09/Nyamuk Jantan

6.7K 238 3
                                    

Berbagai jenis hidangan tertata rapi dimeja makan.
Ini adalah karya tiga menantu dan satu ibu mertua kompak.
Dara mengacungi jembol untuk urusan wanita didapur.
Bahkan mamanya tidak ada bosannya memberikan arahan untuk dia dan Ava kakak iparnya yang memang nihil dalam urusan masak.

Reni tersenyum haru saat melihat kursi meja makan terisi penuh oleh penduduknya.
"Ma" reni tersadar dari lamunannya kemudian menoleh kearah suaminya.

"Mama kenapa kok nangis" sontak semua orang manatap penuh tanda tanya padanya.

Reni menghapus air matanya kemudian berkata "mama nangis bahagia dan haru akhirnya kursi meja makan ini terisi penuh penduduknya"
Gunawan mengangguk setuju kemudian tersenyum
"Ya sudah lanjutkan makannya"

"Mama aku kira mikirin Brondong yang tadi sore lewat depan rumah" Sahut Ava kemudian menutup mulutnya saat sang suami menatapnya Horor.

"Loh itu juga salah satu alasan mama ngelamun" timpal Reni dan dibalas tawa oleh ketiga menantunya berbeda dengan para pria disana hanya menatap dalam diam enggan menanggapi mamanya.

"Ehem.. sebenarnya ada satu lagi yang kurang lengkap ma pa" Ovi menimpali
"Apa?" Sontak reni menjawab.

"Bangku sebelah Bian dan Dara" semuanya menatap bangku kosong paling ujung sebelah Dara.
"Apa maksud kamu vi?" Tanya Reni.
"Mama, Bang Andra sudah punya sikembar dan aku sudah ada jagoan menurut mama dan papa apa yang kurang?"

Dara menuangkan air putih untuk dirinya minum.
"Iya Vi kamu benar semakin lengkap kalau disana ada Bian atau Dara junior"
Seketika Dara tersedak hingga terbatuk mendengar jawaban ibu mertuanya.

Itu artinya mereka menginginkan keturunan?
What??
Bian yang melihat istrinya terbatuk batuk langsung menepuk pelan pundak istrinya membantu menenangkan istrinya.

"Kamu gak papa sayang?" Tanya reni.

"Ma kenapa mesti bahas ini sih, kita lagi dimeja makan loh" Ujar Bian.

"Loh ovi dulu yang nimbrung mama cuma melengkapi, Kamu sih Vi jadinya mama yang kena omel Bian"
Gunawan hanya geleng kepala melihat kelakuan anggota keluarganya.

Ical bocah berusia 3tahun itu sepertinya sedang menyimak dari setiap kalimat yang keluar dari bibir orang orang yang ada disekitarnya.
"Ma" Ava menoleh pada putranya.
"Brondong apa ma?"

Glekk!! Ava menelan ludahnya kemudian menatap seakan meminta tolong pada yang lain agar bantu menjawab.
Tapi sayang saat dia menatap mertuanya sepertia wanita itu sedang sibuk mengiris daging didepannya. Lalu beralih pada Dara numun sayang Dara sepertinya masih menetralisirkan keterkejutan ucapan mertuanya yang menyinggung soal anak tadi. Dan pindah keElfa sialnya wanita itu juga sibuk mengusap sisa makanan yang menempel dipipi putrinya kembarnya

Ovi yang menyadari kesalahan istrinya segera menghentika gerakan sendok dan garpu yang akan melesat pada Mulutnya.
Kemudian merubah duduknya agar menatap istrinya.

"Emm Brondong itu laki laki muda dan tampan sayang" bodoh kenapa malah memberi jawaban yang semakin membuatnya sulit nanti. Batin Ava.

Tidak puas dengan jawaban mamanya bocah itu kembali bertanya "sama seperti Om Bian ya ma?"

Ava menatap Bian kemudian berkata "tidak sayang kalau om Bian bukan muda lagi. Brondong itu sebutan buat laki laki muda tampan yang belum menikah" Ical berpose layaknya orang dewasa berfikir.

"Berarti aku Brondong dong ma, aku kan muda tampan dan belum menikah" sontak yang lain menahan tawanya agar tidak keluar saat mendengar jawaban Ical.

"Sudah ya sayang kamu lanjutin makannya" Ava menatap suaminya kemudian suaminya mendekatkan wajahnya keArah telinga Ava.

"Lain kali kalau bicara lihat sikon, apa kamu lupa ada anak dibawah umur" Ovi berbicara dengan nada memperingati sang istri. Ava hanya tersenyum menanggapi ucapan suaminya.

Posesif HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang