BAB 32 I'LL BE BRAVE

2.7K 86 0
                                    

BAB 32 I’LL BE BRAVE

Total 3 jam aku nulis part ini sambil dengerin New Empire – A Little Braver sampai diulang-ulang biar pas bikin part ini. Gitulah caraku menulis jika itu terinspirasi dari sebuah lagu. Kudu dengerin terus...

Enjoy....

🍁🍁🍁

Kalimat Billy Addison saat melayangkan sebuah ultimatum kepada ayahnya Lewis Adamson, tentang pembatalan perjodohannya dengan Lucy masih terngiang jelas di telinga Aland. Ekspresi berang dan kekecewaan Billy Addison juga masih jelas tergambar dalam benak pikirannya. Bagaimana ayah Lucy marah dengan kilatan mata menajam juga kalimat dingin yang terucap dari setiap kata-katanya.

Lucy sudah mencaci maki dirinya, tentu saja itu meninggalkan dampak buruk bagi perasaan seorang Aland seakan menciut. Oleh karenanya, Aland hanya mampu berdiam diri tatkala Billy memutuskan perjodohan mereka. Aland hanya tidak tahu harus bersikap seperti apa untuk menanggapinya. Di mata Lucy, dia hanyalah seorang bajingan dengan kesalahan fatal yang tidak dapat diampuni. Lantas langkah apa yang harus diambilnya jika Lucy saja sudah tidak mau menerima ataupun melihat kerah dirinya.

Dengan hati yang semakin memberat dengan segala tanda tanya yang tak kunjung terungkap, Aland memperhatikan foto-foto dan bukti tes DNA yang di dapatkan ayahnya secara seksama. Dia masih belum tahu apa yang akan dilakukannya dengan bukti-bukti tersebut. Untuk menunjukkannya kepada Lucy saja dirinya seakan tidak mampu. Sebenarnya dia belum begitu yakin untuk kembali berhadapan dengan Lucy.

Sampai pada akhirnya, kebingungan dan kegelisahan itu pudar ketika...

“Kau masih saja mengamati foto-foto itu dan belum bertindak apa-apa, Aland?” tanya seorang wanita paruh baya yang sudah dianggapnya ibu kedua itu dengan suara lembut.

“Kau masih saja mengamati foto-foto itu dan belum bertindak apa-apa, Aland?” tanya seorang wanita paruh baya yang sudah dianggapnya ibu kedua itu dengan suara lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Aland tengah berada di kantornya yang ada di Batam. Dia sudah kembali bekerja selama tiga hari semenjak Billy Addison menyambangi rumahnya dan marah kemudian memutuskan perjodohannya.

Aland memutar kursi kebesarannya ketika suara Diandra membuyarkan lamunannya bersama foto-foto Rafael dan Evelyne yang masih berada di tangannya. Aland hanya melihat kearah wanita itu dan melempar apa yang baru saja digenggamnya begitu saja di atas meja. Kemudian ia mengacak rambutnya sendiri sampai ke wajahnya yang nampak kusut.

“Bolehkan wanita tua ini memberikan saran padamu?” tanya Diandra kembali seiring langkahnya dalam mendekati Aland dan duduk di seberang meja kerjanya.

Yah... Memang sebuah solusi dan jalan keluar yang dibutuhkan Aland saat ini. “Kapan aku selalu menolak untuk mendengarkanmu mom?” jawab Aland membetulkan posisi duduknya.

You Are My Destiny (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang