Kejutan Luar Biasa

5.4K 179 5
                                    

Dara pov

Kalau kalian bertanya apa aku bahagia jawabannya Tentu!
Aku bahagia dengan kehidupanku yang dikelilingi oleh orang orang yang menyayangiku.

Mendapatkan suami yang menyayangiku dan mertua yang amat sangat perhatian padaku.
Dan jangan lupa seluruh anggota keluarga Alfarizi mereka sangat menyayangiku tidak menganggapku sebagai menantu rumah ini namun menganggapku putri rumah ini.

Kehangatan selalu terasa saat menjelang weekend tiba. Namun saat ini belum waktunya tapi rumah ini sudah sangat ramai semenjak keberangkatan suamiku.

Ya hari ini suamiku berulang tahun dan seluruh anggota keluarga sudah berkumpul badahal saat ini masih pagi.
Oh tidak tidak alasannya sangat spesifik.
Mereka sengaja datang setelah kepergian mas Bian tentu saja untuk menyiapkan pesta kejutan nanti malam.
Bahkan kakak kakak mas Bian rela libur kerja demi adiknya.
Uhhh manisnya.

Mereka semua sudah terlihat sibuk dengan pekerjaannya masing masing dan aku?
Aku hanya duduk menemani keturunan keluarga ini bermain diruang keluarga.
Mereka melarangku mengerjakan pekerjaan yang seharusnya aku ikut andil bukan.
Tentu ini pesta suamiku.

Tapi aku hanya mengambil sisi baiknya.
Mereka tidak ingin aku kelelahan.

"Ra" aku tersadar dari lamunanku saat tiba tiba mbak Elfa sudah duduk disampingku setelah menepuk pundakku pelan.

"Kamu ngapai bengong, oh ya gimana kehamilan kamu?" sebenarnya Mbak Ava baik namun Mbak Elfa lebih dewasa, ya mungkin umurnya lebih matang jadi sikap dewasa dan keibuannya sangat kental.

"Baik mbak, seperti biasa mbak gak ada keluhan atau apa, aku nyaman nyaman aja sejauh ini"

"Baguslah, kamu tau dulu saat aku hamil sikembar empat bulan lamanya aku hanya menyhabiskan waktu dengan tidur. Parahnya aku tidak kemasukan satu biji nasi pun"

"Benarkah?"

"Heem. Tapi lihatlah sikembar sekarang mereka aktiv dan tumbuh sehat, bagaimana denganmu apa kamu tidak merasa mual saat ditrimester pertama?"

"Mual itu pasti mbak, bahkan sekarang mual itu terkadang datang tapi kalau nafsu makan aku juaranya, mbak Elfa tau aku bahkan bisa menghabiskan dua porsi sekaligus"

"Itu karna anak anakmu rakus" kami menoleh mencari asal suara yang tiba tiba masuk kegendang telinga itu.

"Tapi itu lebih baik, karna kalau kulihat selama kamu hamil badanmu semakin- suit suit berisi dan sexy" memang benar apa yang dikatakan mbak Ava kalau aku semakin berisi tapi aku tidak suka dia mengatakan anak anakku rakus.

"Sudah selesai?" tanya mbak Elfa padanya.

"Sudah" aku tidak tau apa maksud Sudah yang mereka katakan. Dan aku tidak ingin ambil pusing dengan itu.

"Aku segera kembali" aku mengangguk sebagai jawaba.
Setelah kepergian mbak Elfa hanya ada aku dan Mbak Ava disini dan dia sibuk dengan anaknya yang susah diam saat makan.

Aku membayangkan jika nanti anakku sudah mulai besar dan aku kesusahan mengurus mereka bahkan mengharuskan mas Bian turun tangan pasti menyenangkan.
Bagaimana nanti anak anakku manjanya mereka rewelnya mereka dan berisiknya mereka.

Tidak!!
Mereka tidak akan berisik kalau gen mereka berasal dari suamiku.
Kalian taukan bagaimana suamiku.
Dia tidak akan terbuka pada sembarangan orang dan itu menguntungkan aku sebagai istrinya.
Tapi aku tidak menutup kebosanan saat mood suamiku lagi buruk bahkan bisa seharian dia akan diam dan sibuk dengan pekerjaannya dan aku benci mengingat itu.

Posesif HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang