#MI ESPOSO#

15.9K 317 11
                                    

      Malam mulai larut tapi mataku tetap saja tak mau tertutup,tiba-tiba saja bayangan wajah kedua orangtuaku terlintas dibenakku membuat rasa rinduku kepada mereka kembali muncul.

   Aku ingin pulang kerumah dad and mom. Aku tidak mau disini walaupun ini rumahku tapi aku tidak pernah merasa nyaman berada disini. Disini aku slalu merasa ketakutan,dan penyebab rasa takutku itu adalah suamiku sendiri,Justin.

    Setiap berada di dekatnya aku slalu ketakutan,justin pria manisku kini berubah menjadi monster yang sangat mengerikan. dia tidak seperti dulu lagi,dia tidak seperti saat kami masih sma.

    Dan aku membenci dia yang sekarang,aku sangat membencinya.

    Aku hanya sendirian didalam kamar setelah insiden pertengkaran kami tadi Justin pergi entah kemana,tapi itu bagus menurutku. Lebih baik ia pergi jauh dan aku berharap dia tidak kembali lagi.

    Aku bergerak gelisah di atas ranjang,tidak bisanya aku susah tidur seperti ini Apa mungkin ini karna kehamilanku,itu bisa saja.

   Aku mengambil air putih yang tersimpan diatas nakas tiba-tiba saja tenggorokanku terasa kering,aku melirik jam beker yang tersimpan rapi diatas nakas,jam sudah menunjukan pukul 2 dini pagi tapi mataku tetap saja sulit untuk tertutup.

    Aku mendengar suara derap kaki yang sedang menuju kesini,itu pasti justin aku sangat hapal suara langkah kakinya,dengan tergesa-gesa aku menarik selimut lalu memejamkan mata,melakukan akting yang sering aku lakukan yaitu pura-pura tidur.

    Detak jantungku semakin berdetak tak normal saat telingaku mendengar pintu kamar yang dibuka lalu disusul oleh langkah kaki,aku mendengar suara langkah kaki Justin semakin dekat kearah ranjang lalu disusul oleh gerakan justin yang naik ke ranjang dan berbaring disampingku.

   Nafasku semakin tercekat saat sepasang tangan kekar memelukku,aku dapat merasakan hembusan nafas Justin yang beraroma mint dileherku saat justin memasukan kepalanya ke dalam lekukan leherku.

"Aku tau kamu belum tidur"bisik Justin di telingaku

     Sontak mataku terbuka saat mendengar bisikan Justin di telinga ku,suaranya terdengar sangat seksi ditelingaku membuatku jadi reflek membuka mata dan untungnya aku membelakanginya jadi dia tidak tau kalau aku sudah membuka mataku.

    Aku terpekik pelan saat justin dengan kasarnya membalikan badanku,aku tak berani menatap justin,aku takut. Aku takut justin marah karna aku telah membohonginya namun gagal.

    Malang sekali nasibku ini ya tuhan.

"Layani aku"aku mengerjapkan mataku lalu menatap Justin tak mengerti.

"Ck jangan pura-pura bodoh,cepat layani aku sekarang"sinis Justin yang baru aku mengerti sekarang,ternyata justin mengajakku bercinta.

   Huh,dasar justin. Tinggal bilang saja kalau dia merindukanku apa susahnya,tidak usah menggunakan kata layani aku,memangnya aku ini seorang pelayan yang disuruh melayani majikannya.

    tapi sekarang aku sedang malas bercinta dengan Justin,lebih tepatnya melayani justin. Justin itu bukan tipe pria yang cukup dengan satu ronde atau dua ronde. justin tidak akan puas hanya dengan satu atau dua ronde,dia akan memintanya lagi dan lagi.

    Sampai aku benar-benar tak kuat untuk melayaninya lagi dan saat itulah Justin baru mengizinkanku untuk beristirahat.
 
"Justin ini sudah malam bahkan sudah hampir pagi jadi bisakah kita libur dulu untuk malam ini,lagipula aku sudah mengantuk"negoku Sambil  memelas,semoga saja rayuanku ini manjur.

"Tidak"kata Justin singkat,jelas,dan padat.

"Aku sangat lelah just"bujukku tak menyerah

"tidak,cepat layani aku"kata justin sedikit keras yang langsung membuat nyaliku menciut.

     Aku mendengus pelan sebelum melakukan apa yang diperintahkan oleh justin,ini bukan kali pertamanya aku berlaku seperti jalang yang sedang haus belaian,sebenarnya aku tak sudi berlaku seperti ini tapi mau bagaimana lagi aku tak punya pilihan lain.

     saat aku hendak melepaskan ciumanku justin menekan tengkukku keras,menahan agar ciuman kami tidak terlepas,dan itu berhasil ciuman kami masih terus berlanjut bahkan sampai aku sudah hampir kehabisan oksigenpun justin belum berniat melepaskan ciuman kami.

    Aku mendesah nikmat saat justin menggerayangi tubuhku,entah sejak kapan aku dan justin sudah naked. Aku mengerang saat justin mulai memainkan milikku dengan jari lentiknya.

"Shh ah justin pelan-pelan"kataku saat permainan tangan justin di milikku terasa sangat kasar dan menyakitkan

    tubuhku menggeliat bak cacing kepanasan saat aku akan mencapai klimaks,seolah mengerti justin semakin mempercepat gerakan tangannya dimiliku dan

"Justin"teriakku saat mendapat pelepasan

     aku terbaring lemas dengan deru nafas yang tak beraturan,aku kembali mendesah saat justin mulai memasukkan miliknya kedalam milikku,aku masih lemas tapi rupanya justin tak peduli soal itu yang ia fikirkan hanya nafsu bejat nya saja.

    Sepertinya percintaan kami ini akan berlanjut sampai pagi tiba.

"Kenapa milikmu masih saja sempit"erang justin sambil mempercepat tempo gerakannya.

"ah justin Pelan-pelan"rintihku saat justin dengan brutalnya menggigit puting payudaraku.

    semua bagian tubuhku tak ada yang terlewatkan dari jamahan tangan kekar justin,aku merasakan gelombang itu akan datang dan sepertinya justin juga merasakannya.

"Justin"

"Adara"

     Teriakku dengan Justin bersamaan saat kami mencapai orgasme,justin tersenyum puas sedangkan aku terbaring lemas dengan miliku yang terasa sakit karna percintaan kami tadi.

    Tapi rupanya justin belum puas juga,dia membalikan badanku dan memposisikan tubuhku untuk menungging,justin membuka kakiku agar terbuka lebar lalu memukul bokongku kasar,aku merintih sakit saat kulit telapak tangan justin bersentuhan dengan kulit bokongku.

"Akh justin sakit,hentikan"teriakku pilu,bukannya berhenti justin malah semakin brutal menampar bokongku.

      aku yakin pasti bokongku akan memerah atau mungkin berdarah akibat tamparan tangan justin yang sangat keras ini,aku mencengkram kepala ranjang untuk menahan tubuhku agar tidak terjatuh.

"Sakit"ringisku dengan mata berkaca-kaca,justin menghentikan aksinya yaitu menampari bokongi tapi sebagai gantinya ia menjambak rambutku dan mencium bibirku dari belakang.

    tanpa aba-aba justin memasukan miliknya kedalam milikku tanpa melepaskan ciuman kami, desahanku tertahan di tenggorakan karna ciuman justin yang begitu menuntut.

      Dan kegiatan kami ini terus berlanjut sampai siang tiba dengan tubuhku yang sudah mati rasa.

_____TBC____

     Please,give me vote and comment genks??!!!!

MI ESPOSOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang