24/Kebahagiaan dan Stella

5.7K 185 4
                                    

Bian berjalan masuk keapartemennya dengan sedikit terburu buru saat didepan pintu terdapat sepasang sepatu yang jatuh mengenaskan ditambah tas yang biasa dipakai istrinya tergeletak naas disampingnya.

Apa yang terjadi dengan wanita itu batin Bian.

Pria itu memasuki kamar yang sudah dipastikan istrinya ada didalam dan tepat saat matanya menangkap sosok yang dicarinya meringkuk tak berdaya segera langkahnya dipercepat.

"Hai, ra kau benar benar sakit. Kita kedokter"

"Emm mas sudah pulang. Kepalaku sedikit pusing biarkan aku tidur sebentar"

Pria itu membiarkan istrinya istirahat sementara dirinya akan sibuk membersikan badannya lalu merapikan kekacauan diluar dan memasak untuk istri munyilnya.

"Bangun, makanlah dulu"

"Ekkhhh jam berapa ini?"

"Jam tujuh malam"

"Apa? Tunggu aku akan masak untuk makan malam" Dara hendak meloncat dari tempat tidur kalau dengan cepat tangan Bian meraih lengannya.

"Duduk dan makan ini"

"Apa ini?" Dara menatap aneh makanan didepannya.

"Menurutmu?"

"Iya aku tau ini Bubur tapi kenapa harus bubur?"

"Kau sakit, orang sakit tidak boleh makan yang kasar"

"Tidak, aku baik baik saja. Aku tidak mau makan bubur" Dara menggeleng sembari menutup mulutnya.

"Buka mulutmu" Dara menggeleng.

"Buka atau aku yang akan membukanya" Dara tau apa maksud kata aku yang akan membukanya. Dara menghela nafas kesal.

Dengan berat hati Dara membuka mulutnya menelan Bubur itu.
"Mas Bian ada sihir ya?"
Bian menaikkan sebelah alisnya.

"Iya maksudku kenapa setiap kali Mas bicara lawannya selalu mengalah bahkan menuruti begitu saja.

Bian tersenyum.
"Ada" Dara semangat menegakkan tubuhnya menghadap suaminya.

"Pesona dan wibawa" Dara mencibir suaminya.

"Jawaban macam apa itu" Bian kembali tersenyum lalu menyuapkan lagi sendok berisi bubur dalam mulut istrinya.

Setelah menyuapi istrinya Bian kedapur untuk membersihkan piring kotor dan juga kekacauan yang dibuatnya tadi.
Dia sengaja membuat bubur untuk Dara.
Kalau kalian bertanya apa Bian bisa memasak.
Jawabannya bisa.
Karna sebelum menikah dirinya tinggal sendiri bahkan untuk sarapan dan makan malam dia siapkan sendiri.

Bian kembali kekamarnya dan mendapati istrinya berlari kekamar mandi untuk memuntahkan semua yang ada dalam perutnya lagi.

Setelah melihat istrinya kembali menaiki ranjang tempat tidur Bian ikut bergabung disana.
"Apa tidak sebaiknya kita kedokter, aku tidak tega melihatmu seperti ini"

"Besok aku akan membuat janji terlebih dahulu, oh ya mas kalau nanti kita punya anak mas mau berapa?"
Bian menegang, lalu menatap kearah istrinya yang tiba tiba saja menanyakan soal anak.

"Mas"

"Eh- ya kau mengatakan sesuatu?"

"Aku bertanya mas kalau mau punya anak pengennya berapa?"

"Kenapa kau bertanya hal itu, lagi pula itu masih lama"

"Iya aku tau itu masih lama kurang lebih sembilan bulan lagi"

Posesif HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang