Dara terbangun karna bunyi jam weker yang ada dinakas samping tempat tidurnya.
Sial.
Dia lupa kalau pagi ini dirinya harus menyiapkan sesuatu yang sejak beberapa hari yang lalu dinantinya.Benar!
Hari ini suaminya genap berusia tiga puluh satu tahun.
Apa itu artinya Dara menikahi pria tua?
Terserah sebutan apa yang kalian tujukan pada suami Dara yang jelas siapapun yang melihat Bian tidak akan menyangka kalau pria yang dinikahinya sudah berkepala tiga..Dara memutar tubuhnya untuk menatap pria yang sudah menjadi bagian dalam hidupnya.
Tangannya mulai terulur untuk menyentuk mata yang selalu menatap kesal kearahnya kalau kalau dirinya membuat ulah.
Kemudian beralih pada hidung mancung yang paling sempurna menurut Dara.
Kemudian tangannya turun menuju bibir tebal yang terlihat menggiurkan.Dan saat Dara sedang asyik menikmati ciptaan tuhan yang sempurna ini tangannya yang sedari tadi berada diwajah yang sangat dikaguminya tergenggam erat oleh tangan lain.
"Mengagumiku?"
Dara dengan cepat menarik tangannya lantas dengan cepat mulai mengubah posisinya.
Dengan perutnya yang menggelembung seperti sekarang sudah dipastikan setiap gerak yang dilakukannya tidak bisa sebebas dulu.Saat Dara hendak duduk langkahnya terhenti karna suaminya lebih dulu menariknya.
Dan dengan diposisi Dara yang membelakangi suaminya sudah dipastikan suaminya itu akan dengan mudah mengakses lehernya dan itu tidak menampik kalau gelenjar aneh pada diri Dara mencuat."Mas" bukannya melepas Bian semakin memeluk erat istrinya.
"Mas mereka kesakitan" dan benar lengan kekar itu mengendor secara perlahan."Maaf-maaf aku tidak sengaja" kepanikan mulai melanda suaminya Dara tau itu.
"Apa mereka terluka?" ingin rasanya Dara tertawa namun diurungkannya.Semenjak kehamilannya Dara merasa suaminya lebih Over.
Bukan dalam satu hal tapi semua hal bahkan Dara merasa terbatasi tapi dia tidak mengeluh karna Dara sendiri tau apa yang dilakukan suaminya semata mata karna tidak ingin menyakitinya maupun anak mereka."Tidak, aku hanya kesulitan bernafas.dan mereka baik baik saja" Dara mendengar jelas jantung suaminya yang berdetak cepat dan keras.
Dara membalikkan tubuhnya untuk kembali berhadapan dengan suaminya.
Namun kali ini suaminya sudah diposisi duduk bersandar diranjang.
Terdengar helaan nafas lega setelah mendengar jawaban Dara."Syukurlah"
"Mas, hari ini bisa pulang lebih awal?" seketika pandangan mereka bertemu.
"Kenapa? Kau mulai merindukanku?" Bian mengatakan itu dengan menunjukan smrik yang jarang sekali diperlihatkan.
"Ti-tidak aku hanya-sudahlah kalau mas Bian tidak bisa" Dara beranjak dari posisinya namun terhenti karna lengannya tertarik.
"Kenapa kau marah? Bukankah wajar kalau istri merindukan suaminya, atau anak anakku yang mulai merindukan ayahnya" Dara tau kemana arah pembicaraan ini.
Jujur Dara sedih saat suaminya berkata seperti itu.
Karna Dara merasa tidak bisa menjadi istri yang Baik.Baik dalam hal melayani suaminya.
Selama kahamilan baik dirinya atau suaminya tidak pernah membahas masalah ini namun ada kala Dara berfikir suaminya pria normal tidak mungkin selama berbulan bulan bisa bertahan.Haiii bukankah selama tiga puluh tahun berlalu sebelum kau mengenalnya suamimu bisa bertahan!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Husband
Romance#Beauty_Grils Bagian 1. "Kenapa menatapku seperti itu, Kagum??? aku tau kalau aku memang Cantik" Bian menaikkan sebelah alisnya "Bajumu terbalik" Dara memastikan ucapan sang suami. SIAL!!!! ini memalukan.. *typo banyak!!