CHAPTER 18

2.5K 160 1
                                    

HAPPY READING

🍁🌺🍁🌺🍁

"Aku ketoilet bentar" ungkapnya pada ana yang dianggukin olehnya. Sebenarnya ia tak ana niat untuk ketoilet ia hanya memberi alasan agar ia bisa beranjak dari tempat duduknya, hatinya merasa gunda ia ingin sekali menujuh ruangan kekasihnya itu tapi sebagian hatinya menyatakan sebaliknya.

Yang Kiki lakukan hanya berdiam diri didepan pintu toilet menghirup oksigen sebanyak-banyaknya mencoba menenangkan perasaannya.

"Uuhhff... Balik Ki"

*******


Sementara diruangan Kevin, ia benar-benar sangat risih dengan seorang wanita yang terus saja menempelinya. Merasa sangat muak dengan wanita yang sedang menatapnya serasa ingin memakannya.

Ia memang pria normal malah sangat normal, tapi sungguh saat ini rasanya ia ingin memuntahkan isi perutnya. Melihat bagaimana cara berpakaian wanita didepannya itu.

"Ada urusan apa kau kesini?" Kevin mulai membuka suaranya masih dengan wajah yang datar. Mendengar pertanyaan pria didepan wanita itu langsung tersenyum dengan lebar memperlihatkan gigi putihnya serta warna bibir yang merah darah yang menambah kecantikannya.

"Aku merindukanmu" jawabnya terdengar seperti desahan ditelinga Kevin dan itu sangat memuakkan sungguh.

Kevin berdesis membuang muka sembarang arah yang penting tak mengarah kewaja wanita itu yang masih duduk didepannya.

*****

Kiki sudah kembali kemeja kerjanya dengan berjalan lesu seperti ia kehilangan semangatnya dan itu tak luput dari pandangan Zakky dan Arman melihat kearah Kiki bersamaan.

Kiki menghempaskan bokong semoknya sedikit menyentak sehingga terdengar suara krek dari kursinya, ia masih memikirkan perkataan ana sungguh itu mengusiknya hatinya. Rasanya ia ingin sekali berlari keruangan pria itu dan melihat apa yang terjadi disana tapi ia takut banyak hal yang ia takuti.

Takut bahwa yang ana katakan itu benar adanya dan kenyataan yang harus ia lihat dan itu ia masih belum sanggup, perasaan yang campur aduk membuatnya tak berkonsentrasi dalam kerjanya sehingga ana menyenggol lengan Kiki sedikit keras agar sang empunya sadar bahwa atasan Bu Rossa telah meninggalnya beberapa kali.

Kiki terhentak ia terkejut melihat kearah ana Yang seperti memberi kode untuknya agar melihat kedepan, dan benar saja disana atasan sedang berdiri sambil membawa kertas yang kiki tak tau itu apa.

Setelah sadar ia berdiri sedikit membungkuk dan meminta maaf kalo ia tak mendengar panggilan atasannya itu "baik Bu, saya akan hantarkan permisi" pamitnya meninggalkan ruangan divisinya berjalan kearah lift sambil terus menggerutu kesal karena sungguh ia merasa malu.

TING

Pintu lift terbuka ia keluar dari lift satu langkah ia keluar dari lift Kiki berhenti ia harus mengumpulkan diri terlebih dahulu "uuuuffhh..." Menghembuskan napasnya pelan memandang kearah depan melangkah dengan mantap walau dihatinya sungguh ia merasa ragu.

"Siang mba" sapanya dengan nada seperti biasa pada sekertaris ceo yang sedang merapikan rambutnya.

Klara yang sedang merapikan rambut mendengar suara yay sangat femiliar ditelinga senyum lebar menghias wajah cantik Klara "siang juga mbul, ada yang bisa bantu?" Sapanya dengan ramah.

BUKTI!!  (END) Sebagian Part Private, Follow Akun Dulu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang