak-celinguk memerhatikan jalan raya untuk mencari taxi.
"Astaga, kota macam apa ini? ini sudah hampir satu jam, taxi ayolah! dimana kalian?" gerutu navya berharap sebuah taxi menghampirinya.
Waktu terus berjalan, terik matahari mulai mengengat kulit putihnya, jujur kali ini ia menyesal tidak menuruti kata mr. Andrew.
5 menit kemudian, datang sebuah mobil sport dengan kap putih mengilap berhenti tepat didepannya membuatnya sejenak terkagum, Okay! itu mobil yang cukup menawan. Andai didalamnya terdapat pangeran yang akan menyelamatkannya dari siratan terik matahari ini, mungkin ia bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi cinderella dalam satu malam, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Love YOU and ME
RandomIDOLA! Kata yang tak asing lagi bagi telinga, semua orang pasti mengenalnya atau bahkan memiliki itu. Sosok yang menjadi satu alasan kita untuk bisa tertawa dan bahagia. Namun apa jadinya jika IDOLA yang selama ini kita banggakan ternyata menyimpan...