08/Mertua Jahat

7.4K 222 1
                                    

Dara lebih waspada kali ini.
Dia memang bangun lebih dulu dari pada suaminya.
Tapi kali ini tidak lagi. Meskipun suaminya sudah bangun atau belum Dara harus antisipasi.
Mengingat kejadian kemarin sore membuatnya sedikit memberi jarak pada Bian.

Karna apa ada alasan tersendiri tubuh Dara seakan lemas saat berhadapan dengan suaminya.
Bahkan sudah dipastikan gemuru jantungnya akan mencuat sejadinya kala mengingat kejadian kemarin sore.

Dara sudah mengenakan pakaiannya dari dalam kamar mandi.
Membuka pintu kamar mandi dan mengedarkan pandangannya ternyata suaminya sudah bangun untung saja dia berinisiatif memakai baju dari dalam kalau tidak kejadian kemarin sore akan terulang.
Dara mengelus Bibirnya.
First kiss ku batin Dara. Benar kemarin adalah yang pertama untuk Dara.

"Ngapain ra?" Dara kembali terjingkat saat suaminya sudah berdiri dibelakang.

"Eh itu mas mau makeup" sahut Dara menutupi kegugupannya.
"Yaudah kau siap siap, aku mandi dulu"

"Kemana mas?" Tanya dara. Hari ini weekend artinya mereka libur dari pekerjaannya.

"Mama barusan telfon. Ritinitas kalo weekend anak anaknya wajib berkunjung"

"What?" Dara segera membuka ponselnya yang kebetulan ada didepan meja rias.

"Kenapa?" Alis Bian terangkat saat mengamati keterkejutan istrinya.

"Mas gimana sih, kenapa mendadak coba. Kamu kan tau mas aku gak bisa masak aku yakin saat aku sampai dirumah kamu mama kamu akan nyuruh aku siapin makanan dan saat mereka tau rasa makananku mamamu akan menceritakan dengan teman teman sosialitanya dan juga menantunya yang lain" Dara kembali mengotak atik ponselnya entah hal apa yang menarik disana.

"Bagaimana kau bisa memprediksi tentang mamaku sebelum kau mengenalnya?"

Bian berjalan mendekati Dara.
"Ihh kamu mas, jelas dong gini ya mas kamu kan juga tau aku gak ada riwayat jago dalam urusan memasak bagaimana reaksi mama kamu saat tau aku gak bisa masak mas?" Ujar dara panik.

Pletakkk!!

"Awww. Apa salahku?" Ujar dara saat merasakan nyeri didahinya karna Bian menyentilnya keras.
"Jangan berfikir yang menjurus kau tau dari mana hal yang seperti itu?"

"Aku sering lihat dan baca juga"

"Dimana?"

"Difilm dan Novel"

"Judulnya apa?"

"Mertua jahat atau mertua kejam gitu" Bian geleng kepala kemudian berjalan menuju kamar mandi.

"Ra jangan beransumsi karna kau terlalu Baper dalam menghayati suatu fiktif belaka dan juga karangan"

Dara menoleh sambil masih mengusap dahinya. "Tapi bukankah sutradara dan penulis bisa mengarang karna mereka trinspirasi?"

"Bersiaplah ra, ini sudah siang"

"Bisa jadi loh mas inspirasi mereka berasal dari kehidupan lingkungan sekitar" ujar Dara mantap.

Bian menutup pintu kamar mandi tidak ingin mendengar lanturan istrinya yang semakin menjurus.

Bian memilih naik motor untuk menghindari kemacetan karna ini sudah siang ditambah hari libur seperti ini sudah dipastikan kalau jalanan akan padat melayat.
"Yakin mas naik motor? Atau aku aja yang bonceng"

"Tidak" jawab Bian mantap. Mau ditarus mana wajah tampannya kalau sampai Dara yang duduk didepan sementara dia dibelakang dengan tangan memegang erat pinggang istrinya. Konyol!!

"Ayo naik" bian menyerahkan helm keistrinya kemudian mulai menjalankan motor bebek milik Dara.

Ya bian memakai motor bebek milik Dara karna Motor bian ada dirumah mamanya. Ahh mungkin setelah ini dia akan mengambil motor kesayangannya itu lagi pula sudah lama dia tidak naik motornya. Batin Bian.
"Mas kita mampir mall dulu ya"
"Ngapain?"
Bian mengeraskan suaranya karna sekarang mereka ada dijalan ramai dengan bising suara mobil dan motor.

Posesif HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang