03/Wedding Day

7.5K 253 1
                                    

Hari demi hari berlalu setelah insiden dibali yang mengharuskan Dara menikah dengan laki laki yang tidak dikenalnya.

Pernikahan tinggal menghitung hari bahkan setelah kejadian dibali dan saat kembali kejakarta Dara maupun Bian sama sama enggan memulai perkenalan bukan karna apa hanya saja mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan maupun pernikahan yang terbilang singkat ini.

Dara menghempaskan tubuh mungilnya diatas kursi kebesarannya.
Entahlah apakah dia harus menyebut ini kesialan atau apa.
Menikah dengan laki laki yang baru ditemuinya dan sama sama tidak mengenal. Dara menghembuskan nafas beratnya bahkan beberapa hari sebelum keluarga Bian menemui keluarganya baik Bian maupun dirinya sudah berusaha menjelaskan pada orang tua Bian kalau mereka tidak melakukan apapun yang seperti mereka lihat tapi hasilnya sama orang tua Bian beralasan terlanjur malu karna pada saat itu banyak rekan bisnis dari papanya yang ada disana dan menyaksikan adegan Tercyduk mereka berdua.

Mungkin saat ini para sahabatnya akan terkejut dengan undangan yang mereka dapat.
Bahkan bukan hanya sahabatnya kedua orang tua Dara benar benar terkejut kala secara tiba tiba keluarga Bian datang dan langsung berkata tentang pernikahan yang akan dilangsungkan dua minggu lagi.

Bukan masalah biaya. Justru semua biaya sudah ditangani oleh keluarga Bian walau sesungguhnya pihak Dara juga bisa mengeluarkan biaya sendiri.

*****

Hari yang ditunggu pun tiba.
Dara menatap bayangan yang ada didepan cermin dengan ternganga.
Apa benar ini dirinya Dara tersenyum miring andaikan ini pernikahan yang dilandasi Cinta.
Cinta?? Entahlah Dara sendiri tidak tau apa makna cinta untuk hubungannya dengan laki laki yang baru saja mengucapkan janji suci didepan penghulu itu.

Malam harinya secara berlangsungan diadakan resepsi pernikahan.
Para tamu mulai berdatangan.
Dara dan juga Bian sudah berdiri menyalami para tamu yang datang untuk mengucapkan selamat.

"Dara!!!" Pekik Hanna dan sahabatnya yang lain saat mendapat giliran menyalami Dara dan Bian.

"Yaampun Ra, selamat ya.. sumpah gak nyangka secepat ini" ujar Sella

"Ihhh Dramastis banget" sahut Sesil

"Ra kenapa tiba tiba aja sih. Badahal plening nikah kan aku dulu kenapa kamu duluin aku" tambah Sesil dengan nada yang dibuat buat.

"Kan aku sudah bilang jangan terkejut kalau aku yang mendahuluimu sekarang benar kan ucapanku"

"Iiyuuuwwww sama aja, sudah nikah juga jangan lebay" Ujar Hanna
Yunia yang melihat para sahabatnya hanya geleng kepala tidak ingin ambil pusing.

"Dara. Jangan bilang kamu tancap duluan?" Kali ini Sella berbicara seakan berbisik dan mendapat plototan tajam dari sang empu.

Pletaaakkk

"Sakit Sil apaan sih" bukan Dara melainkan Sesil yang memukul pundak Sella.
Saat sella menatap sesil. Sesil memberi isyarat melalui wajahnya yang digerakkan kearah laki laki yang menatap datar dengan aura dingin disamping Dara. Dan membuat Sella tersenyum kikuk.

"Ohh ya Ra, dilihat dari tampangnya sepertinya suamimu Hot saat diranjang" bisik Hanna dengan nada menggoda.

"Huh" Dara melirik suaminya sebentar kemudian tersenyum getir. Apanya yang Hot dingin gitu. Batinnya.

"Sudah kalian kalau mau disini silahkan aku mau kemeja makan, selamat ya Ra aku kesana dulu" ujar Yunia dan diikuti yang lain.

Dara melirik suaminya yang masih enggan menampakan senyum saat para tamu kembali menyalaminya.
Entahlah mungkin dia terpaksa atau memang dari sananya dia memiliki aura seperti itu. Batin dara.

Setelah acara resepsi selesai Dara kembali dibuat ternganga saat masuk kedalam kamar yang sudah dihias untuk pengantin.
Kembali Dara menghela nafasnya kemudian berjalan masuk menuju kopernya yang ada disamping lemari kemudian membukanya mencari pakaian tidurnya.

Setelah ritual mandinya selesai Dara menaiki ranjang yang sudah ditaburi kelopak bunga mawar merah berbentuk hati.
Dara menyingkap selimut itu membuat hiasan berbentuk hati itu berjatuhan dilantai.
Dara enggan memikirkannya lebih baik dirinya tidur meringankan kegundaannya. Esok hari dia akan memikirkannya nanti .

Bian memasuki kamarnya dan matanya tertuju pada sosok perempuan yang tadi pagi sudah resmi menjadi Istrinya.
Bian berjalan kekamar mandi sebelumnya dia sudah mengambil pakaian ganti.

Selesai mandi Bian berjalan kesamping ranjang kosong sebelah Istrinya. Ck rasanya masih seperti mimpi saat ini dirinya sudah mempunyai istri baru kemarin mereka bertemu dan sekarang mereka sudah tidur satu kamar.

*****

Dara terbangun saat merasakan benda berat menimpa pinggangnya.
Posisi tidur menyamping membuatnya susah untuk melihat benda apa yang menimpa bagian tengah tubuhnya.
Dan saat dia melirik ternyata lengan kekar memeluknya dan paha yang mengurung tubuh bawahnya.
Dara memngembuskan nafasnya kasar.
"Mas" Dara memejamkan matanya sebentar kemudian kembali menggerakan tubuhnya untuk melepaskan diri tapi nihil semakin dia bergerak lengan kekar itu semakin erat memeluknya.

"Mas bangun" beberapa hari sebelum mereka menikah Dara memutuskan memanggil Bian dengan embel embel mas didepannya dan Bian tidak keberatan dengan hal itu.

"Hemm.. jam berapa?" Jawab laki laki yang tak lain adalah Bian suaminya.

Dara melirik jam yang ada dinakas "jam tujuh" Kembali dia bergerak untuk melepaskan diri.
"Biarkan seperti ini" Dara menghembuskan nafasnya sampai akhirnya Dara kembali terlelap dalam pelukan suaminya.

Tepat jam sembilan pagi Dara beserta Bian sudah siap untuk kembali kerumah mereka.
Bian memutuskan untuk tinggal diapartemennya. Dan Dara hanya menurut saja.

Sesampainya diapartemen Bian, Dara kembali melotot melihat tempat tinggal suaminya.
Apartemen sebesar ini hanya ditempatinya sendiri.
Bahkan sepuluh orang lagi jika tinggal disini tidak akan membuat tempat ini penuh.

"Mas aku lapar, cari makan yuk"
Bian menaikan satu alisnya.
"Kenapa tidak masak saja"

"Gak ada bahan makanan juga, lagian aku malas masak"

"Ck.. bilang aja kau tidak bisa masak" Dara terkekeh

"Memang mas mau makan masakan buatanku?"

"Kenapa? Kau tidak ada niat meracuni suamimu kan?"

Dara berlagak seolah olah berfikir kemudian berkata "kenapa tidak, kalau seperti itu aku akan jadi Janda kaya" Dara tertawa lain dengan Bian yang hanya menatap datar sang istri.

Pletakkk

"Aw.. kenapa?"

"Kau berbicara terlalu menjuru" kemudian Bian melangkah menuju kamar tapi terhenti karna ucapan Dara.

"Mas kamarku dimana?" Bian membalikan tubuhnya untuk menatap istrinya.

"Apa maksudmu?"

Dara berjalan mendekati Bian kemudian menengok kedalam kamar yang pintunya sedikit terbuka.
"Iya.. Mas kan disitu kamarnya lalu kamarku dimana?"

"Kita sudah menikah, kamarmu dan kamarku disini" kemudian meninggalkan Dara setelah menunjuk dalah satu kamar yang akan menjadi kamar mereka berdua.

"Oh.. oke" Dara berjalan menyusul suaminya kemudian membereskan pakaiannya.
Memisahkan pakaian bersih lalu merapikan dalam lemari dan pakaian kotornya dimasukkan dalam mesin cuci. Hari ini mereka merapikan barang barang milik Dara kemudian keluar untuk belanja dan mencari makan diluar.

Aku Up lagi ya.. mumpung lagi Cemungut banget dan ngalir nih ide.. 😁😁

Posesif HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang