Aku sampai di rumah sebelum jarum jam menujukan ke angka 5,aku tidak mengikuti fikiranku yang menyuruhku untuk kabur karna aku masih ingin hidup.
Aku tidak mau menanggung resikonya jikalau rencana kaburku gagal,karna justin tidak semudah itu untuk di bodohi.
Aku bernafas lega saat tak mendapati justin di dalam kamar,berarti pria itu belum pulang.
Aku mengambil ponselku yang satu lagi,ponsel ini tempat aku untuk bisa bertukar kabar dengan keluargaku walau hanya dengan pesan.tanganku mulai mengetik di keybouard ponsel.
To.mom
Mom apa kabar??aku harap kau baik-baik saja disana dengan dad.
Aku sangat merindukan kalian,aku ingin bertemu dengan kalian tapi apalah dayaku yang tidak bisa berbuat apa-apa.selain berdoa kepada yang maha kuasa.aku disini baik-baik saja jadi kalian tak perlu mencemaskan ke adaanku.i love you mom and dad
Setelah mengirim pesan ke pada mommy,aku menyembunyikan kembali ponsel itu di tempat yang menurutku aman dan tidak akan di ketahui oleh Justin,semoga saja jutin tidak mengetahui kebohonganku.
Sungguh aku sangat merindukan keluargaku,aku tidak mau terus terkurung di sini,aku ingin bebas dan hidup normal kembali.tapi aku tau itu hanya angan-angan saja karna sampai kapanpun justin tak akan pernah melepaskanku.
"Honey,aku pulang"itu suara justin,pria itu sudah pulang.
Pintu kamar dibuka oleh seseorang dan muncullah Justin yang hanya mengenakan kemeja sedangkan jasnya ia sampirkan di lengannya.aku tersenyum palsu kepadanya senyum yang aku sendiri muak melihatnya.
Tubuhku yang semulanya duduk di sisi ranjang berpindah ke pangkuan justin,tangan justin melingkar di pinggangku dan wajahnya ia tenggelamkan di lekukan leher ku.
"Bagaimana jalan-jalanmu,honey??"tanya Justin di sela kegiatannya yaitu mengecup leher ku
"Menyenangkan"jawabku singkat
"baguslah"
"Justin,aku merindukan orangtuaku"gumamku tiba-tiba saja kalimat itu meluncur dari mulutku.
Justin sempat menghentikan kegiatannya tapi setelah itu ia kembali kegiatannya,bahkan pria itu semakin buas menghisap leherku.sial pria ini marah,kenapa Justin sangat mudah marah sih.
"Ah justin"desahku tak kuat dengan gelenyar aneh ini
justin menyeringai misterius lalu membaringkan tubuhku dengan tubuhnya yang menindihku,apa pria ini mengingkan itu jika iya aku benar-benar salut dengan energi justin,bagaimana tidak pria itu baru saja pulang kerja dan tentu pekerjaanya di kantor sangat banyak.
apa Justin tak merasakan lelah setelah seharian bekerja,Justin menarik kedua tanganku lalu mengikatnya di kepala ranjang.Justin slalu melakukan ini setiap kami bercinta tapi terkadang ia slalu melepaskannya dan membirkanku menyentuh tubuhku.
"Justin jangan merobek bajuku"kataku saat justin ingin merobek baju yang aku kenakan.
Aku bertanya-tanya seberapa kayanya suamiku ini,dia slalu merusak pakaianku setiap kami akan bercinta tanpa perasaan.padahal ia bisa melepaskan tanpa harus merusaknya.
Tapi justin tetaplah justin pria itu tidak menggubris ucapan ku,justin merobek bajuku lalu melemparnya kasar.tubuhku sekarang benar-benar polos tanpa sehelai benangpun,dan itu semua ulah pria yang berada di hadapanku ini.
Aku melenguh saat jemari lentik justin memainkan kewanitaanku,dan tangannya yang satu lagi meremas dadaku kasar.bibirnya tak tinggal diam bibir seksi pria itu dengan rakus mengulum puting payudaraku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MI ESPOSO
RomanceWARNING 21+ jika tidak suka dengan cerita ini silahkan menjauh dan mencari cerita lain bijak-bijaklah dalam membaca,yang masih dibawah umur harap menjauh dari lapak ini.