17/Daster

6.3K 192 0
                                    

Dua bulan berlalu itu artinya pernikahan mereka kurang lebih memasuki bulan ke enam.

Dan semakin hari hubungan diantara keduanya semakin baik bahkan mereka sudah tidak ada rasa canggung saat jalan berdua hanya untuk gandeng tangan.
Bahkan Bian sudah tidak malu lagi kala merindukan sang istri saat dia dikantor atau luar kota untuk segera menghubungi istrinya.

Berlahan tapi pasti Bian mulai meyakini kalau dirinya sudah jatuh cinta pada istri kecilnya itu.
Sama hal dengan Bian apa yang dirasakan Dara juga sama.
Dia sudah terbiasa akan adanya Bian. Sehari tidak berbicara dengan suaminya rasanya Dara tidak bisa nyenyak dalam tidur.

Hari ini jadwal kumpul rumah orang tua Bian.
Mulai Andra dan Elfa beserta dua malaikat kecilnya datang dipagi hari.
Disusul Ovi bersama Ava tidak lupa Ical putra mereka datang setelahnya.
Tinggal Bian dan Dara yang memang selalu paling akhir badahal kalau dihitung jarak rumah mereka yang paling dekat dibanding kakak kakaknya.

"Ma belum ada kabar?" Tanya Elfa saat turun tangga setelah menidurkan kedua anaknya.

Reni yang membaca majalah mendongak melihat jam lantas melepas kacamata yang dia pakai untuk membaca.
"Tadi udah mama telfon katanya dijalan, gak tau jalan mana lama banget"

"Mungkin kena macet ma" ujar Elfa

"Ava mana ma??" Lanjut Elfa setelah dirinya duduk kursi depan mama mertuanya.

"Keluar dia, Ical nangis ngajak jalan jalan ketaman kompleks"

"Siang siang gini?"

Reni mengacuhkan pundaknya.
Lama mereka sibuk dengan ponsel mereka kalau kalian bertanya dimana yang lain sudah pasti ditaman belakang.
Para pria lebih suka main catur disana sambil menikmati angin alami katanya.

Tak lama kemudian terdengar suara klakson mobil yang diyakini reni adalah mobil anak bungsunya.

"Assalamualaikum" Reni berdiri disusul Elfa menyambut Dara yang kerepotan membawa beberapa paperbag.

"Waalaikumsalam" jawab Reni dan Elfa bersamaan.

"Loh ra, bawa apa sih banyak banget??" Ujar Elfa saat melihat adik iparnya itu.

"Iya sayang bawa apa sih?" Sahut Bu reni yang juga ikut penasaran.

Bian yang turun dari mobil setelah Dara hanya melewati tiga wanita yang sudah bisa ditebak apa yang akan dilakukan itu..

"Bian, kamu kok tega nyuruh Dara bawa belanjaan banyak gini" Bian menghentikan langkahnya lantas menoleh kearah mamanya.
"Gak mau dibantu dianya"

"Ya allah dasar gak peka" sahut Elfa.

"Gpp ma,mbak, ini belanjaan aku kok. Ini isinya makanan, baju sama mainan anak anak"

"Kamu beli baju gak ngajak mbak sih Ra"

"Hehehe ini daster kok mbak"

"Seriusan kamu ra?"

"Ho'oh mbak mau?? Kebetulan aku beli tiga soalnya modelnya lucu ada tiga warna yaudah ambil semua aja"

"Boleh, satu ya ra" jawab Elfa antusias

"Kita buka disana yuk mbak"
Bian yang merasa dirinya tidak dibutuhkan segera beranjak pergi menuju kamarnya meninggalkan mamanya yang masih ternganga ditempat.

Pasalnya dia tidak habis pikir bagaimana bisa seorang Dara istri dari Ceo muda terkenal memakai Daster bahkan dirinya saja yang sudah tua tidak pernah mempunyai koleksi baju semacam itu.

"Hallohaa menantu cantik pulang"
Suara Ava menggelgar saat masuk dalam rumah.

"Heiiiii adik ipar kapan nyampek" Lanjutnya saat melihat Dara sudah duduk disofa ruang tamu.

Posesif HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang