07/Kiss

7.1K 236 0
                                    

Seminggu berlalu artinya Dara dan Bian sudah kembali menjalani rutinitas seperti semula.
Dara sudah sampai didepan lobby kantor "Ra, tunggu" Dara membalikan badan dan tersenyum saat mendapati Yunia yang memanggilnya.

Yunia memang bekerja ditempat yang sama dengan Dara.
Dari kebersamaan mereka inilah persahabatan mereka dimulai.

Dara dan Sesil memang bersahabat dari masih duduk dibangku Sma.
Mereka sama sama berasal dari Surabaya.

Sebenarnya tidak sengaja Sesil juga memutuskan untuk terjun kedunia hiburan yang mengharuskan dirinya tinggal dijakarta dan Dara juga tinggal dijakarta untuk Karirnya.
Dan untuk Hanna dan Sella mereka berkenalan saat ada perayaan dikantor tempat Dara bekerja dan hasilnya mereka berkenalan akhirnya dekat dan terjalin persahabatan.

"Kamu sudah kembali Ra?"
Dara mengangguk kemudian mereka melanjutkan jalan mereka menuju ruangan masing masing.

"Gimana seru gak bulan madunya?"
Dara tersenyum hambar.
"Kok hanya senyum ayo dong cerita, kepo tau"

"Issshhh mak mak juga pake kepo segala" Yunia memajukan bibirnya seakan merajuk dengan ucapan Dara yang mengatainya mak mak.
"Aku duluan ya, pasti pekerjaanku numpuk"
Tanpa menunggu jawaban, Dara berjalan menuju ruangannya yang sudah terlihat.

Dara menjabat sebagai Manager keuangan dan Dara termasuk wanita disiplin saat bekerja.
Diluar jam kerja Dara bisa diajak bercanda tapi saat bekerja jangankan berjanda untuk bicara tidak penting saja mustahil dilakukannya.

Dara melirik ponselnya yang berkedip menandakan panggilan masuk.
Menatap deretan nama dilayar ponselnya kemudian menggeser tanda hijau kesamping kanan.
"Hallo mas?"

"Ra, kau lihat map berwarna hijau yang aku kerjain semalam gak?"

"Hah? Map apa ya mas? Aku gak tau dan gak lihat"

"Oh yaudah kalau gitu"
Dara mengamati ponselnya kemudian berdecak sebal.
"Apa apaan dia. Menghubungi saat jam makan siang hanya menanyakan itu saja? Ckckck suamiku tidak romantis"
Dara berdiri kemudian berjalan keluar ruangan saat melihat Yunia muncul didepan pintunya tentu saja mereka akan makan siang apa lagi.
Karna sudah bisa seperti itu.

Jam menunjukan pukul empat sore Dara berkemas untuk pulang.
Sungguh hari ini sangat melelahkan
Meninggalkan pekerjaanya hanya seminggu badahal sudah ada yang menghandel tapi masih saja banyak yang harus dibenahi.

Dara sudah melajukan motornya.
Motor bukan hal yang buruk dijakarta ini.
Mengingat kemacetan yang membuat waktu terbuang sia sia Dara memilih gesit naik motor untuk menghemat waktu.
Dara punya mobil hanya saja dirinya ingin mendari kejamnya kota jakarta dipagi hari dan tidak ingin ikut bermacet ria.

Dara sudah didepan pintu unit apartemen Bian.
Dara menepuk jidatnya "astaga aku lupa menanyakan passwortnya"
Dara menoleh kekanan dan kekiri keadaan sangat sepi untuk wilayah sangat diminati orang dikota ini.

Dara membungkukkan badannya kemudian merosot kebawah karna lelah berdiri hampir setengah jam "Ra"

"Ehh mas. Ngagetin aja" Dara terkejut saat tiba tiba suaminya berjongkok disampingnya.
"Kau sedang apa diluar?"
Dara menoleh kearah pintu otomatis Bian mengikutinya "aku lupa nanya passwortnya tadi?"

Bian menggelengkan kepala kemudian mulai membuka pintu disusul Dara berjalan mengekori.
"Huhhh capeknya" keluh Dara

"Memangnya kau pulang jam berapa?" Bian melepas jas hitamnya kemudian melemparnya kesofa asal. Bian menggulung kemeja birunya sambil berjalan menghampiri Dara.
"Hampir setengah jam aku menunggu diluar"

Posesif HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang