Sepasang

5.5K 194 6
                                    

Setelah kepergian Stella beberapa waktu yang lalu Dara teringat akan mengabari suaminya kalau mereka ada janji kedokter.
Dara mencari dimana terakhir kali meletakkan ponselnya itu.

"Ketemu" Dara mencari nomor suaminya lalu memencatnya.
Sembari menunggu panggilannya terhubung Dara kembali berjalan kearah pintu karna ada yang memencat bel apartemennya.

"Mama?"

"Haduhh menantu mama, gimana sayang apa ada yang sakit" Dara membatalkan niat untuk menghubungi suaminya lantas menaruh sembarangan ponselnya itu.

"Pasti mas Bian yang menghubungi mama kan, mas Bian memang terlalu berlebihan ma"

"Gak papa sayang, mama malah suka kalau bisa jagain kamu dan calon cucu mama" Reni mengelus lembut perut rata menantunya.

"Kamu sudah periksa kedokter?"

"Belum sih ma, rencananya nanti jam istrahat mas Bian, aku juga belum hubungi mas Bian jadi jam berapanya" Dara terkekeh membayangkan bagaimana raut cemas suaminya saat ini sedang menunggu telfon darinya.

"Ya sudah kalau Bian gak bisa mama aja yang nganterin, Gimana?"

"Dara sih oke aja ma, gak tau mas Bian"

"Biar mama yang hubungi suamimu"
Dara membiarkan ibu mertuanya itu melakukan hal sesuka hatinya selagi tidak menganggunya Dara oke saja.

"Hallo Bian? Ini mama"

"--------"

"Iya mama sudah diapartemenmu"

"-------"

"Ada, dia lagi bikin minum mungkin"

"------"

"Jangan khawatir, Dara baik baik saja, oh ya Bian hari ini Dara bilang ada janji ketemu dokter biar mama yang ngantar. Kamu fokus kerja saja"

"------"

"Apa salahnya, mama itu omanya"

"------"

"Kamu ini, ya sudah kalau begitu"
Reni membanting ponselnya disofa dengan kesal setelah mengakhiri sambungan telfonnya.

"Gimana ma?" Tanya Dara saat kembali dengan membawa minum untuk mertuanya.

"Suamimu itu, mana mau dia kalah"

"Sudah kuduga ma, mas Bian memang begitu"

"Tapi ya sudahlah, mama tunggu dirumah saja, oh ya sayang tadi papamu bilang gimana kalau kalian tinggal dirumah mama saja. Agar ada yang mengawasimu setiap saat lagi pula diusia kehamilan saat ini sangat rawan"

"Dara mau saja ma, gak tau mas Biannya mau apa gak"

"Lagi lagi anak itu selalu jadi penghalang" Dara tersenyum geli mendengar jawaban mertuanya.

Sepasang calon orang tua itu memasuki rumah sakit ternama dijakarta.
Saat memasuki ruang tunggu untuk spesialis kandungan ternyata banyak juga yang sedang mengantri.

Posesif HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang