BAB 24 FROM THE BOTTOM OF MY BROKEND HEART

2.2K 82 1
                                    

BAB 24
FROM THE BOTTOM OF MY BROKEND HEART

Suara teriakan orang dan suara seperti benda terjatuh mengganggu konsentrasi memasak Lucy. Dia tengah memasak makanan yang diinginkan oleh Aland. Memotong daging ayam menjadi potongan kecil, dan beberapa sayuran lain sebagai pelengkap.

Tetapi suara gaduh yang terdengar dari arah luar pintu unit apartemennya membuat ia kehilangan fokus memasaknya. Jika terjadi sebuah keributan di lantai unitnya, tentu itu hanya akan di lakukan oleh Aland. Sebab lantai unit apartemen yang ia tempati hanya terdiri dari dua pintu. Yaitu unitnya dan unit Aland, tidak ada yang lain.

Tak ingin hanya berdiam diri dengan rasa penasarannya, Lucy melepas appron memasaknya kemudian keluar untuk mengecek siapa yang membuat keributan di luar sana. Lucy sangat terkejut saat melihat Aland terbaring di lantai dengan luka lebam di sudut bibirnya. Ia tidak bisa keluar dari unitnya, dan hanya melihat dari celah atau lubang yang terdapat pada pintu. Dengan membungkam mulutnya agar tidak mengeluarkan suara mengumpatnya.

Samar-samar Lucy mencuri dengar apa yang sedang mereka katakan. Dengan seksama dan penuh dengan rasa penasaran. Lucy menempelkan telinganya pada pintu supaya ia dapat mendengar dengan jelas apa yang Aland dan sahabatnya itu perdebatkan.

Namun keputusannya itu merupakan suatu kebodohan karena kemudian, dia harus mendengar sesuatu yang tidak semestinya ia dengar. Yaitu, Aland yang menghamili adik sepupu dari Juan.

Jika ada yang bisa menggambarkan bagaimana perasaan Lucy saat ini, maka ia akan menggambarkannya seperti Nagasaki dan Hiroshima yang di bombardir dengan bom atom.

Kedengarannya memang hiperbola, tapi memang begitulah perasaan Lucy saat ini. Dia baru saja bisa mencintai pria yang akan dijodohkan dengannya, setelah beberapa usaha yang pria itu lakukan untuk menarik perhatiannya.

Dan di saat perasaan itu mulai tumbuh, ia harus mendapati kenyataan tentang pria yang kini sudah dapat Lucy cintai malah menghamili wanita lain. Lantas kata apa yang cukup untuk menggambarkan suasana hatinya saat ini?

Dia sudah tidak dapat mendengar lebih banyak atau hatinya akan rapuh, hancur tak berbekas layaknya serpihan gelas. Masih dengan posisinya yang bersandar pada pintu, bersama derai air mata yang tidak kunjung menemukan muaranya, Lucy menangkup dadanya yang sesak dengan sebelah tangannya.

Ia tidak pernah semenderita ini ketika membahas soal cinta. Karena memang sebelumnya ia belum pernah merasakannya. Tapi kenapa cinta yang seharusnya mampu membuatnya bahagia, malah sekarang membuat hatinya menderita dalam waktu yang bersamaan. Kenapa hatinya harus merasa tertarik dan nyaman, jika akhirnya ia harus merasakan remuk redam saat menghadapi sebuah kenyataan?

Lucy ingin sekali menjerit sejadinya, meneriakkan rasa sakit yang ada di dalam hatinya. Berharap rasa sesak di dadanya bisa keluar lewat teriakan. Tapi ia tidak bisa, ia tidak mampu berteriak sebab suaranya tercekat.

Dia hanya bisa terus merintih, mengeluarkan tetesan airmatanya yang tak kunjung habis. Setelah beberapa saat Lucy menikmati rasa sakitnya, ia kemudian teringat jika dia sedang memasak. Moodnya sedang tidak baik lantaran apa yang baru saja didengarnya. Tapi Lucy masih cukup berbesar hati untuk melanjutkan aktifitas memasaknya. Demi membuatkan makanan untuk Aland, ditengah rasa kecewanya terhadap pria tersebut.

Begitu semuanya telah selesai, Lucy beranjak ke kamarnya untuk mengemasi semua barang-barangnya. Mungkin memang samentara waktu ini, akan lebih baik jika dia tidak bertemu dengan Aland. Menghindar dari pria tersebut untuk menata seluruh perasaannya yang sempat hancur dalam waktu singkat. Tidak ada hal yang jauh lebih menyakitkan dari sebuah pengkhianatan. Apalagi itu dilakukan oleh orang yang sudah ia percaya untuk diberikan seluruh cinta darinya.

You Are My Destiny (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang