Segala sesuatu yang datang pasti akan pergi, setiap kali ada orang yang baru pasti akan ada orang yang ditinggalkan ataupun meninggalkan. Mungkin seperti itulah cara dunia bekerja. Bahwasanya tidak akan ada yang kekal abadi di dunia ini, selain yang memberi kita kehidupan.
Lucy sudah tiba di Batam beberapa menit yang lalu. Meninggalkan kedua orangtuanya yang justru tampak bahagia melihat kepergian dirinya. Tidak seperti Lucy yang seperti enggan untuk pergi.Aland menjemputnya kerumah dan bersama-sama berangkat ke bandara. Berbarengan dengan kedua orangtua Aland yang akan terbang ke Jakarta saat itu juga. Lucy merasa seolah dirinya memang benar-benar telah berada di lingkungan keluarga tersebut. Sehingga tidak ada rasa canggung sedikitpun meskipun Lucy belum sah menjadi bagian dari keluarga Aland. Namun keluarga Aland yang menyambutnya dengan baik, membuat hati Lucy merasa sedikit lega dan bahagia secara bersamaan.
Setibanya mereka di Batam, Aland langsung mengajak Lucy ke apartemen agar Lucy bisa langsung istirahat di sana. Sepertinya Lucy kurang tidur semalam, karena matanya tampak berkantung dan gelap. Aland membantu Lucy mengeluarkan barang-barang mereka lalu membawanya masuk ke dalam apartemen.
Lift membawa mereka ke unit apartemen Aland di lantai tujuh. Begitu sampai di depan pintu unit apartemen, Aland membantu Lucy untuk membuka pintu unit apartemen yang akan Lucy tempati selama di sana. Aland membaritahukan password apartemen tersebut dan Lucy bisa menggantinya kapanpun jika dia mau.
“Akan aku bantu kau masuk kedalam dan menaruh barang-barangmu.” Kata Aland sambil membawa koper Lucy masuk kedalam. “Jadi ini adalah apartemen yang bisa kamu tempati selama di sini. Di sini ada tiga kamar, dua diantaranya memiliki kamar mandi di dalam. Sementara satu kamar dijadikan perpustaan mini oleh daddy. Kamu bisa menggunakan kamar yang manapun sesuai keinginan kamu. Aku tinggalkan kamu beristirah di sini Lucy. Jika kau butuh apa-apa, kau bisa memanggilku. Aku ada di seberang sana.” Kata Aland panjang lebar.
Lucy mengangguk paham. “Terima kasih Aland.”
Aland mengangguk dan tersenyum manis. Senyumnya tulus, bukan senyum dengan seringaian licik seperti biasanya. Aland keluar dari dalam sana dan menuju ke apartemen yang sudah ia tinggali beberapa tahun belakangan ini.
Setelah Aland menghilang dari pandangannya, Lucy mulai menyusuri setiap ruangan di apatement tersebut. Sekarang dia akan tinggal di apartemen sedirian lagi seperti waktu dia kuliah dulu. Mengupayakan segalanya sendiri, membuat makanan sendiri. Hanya bedanya sekarang ada Aland yang bersamanya meski hanya terbelah antara dua pintu dan lorong.
Lucy memeriksa kamar yang ada di sana. Aland bilang ada dua pilihan kamar yang bisa dipakai, karena satu kamar lagi sudah di sulap menjadi perpustaan mini. Lucy tidak terlalu banyak memilih, karena dia langsung menempati kamar pertama yang ia buka.
Lucy cukup mengagumi apartemen ini. Cukup minimalis namun terkesan sangat indah baginya. Semua ruangan di apartemen ini di dominasi dengan warna coklat yang membuat matanya tidak sakit oleh warna mencolok. Lucy memang menyukai warna coklat yang melambangkan kesederhanaan. Walau pada realitanya, hidupnya jauh dari kata sederhana dan dia sangat bersyukur akan hal itu. Seluruh koper langsung di bawanya masuk ke dalam kamar. Tanpa pikir panjang Lucy langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan tertidur pulas begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny (COMPLETE)
RomanceJodoh merupakan seseorang yang diciptakan oleh Tuhan sebagai pemilik sebagian dari jiwa manusia. Jodoh juga merupakan seseorang yang berada jauh lebih dekat bahkan dari urat nadi kita sendiri. Namun apa jadinya jika jodoh Lucy adalah seorang pria ya...