20/Tamu tak diundang

6.4K 188 1
                                    

Dua bulan berlalu
Hari ini dihabiskan Dara dengan duduk cantik dengan memangku toples berisi makanan ringan.
Karna hari ini adalah hari menyenangkan dibanding hari hari yang lain.

Tentu saja Dara beranggapan seperti itu. Karna hari ini hari libur artinya hari ini akan dia habiskan dengan bersantai ria dirumah.
Berbeda dengan wanita berambut hitam lurus itu sang suami yang tadinya juga ikut bersantai ria tiba tiba mendapat telfon kalau hari ini ada metting mendadak.
Jadilah sendiri Dara menghabiskan waktu liburnya.

"Senangnya bisa bersantai ria" kembali memasukkan camilan dalam mulutnya saat sedang asyik menikmati makanannya tiba tiba suara ketukan pintu memaksa Dara beranjak untuk membuka pintu.

Setelah membuka pintu Dara mengerutkan Dahinya.
"Maaf. Cari siapa?"

"Bian ada?" Dara memendang dari atas hingga ujung bawah saat wanita didepannya memandang sebal saat melihat ternyata dirinya yang membuka pintu.

"Oh.. mas Bian lagi ngantor, anda siapa dan ada perlu apa?" Sial. Kenapa sekarang Dara merasa dirinya seperti sosok istri yang over dan mau tau semua urusan suaminya. Haiii dia suamiku jadi aku berhak tau batin Dara menyauti.

"Ohh. Baiklah aku akan menuggu sampai Bian pulang" Tanpa menunggu jawaban dari Dara wanita itu melenggang masuk seenaknya.
Dara menatap sebal wanita didepannya itu lantas menutup kembali pintu lantas ikut melangkah masuk.

"Tunggu" Dara menghentikan langkahnya saat hendak masuk kekamar.

"Apa begini caramu saat ada orang bertamu? Setidaknya buatkan minuman itu lebih mengurangi rasa tidak sopanmu" what??? Dia bicara soal sopan lalu apa kabar dengan dia yang tiba tiba masuk tanpa permisi tadi.
Tanpa menjawab Dara segera berlalu lantas menuju dapur membuatkan minuman.

"Terimakasih" ujar wanita itu setelah Dara meletakkan segelas jus jeruk.
Sebelum meminumnya kembali Dara dibuat kesal dengan tingkah wanita itu.
"Kau tidak menambahkan racun kan?"

Dara menghembuskan nafas kesal "hahaha ide bagus. Sayangnya aku sedang tidak punya stock Racun dirumah" setelah mengatakan itu Dara melenggang masuk kekamar lantas meninggalkan wanita itu sendiri.

Sejenak Dara teringat sepertinya pernah melihat wanita itu tapi dimana
What?? Wanita itu?? Wanita digosipkan dekat dengan suaminya. Dan wanita yang akhir akhir ini sering nongol didepan layar televisi. Sial!!!

Tepat saat Dara keluar dari kamar untuk memastikan apakah wanita itu masih disana atau sudah pergi pintu apartemennya terbuka dan pemandangan suaminya yang masih belum melihat kalau ada tamu dirumahnya membuat Dara ingin mengusir sementara suaminya.

"Hai" sapa wanita itu.
Dan ekspresi yang dibuat Bian membuat Dara terharu.
Hanya menaikan satu alisnya.

"Kau tidak bertanya berapa lama aku menunggu? "

"Untuk apa? Lagi pula bukan aku yang menyuruhmu datang kemari bukan?"
Ingin sekali Dara tertawa sambil gulung gulung mendengar jawaban suaminya.

Bian mulai berjalan masuk kamar dan diekori oleh Dara.
"Mau kemana? Aku ingin bicara denganmu"

"Apa kau tidak lihat aku baru saja pulang kalau kau mau tunggu sampai aku selesai"
Stella ternganga tidak disangga olehnya kalau Bian berani mempermalukan dirinya apa lagi dihadapan istrinya itu.

Saat didalam kamar Dara hanya diam sampai suaminya selesai mandi dan memakai pakaian santainya.
"Kenapa? "

"Huh? " Jawab Dara sedikit terkejut.

Bian mendekati istrinya lantas mengelus lembut rambut Dara.
"Aku tidak akan tergoda. Meskipun dia telanjang didepanku"

Dara sangat terkejut saat suaminya mengucapkan hal seperti itu.
"Sudah . Ayo keluar" Dara mengangguk.

Seakan tau apa yang menjadi beban istrinya sebisa mungkin Menyakinkan istrinya.
Sebetulnya Bian sendiri bingung kenapa dirinya bisa bicara seperti tadi.

Mereka keluar dengan Bian menampilkan wajah dinginnya sementara sang istri jangan ditanya wajahnya menunjukan senyum menyebalkan. Dara sengaja karna ingin membuat Stella yang kesal semakin dongkol.

"Ada apa? " Nada dingin terasa saat Bian mulai membuka bicara.
Bian duduk berhadapan dengan Stella dengan Dara disamping kanan.

"Ini" Dara mengerutkan dahinya saat Stella menyerahkan sebuah amplop berwarna biru muda.

"Teman teman SMA kita mengajak reuni karna menurut mereka sudah lama kita tidak berjumpa, bagaimana menurutmu Bi? " Dara melotot melihat Stella yang tiba tiba berpindah posisi duduk disebelah kiri suaminya.

Bian berdehem mencairkan suasana lantas satu tangan kanannya menyusup kebelakang tubuh istrinya memberi elusan lembut disana.
Seakan tau kalau saat ini istrinya sedang emosi.

"Lihat nanti kalau aku tidak sibuk"

"Oke.. Tapi kalau bisa usahakan kamu datang" Ujar Stella "baiklah sepertinya aku harus pulang, sampai jumpa Bi" CUPP kembali Dara ingin berteriak saat melihat Stella tiba tiba mengecup pipi suaminya.

BLAAAMMM setelah kepergian Stella Bian masih diam sedangkan Dara masih ternganga dan ketika suara pintu menggema Dara tersadarkan.
"Kenapa hanya diam? " teriak Dara sambil berdiri dihadapan suaminya yang masih duduk santai disana.

"Aku tidak memintanya"

"Tapi bisa kan Mas Bian menolaknya"

Bian masih diam mengamati setiap kata yang terucap dari mulut sang istri.
Sementara Dara jangan ditanya wanita itu sudah ngoceh sambil mondar mandir sesekali berhenti didepan suaminya lantas melotot.
"Kenapa diam? Tuh kan gak bisa jawab? "

"Jawab apa? "

"Ya jawab tadi? "

"Tadi apa? "

"Kenapa ngulangi omonganku mas?"

"Omongan? Yang mana? "

Dara gemas melihat sikap santai suaminya.
"Terserah" setelah mengatakan itu Dara melenggang masuk kedalam kamar sembari menghentak hentakkan kakinya.

---------------

Sore harinya Dara sudah siap dengan pakaian santainya.
Sore ini Dara mengajak Sesil bertemu dikafe biasa mereka berkumpul.
"Mau kemana? "

Diam.. Bian tau istrinya masih marah padanya.
Tunggu!!! Yang sebenarnya salah disini siapa coba?
Bian tidak meminta Stella datang.
Bian juga tidak mengiyakan acara reuni bulan depan. Dan Bian juga tidak meminta Stella untuk menciumnya.
Dan ciuman itu spontan Bian tidak siap lah kenapa harus Bian yang kena imbas.

"Ra? "

"APA???"

Bian sedikit terjingkat karna suara sang istri tiba tiba mengeras. Namun secepat mungkin dirinya menguasai dirinya.

"Aku mau jalan sama Sesil" sejujurnya Dara tidak tega namun melihat tingkah suaminya yang diam saat Stella menciumnya ditambah tadi Bian sengaja menggodanya dengan mengulangi ucapannya membuatnya sedikit masih emosi.
Tapi tunggu???

Bukannya selama ini dirinya juga sering ya mengulangi ucapan sang suami. Hemmm mungkin suaminya juga merasa kesal saat itu.

"Ehemm. Ya sudah aku berangkat" Dara mengambil tangan kanan suaminya lantas menciumnya sebelum melengkah keluar kamar.

Semarah marahnya Dara saat akan keluar rumah dirinya tidak akan meninggalkan kewajibannya untuk berpamitan pada sang suami.
Menurut Dara izin suami sangat penting.
Dara tidak mau terjadi apa apa dijalan kalau suaminya tidak memberikan izin untuk keluar.

Maaf ya part ini gak jelas.
Tetep nikmatin aja..

Gak tega nunggu banyak like..
Ya udah aku up aja..
Maaf maaf maaf..

Kasih semangat lagi ya biar makin cepet UP nya 😑😑😑😑

Posesif HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang