BAB 4 WHEN I MUST SEE YOUR BEAUTIFULL FACE

4.3K 183 1
                                    

Kalau biasanya Author upload malam, kali ini lebih cepat deh. Supaya bisa baca sebelum tidur.

Part ini terinspirasi dari lagunya John Legend 'All of Me' yang dicover oleh my Lucy

Happy Reading and enjoy this story... 😉😉😉

Sepanjang perjalanan dari rumah Lucy sampai saat ini, suasana di dalam mobil masih hening. Baik Lucy maupun Aland, tidak ada yang mencoba untuk membuka percakapan. Aland yang masih memandangi jalanan dengan seksama. Dan Lucy yang bergelayut dengan lamunannya sendiri sembari menatap keluar jendela. Tadi selepas Lucy berganti pakaian, dia mendapati Aland duduk pada sofa yang berada di luar kamar Lucy. Jadi Aland memegang kata-katanya untuk menunggu Lucy di luar kamar. Bukan di ruang tamu. That so funny, pikirnya.


Lucy masih berusaha berfikir, sebenarnya Aland itu pria yang seperti apa. Kenapa sering kali Lucy tidak bisa menebak maksudnya, jalan pikirannya, semudah pria itu membaca pikiran Lucy. Masih melipat kedua tangannya sambil memandangi ke luar jendela, masih dengan pikirannya sendiri, saat suara Aland mengalun di telinganya. "Lucy, kau mau makan apa?"

Lucy menatap ke arah Aland, mempelajari mimik wajahnya. Lucy menggeleng. "Aku tak ingin makan apapun. Aku tidak merasa lapar."

"Kau belum makan pagi ini. Aku tidak mau kau sampai kelaparan, karena aku yang akan orangtuamu salahkan jika kau sampai sakit." Bantah Aland.

"Yahh, karena kau sudah mengambil jatah sarapanku pagi ini. Kaupun tidak memberiku kesempatan untuk makan. Kau langsung membawaku pergi setelah itu, jadi biar saja jika aku sakit dan orangtuaku memburumu." Gerutu Lucy.

"Hai nona, aku bahkan tak makan apapun dari rumahmu. Ya.. Selain secangkir kopi. Kau bahkan tak mengatakan apapun saat aku menarik tanganmu. Cepat katakan apa yang ingin kamu makan?" Tanya Aland bersungguh-sungguh sambil sesekali melihat kearah Lucy.

"Oh yaa?? Trus kenapa kau datang pagi-pagi sekali ke rumahku?? Dan aku sedang tak ingin makan. Meskipun sekarang lebih pantas disebut makan siang ketimbang sarapan." Lucy masih tetap pada pendiriannya yang tidak ingin makan apapun. Makan bersama dengan pria ini malah akan membuat selera makannya hilang.

Aland merasa bersalah karena tidak memberikan waktu untuk sarapan terlebih dahulu. Seolah memahami apa yang Lucy pikirkan. "OK, aku minta maaf karena hal itu. Jadi kau mau apa sekarang? Mau kita pergi ke Spa saja? Kau baru terjatuh tadi. Masuk akal kalau kita pergi ke sana untuk sekedar memijat tubuhmu. Ke Spa mana biasanya kau pergi?"

Lucy menoleh ke arah Aland. Bagaimana pria ini bisa dengan baik memahami keinginan Lucy. "Kurasa itu ide yang sangat bagus. Aku biasanya akan ke Spa yang tidak jauh dari sini. Kau cukup kemudikan mobilmu ke depan, ketika kau lihat lampu lalu lintas di depan, kita ambil ke arah kiri. Satu kilometer dari sana ada semacam Pusat Perbelanjaan. Nah kita kesana saja. Dan kebetulan di sana ada banyak Boutique, macam-macam toko, juga Coffe Shop. Kau bisa tunggu aku di Coffe Shop sambil minim kopi jika kau mau." Jelas Lucy pada Aland dengan sangat serius.

Aland tersenyum mendengarkan ocehan gadis di sampingnya ini. Sangat lucu, batinnya. "Baiklah, kita akan kesana."

***

Ada yang berbeda dari raut wajah Lucy pasca menjalani pijat di Spa and Treatment yang mereka kunjungi. Namun, ada yang lebih menyanjung hati Lucy tatkala melihat Aland menunggunya di tempat Spa dan bukan di Coffe Shop. Padahal jika di hitung-hitung Lucy menjalani perawatan hampir dua jam lamanya.

You Are My Destiny (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang