n i n e

7K 418 2
                                    

Loish fernandez pov

Aku baru saja turun dari bandara soekarno hatta begitu orang orang menyebutnya perjalanan 14 jam dengan pesawat pribadiku dari new york pusat segala kesibukan kota terjadi

Ada beberapa hal aneh saat aku sampai disini
Kenapa mereka terus melihatku ada yang salah dengan penampilanku

Aku melirik pakaianku kemeja hitam lengan panjang dengan celana lepis panjang rambut terisisir rapi mungkin gaya pakaian disini berbeda atau aku terlalu tampan

Perjalanan selanjutnya dilakukan dengan mobil selama tidak lama ya tiga puluh menit

Aku akan tinggal dua tahun disini setelah diskusi dengan kakekku tentunya dan kakek bilang kalau dia akan senang kalau aku menetap di sini sebuah negara bernama indonesia. kampung halamanku

Sebetulnya aku tidak berminat sama sekali tinggal disini tapi karena kakek menyebut satu kata sakral 'kalau tidak pergi semua fasilitas mu akan ku cabut' itu kata kata paling menakutkan yang pernah kudengar

Kakek memasukkan aku kedalam salah satu universitas ntah apa namanya aku nggak peduli yang jelas jurusan bisnis sangat bertentangan dengan cita cita ku menjadi fotografer maklum cucu semata wayang mau bagaimana lagi harus dituntut untuk bisa memimpin perusahaan

"Aku pulang "gumamku walau tidak ada yang membalas memasuki tempat saksi bisu kematian kedua orang tuaku ya aku anak yatim piatu mau bagaimana lagi ini sudah takdir menentang takdur pun tidak ada gunanya kedua orang tuaku tidak akan kembali

Mension besar ini akan ku tinggali selama dua tahun membawa semua kenangan buruk itu menari di kepala ku andai aku bisa melupakannya

Saat ini aku berada di kampus duduk sambil menikmati segelas late menyesap dengan penuh penghayatan

"Gue boleh duduk disini nggak "
Seorang wanita dengan rambut kecoklatan tersenyum lembut padaku

Aku mengedarkan seluruh pandangan ke area kantin tidak ada tempat duduk

"Baiklah"dia memesan makanan sebuah nasi berwarna merah dengan satu telur mata sapi di tengahnya wanita itu menyebut nama nasi goreng

Aku mungkin lupa dengan makanan negri kelahiranku sendiri walau aku bukan orang asli negara ini

"Namaku dina "ucapnya siapa nanya? Pasti dia ingin tahu nama ku

"Hmm "Aku membalasnya dengan sebuah deheman

"Nama lo"sudah kuduga dia mengajak berkenalan

"Loish"jawabku singkat seakan tahu aku tidak ingin bicara dina kemudian hanya diam sambil melahap makanannya dengan gaya yang menurutku jaim 

"Dina "panggil seorang wanita dua menatap sekilas lalu melihat temanya lagi

"Ck di cariin juga ,malah cari cogan dasar maniak cogan modus lagi mau makan lo kan baru makan ntar gendut baru tau rasa"suaranya selembut beludru padahal dia berkata ketus tapi suaranya terdengar sangat indah di telingaku

Sedangkan yang ditanya cuma nyengir cengengesan nggak jelas

"Lo kayak nggak tau gue aja"wanita yang mengaku bernama dina memberi pembelaan

Kok gue kayak obat nyamuk ya?

"Cepat pulang jadi nggak ke mall kalau nggak gue pulang by"dina buru buru berpamitan

"Loish gue duluan ya "aku tidak menanggapi masih melihat wanita bersama dina itu dan buru buru mengambil gambar wanita itu dengan kamera ponselku

Kupandangi lagi foto wanita itu tingginya kira kira 170 cm tubuhnya tidak bisa di bilang kurus dan juga tidak gemuk rambutnya kecoklatan iris mata abu abu yang membuatku terlena

Aku mengirim email pada asisten pribadiku

"Cari tahu siapa dia "pesan ku singkat di balas dengan cepat oleh arthur

"Baik tuan "usai pesan singkat itu aku memasukkan gawai itu kedalam saku celana jens miliku

Stalker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang