11/Sesil

6.1K 182 0
                                    

Dara bergegas membuka pintu saat mendapati suara seseorang mengetuknya

Saat membukanya Dara shock melihat penampakan didepannya.
Wajah yang selalu dihiasi senyum indah saat ini terlihat begitu berantakan.

Rambut acak acakan bahkan makeup yang tak berupa membuat sang empu tidak layak disebut seorang model.

Benar!!! Yang mengetuk pintu adalah Sesil, perempuan yang beberapa menit lalu menghubunginya dan mengabari kalau akan berkunjung keapartemennya hal itu juga yang membuat Bian mengalah untuk keluar memberi privasi bagi kedua perempuan itu seakan tau kalau ada sesuatu yang tidak harus dirinya tau.

Setelah menerima tubuh Sesil dalam pelukannya Dara membawa sahabatnya itu untuk masuk kedalam tidak lupa menutup kembali pintunya lalu mendudukkan Sesil disofa yang ada diruang depan.

Dara bingung harus mulai bertanya dari mana "Emm sil aku buatkan minum ya" niatan Dara terhenti kala Sesil menggeleng cepat kemudian kembali memeluknya kali ini semakin erat ditambah suara nyaring dari tangisan.

Dara menghela nafasnya membiarkan Sesil berpuas diri menumpahkan tangis dalam pelukannya sebelum mulai bercerita.

Bayangkan selama tiga puluh menit Dara harus bertahan dengan posisi yang sama yaitu membiarkan badannya menjadi sandaran untuk sahabatnya menangis.
Sama sekali Dara tidak keberatan tapi Dara hanya bingung apa mungkin sampai malam dan suaminya pulang dia tetap dalam posisi ini.

Ternyata salah seakan tau kalau Dara mulai bosan menerima perlakuannya Sesil melepas pelukannya.
"Maaf" Ujar sesil seraya menghapus sisa air matanya.

Dara tersenyum tulus "Gpp Sil, kamu mau cerita?" Tanya Dara antusias.
Sesil masih diam dalam tangisannya.
Menyadari sahabatnya belum siap berceriya Dara mengalihkan pembicaraan.

"Kamu tau sil waktu aku pergi kebali sama mas Bian aku bertemu siapa?" Sesil kembali menghapus air matanya lalu menatap Dara.

"Aku bertemu Tomi" Ujar Dara seraya berjalan kearah dapur yang memang terhubung dengan ruang tengah untuk mengambil minum.

Dara kembali dengan membawa dua gelas minuman dingin lalu memberikan pada Sesil untungnya wanita itu menerima kemudian meminumnya.

"Kenapa dia ada dibali?" Kali ini sesil bersuara. Karna dia ingat betul kalau setelah kejadian dimana dia berucap dan membuat Dara sahabatnya hancur Sesil tidak ingin tau semua tentang Tomi maupun Rere. Bahkan saat pernikahan saja Sesil enggan untuk datang.

"Ya tentu saja dia ada urusan pekerjaan, bahkan kami bertemu dua kali sempat ngobrol juga"

"Ngobrol? Jangan bilang kamu nostalgia?" Tebak sesil.

Dara hanya tersenyum "Sedikit" Sesil mendengus saat mendengar jawaban singkat Dara.
Dara bersyukur pengalihan topiknya ini berhasil membuat sahabatnya ini sedikit tenang tidak seperti tiga puluh menit yang lalu.

"Ra kalian sudah sama sama menikah jadi lebih baik kamu tidak berhubungan lagi dengannya. aku tau dari mata kamu kalau masih ada rasa untuk Tomi"
Dara mengangguk kemudian menaruh gelas yang dia pegang sedari tadi.

"Awalnya aku sempat berfikir, kenapa kita dipertemukan saat aku sudah menikah kalau belum kan lumayan saat ini mungkin cintaku terbalas" Bohong Dara.

Jujur Dara hanya ingin menghibur dengan sedikit membuat Sesil sebal akan sedikit mengurangi kesedihannya.

"Kamu berharap belum tentu dia mau, ingat saat ulang tahunmu yang ke 20 ra. Gara gara itu juga kamu menutup hati dan mata kamu untuk mengenal lelaki lain dan itu juga yang membuatku memutuskan hubungan dengannya"

Posesif HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang