BAB 34 DID YOU MARRY ME? AND BE MIND
“Aku nggak suka happy ending, aku maunya happy aja. Endingnya dibuang...”
(Ngutip gombalannya Al buat Vika di sinet Anak Langit dulu)
Sedih ternyata mereka nggak jodoh. Tapi bukan itu yang mau aku bahas di sini. Cuma sekedar ngasih tahu kalau aku tu tipe penulis yang nggak suka akhir cerita yang sedih. Nggak mau bikin main cowok di cerita aku mati atau kemudian menderita. Aku maunya mereka seneng gitu aja...
Apa sih thor gaje banget...
Maaf karena memang yang beginilah author, suka gaje. ✌✌
But Happy Reading...🥀🥀🥀
Two days later...
Surabaya 04.50 pmSebuah mobil SUV berwarna putih baru saja mendarat di depan kediaman keluarga besar Addison sore itu. Kemudian keluarlah salah seorang pria dari bangku kemudi dengan setelah jas berwarna hitam.
Tak berselang lama, satu pintu mobil penumpang tepat di belakang kursi kemudi juga muncul seorang pria dengan pakaian yang lebih santai. Karena cukup mengenakan celana jeans dan kemeja polos berwarna biru laut.
Pria yang keluar dari mobil penumpang langsung berjalan kearah belakang mobil untuk membuka bagasi. Dan satu pria yang baru keluar dari kursi penumpang, terlihat sedang mengitari mobil dan membuka satu pintu penumpang dari sisi yang berlawanan.
Seorang wanita baru saja menyambut uluran tangan pria berpakaian casual begitu pria tersebut membukakan pintu untuknya. Si wanita pun berpakaian cukup simple, karena juga mengenakan celana jeans dan kemeja berwarna putih gading.
Keduanya kemudian berjalan ke arah rumah keluarga besar Addison meninggalkan pria bersetelan formal yang sedang berkutat dengan koper kedua orang yang berpakaian casual tersebut.
You are genius gengs... Mereka adalah Lucy Darrellyn Addison dan Aland Balder Adamson yang baru saja tiba di rumah Lucy. Keduanya mendarat sekitar beberapa menit yang lalu di Bandara dari liburan mereka di Paris dan langsung menuju kerumah Lucy untuk mengantarnya pulang.
Keduanya terlihat lebih akrab dan lebih santai dari sebelumnya. Mungkin karena insiden percintaan mereka sewaktu di Paris, membuat keduanya bisa saling menyalurkan emosi kerinduan masing-masing sehingga membuat hubungan mereka membaik.
“Kamu yakin mau ikut aku masuk kedalam dan berbicara dengan papa? Bagaimana kalau papa justru akan marah padamu?” tanya Lucy pada Aland dengan gelisah ketika mereka berdiri tepat di depan pintu utama rumah Lucy.
Aland meraih tangan kanan Lucy untuk ia genggam dengan kedua tangannya. “Kamu tidak percaya padaku?”
Lucy menunduk untuk sekedar berfikir. Apakah saat ini Lucy sedang meragukan Aland? Tidak... Bantah Lucy keras dalam hati. “Aku hanya takut papa akan bertindak seperti sebelumnya dengan marah-marah. Papa bukanlah tipikal pria yang mau bersabar atau mendengarkan.”
“Jika kamu meragukanku baiklah, aku akan meninggalkanmu di sini dan pulang. Biarkan aku bersikap layaknya pecundang.” Kata Aland lalu melepaskan tangan Lucy dari genggamannya.
Jika Aland sudah bersikap seperti ini, justru lebih membuat Lucy takut ketimbang kemarahan ayahnya. Segera ia meraih lengan Aland saat pria itu hendak melangkah meninggalkannya. “Don’t go anywhere. I believe you.” Ucap Lucy mantap disertai sorotan mata penuh tekad.
Aland melirik lengannya yang dipegang oleh Lucy sembari tersenyum. “Ayo... Kita hadapi amukan papamu sama-sama.”
Spontan perkataan itu membuat Lucy menyikut perut Aland. “Kau masih saja suka berucap sembarangan. Dia calon mertua anda bung.” kata Lucy mengingatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny (COMPLETE)
RomanceJodoh merupakan seseorang yang diciptakan oleh Tuhan sebagai pemilik sebagian dari jiwa manusia. Jodoh juga merupakan seseorang yang berada jauh lebih dekat bahkan dari urat nadi kita sendiri. Namun apa jadinya jika jodoh Lucy adalah seorang pria ya...