BAB 15 DON’T SHOUT TO ME
Aland baru saja bangun tidur dan mendapati dirinya tengah berada di dalam kamar hotel. Dia baru saja siuman setelah dua jam tertidur dan melupakan acara rapat yang harusnya ia hadiri. Aland menegakkan tubuhnya, melihat kesekeliling hotel tersebut untuk memastikan beredaan Evelyne. Namun kamarnya kosong dan hanya ada dirinya saja. Aland melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan hampir pukul empat sore.
Pikirannya sungguh sangat kacau saat ini, bisa-bisanya ia tiba-tiba tertidur di sana saat Evelyne sedang bersamanya. Dan dengan mudahnya melupakan meeting di siang hari ini, padahal Lucy sudah mengatakan padanya dengan cukup jelas, jika siang ini jam dua ada rapat yang harus ia hadiri.
Aland menegakkan tubuhnya untuk mengenakan kembali sepatunya, lalu berdiri dan langsung menyambar jas di sampingnya. Aland menoleh sebentar sebelum keluar dari pintu, namun Evelyne masih belum kembali, entah ia pergi kemana. Aland kembali ke tempat tidur untuk mencari sebuah buku memo di sana. Ia menuliskan sebuah pemberitahuan untuk Evelyne jika dirinya kembali ke kantor. Selanjutnya Aland langsung pergi dari hotel tergesa-gesa.
Aland memacukan mobilnya dengan cukup cepat agar ia segera sampai di kantor. Meskipun percuma saja andai kata dia tetap kembali buru-buru datang ke kantor, acara pertemuannya pasti sudah selesai atau bisa saja berita terburuknya malah rapat dibatalkan.
Sesampainya di halaman kantor, Aland melihat ada beberapa orang yang diketahuinya sebagai anggota dewan direksi berhamburan keluar dari dalam kantornya. Tanpa menunggu lama, Aland langsung turun dari mobil berlari menuju keruang meeting.
Aland langsung berhadapan dengan Diandra setelah tiba di ambang pintu ruang meeting, beliau berdiri dengan gelisah karena terlihat meremas-remas tangannya sendiri. Aland melesat untuk menghampiri Diandra untuk menanyakan acara meetingnya. “Mom, acara rapatnya sudah seleasai? Apa semuanya baik-baik saja atau malah rapat dibatalkan?.” Tanya Aland pada Diandra.
“Tentu saja.” Jawab Diandra ambigu di samping rasa cemas. Dengan mata yang menatap ke dalam ruangan dan mendapati Lucy berdiri gusar.
Aland mengikuti arah pandang Diandra yang tertuju kedalam ruangan. Aland menemukan wanita yang dicintainya di sana, berhadapan dengan seseorang yang tampak tidak asing di matanya. Aland memperhatikan Lucy yang memegang sebuah laptop di tangannya, dengan tatapan marah kepada orang di depannya tersebut.Aland menghampiri pria dihadapan Lucy dengan rahang mengetat, menahan amarah karena pria itu dengan kurang ajar telah menyentuh Lucynya. “Biarkan Miss Lucy keluar sir.” Teriaknya pada pria yang masih berusaha menggoda Lucy.
Pria itu kemudian berbalik dengan tatapan menghunus pada Aland. Sedetik kemudian tatapannya melunak merubah ekspresi wajahnya menampakkan senyuman sinis. “Ohh.. Hello sir Aland. Apa kabar anda hari ini?Apakah kejang perut anda sudah baik-baik saja?” Basa-basi pria yang Aland kenal dengan nama Rafael.
Tatapan Aland memicing tajam. Namun di sela tatapan garangnya, Aland memikirkan apa yang baru saja di dengar. Keram perut? Apakah itu alasan yang Lucy gunakan untuk dikemukakan kepada semua orang? Dia tidak bisa hadir dalam rapat karena keram perut? Apakah wanitu itu tidak bisa memikirkan alasan yang lebih kreatif? Pikir Aland.
Rahang kokoh Aland masih kaku menampakkan otot-otot perkasanya di sana. “Jika urusan anda di sini sudah selesai, sebaiknya anda segera keluar dari ruangan ini tuan!” Aland masih menahan amarah saat mengucapkannya.
“Keep calm sir. Aku hanya ingin berkenalan saja dengan sekretaris anda yang luar biasa cerdas ini. Didikan anda padanya sangat luar biasa. Bagaimana bisa seorang tuan putri dari keluarga Addison bisa bekerja dengan anda?” Ucap Rafael sinis namun masih menampakkan senyumnya yang justru semakin terlihat menyebalkan. Rafael memancing reaksi Aland dengan sengaja membuatnya marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny (COMPLETE)
RomanceJodoh merupakan seseorang yang diciptakan oleh Tuhan sebagai pemilik sebagian dari jiwa manusia. Jodoh juga merupakan seseorang yang berada jauh lebih dekat bahkan dari urat nadi kita sendiri. Namun apa jadinya jika jodoh Lucy adalah seorang pria ya...