32/ Adik Twins

4.2K 107 11
                                    

Bruukkkk

Aku tersadar setelah tiba tiba kepalaku terasa pening karna terbentur meja makan.
Entahlah kehamilan keduaku ini membuatku lebih sering mengantuk.

Yah. Aku hamil anak kedua dan saat ini sikembar berusia dua tahun.
Memang menurut dokter kehamilan ini tidak seharusnya terjadi mengingat saat melahirkan sikembar aku menjalani oprasi.

Tapi kehamilan keduaku ini benar benar disambut hangat dan bahagia oleh suamiku dan keluarga.
Bahkan mereka lebih memberikan perhatian kepadaku dan aku bersyukur untuk itu.

"Kau baik baik saja ra?" Aku menoleh melihat Sesil yang sedang asik bermain dengan sikembar saat ini.

Memang bukan sekali dua kali sesil kemari, hampir tiap hari dia berkunjung kemari.
Karna memang Sesil yang dirumah sendiri saat suaminya kerja ditambah rumah kami tidak terlalu jauh.

"Aku benar benar heran, kehamilanku saat ini membuatku sering kali mengantuk bahkan terkadang ketiduran saat menjaga sikembar"
Sesil berjalan mendekat meninggalkan sikembar yang sedang asik bermain dilantai beralaskan tikar bulu bermotiv batik.

"Apa saat hamil sikembar tidak seperti ini?" Tanyanya.

"Tidak. Hamil sikembar aku benar benar bebas semacam tidak sedang hamil, entahlah yang sekarang lebih rewel mungkin"

"Apa kau tidak ada niatan cari baby sister? Untuk jaga jaga ketika kau sendirian menjaga sikembar"

"Ada niatan, tapi aku dan mas Bian masih mempertimbangkannya"

"Kenapa harus ada pertimbangan?"

Aku mendengus.
"Hal lain yang tidak ku suka saat hamil ini aku lebih over terhadap suamiku"

Sesil mengerutkan dahinya.
"Kau takut suamimu akan tergoda dengan baby sister anakmu?"

Aku hanya menjawab dengan anggukan pelan.
"Sejak kapan kau punya sifat macam itu"

"Sejak hamil sekarang ini" Usia kehamilanku masih dua bulan saat ini dan aku menikmati masa masa kehamilan kedua yang menurutku lebih rewel ketimbang hamil si kembar.

"Beruntungnya kau ra, menikah langsung hamil dan saat sikembar masih dua tahun kau sudah hamil kembali"

Aku tau obrolan ini akan lari kemana.
"Ingin rasanya aku sepertimu."

"Heeei, jangan menyerah sil. Usia pernikahanmu masih dua tahun diluar sana ada yang lebih darimu dan mereka berhasil hamil"

Usia pernikahannya dua tahun tapi belum juga hamil membuat Sesil benar benar berhenti bekerja karna keputusan suaminya yang ingin segera mereka mempunyai anak. Ditambah desakan dari orang tua sang suami membuat Sesil dan sang suami melakukan beribu macam cara agar bisa segera hamil.

"Aku tidak menyerah, cuma terkadang perubahan sikap Aby membuatku lemah ra"

"Dia tidak berubah sil, dia hanya pulang kerja dan capek.
Terkadang kehadiran seorang anak itulah yang menjadi penyemangat sendiri untuk para suami"

"Mungkin benar katamu, semoga Aby tidak berubah dan tidak akan pernh berubah"

Buk buk buk

"Hai ponakan aunty kenapa kalian menyerang disaat aunty belum siap"
Dan dalam hitungan berikutnya sikembar sudah dalam dekapan Sesil tertawa riang karna Sesil menggelitik mereka secara bergantian.

Aku sebagai sahabat hanya bisa berdoa agar Sesil segera hamil agar dia dan sang suami tidak merasa kesepian.

--------------------

Posesif HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang