#MI ESPOSO#

11.2K 322 63
                                    

    Author POV

  Adara menatap pantulan dirinya lewat cermin kamar mandi, Adara meringis sendiri saat melihat penampilan dirinya yang terpangpang jelas di cermin wastafel, sangat jauh dari kata baik.

   Mata yang sembab karna habis menangis, hidung yang memerah,rambut acak-acakan,bibir pucat,dan terakhir tubuh yang terasa lemas.
 
    Hari ini adalah hari yang terasa begitu menyakitkan bagi Adara, hari dimana justin akan di makamkan,kepergian yang begitu cepat membuat Adara sangat sulit untuk menerimanya.

  Sejahat apapun perlakukan justin padanya tidak menutup kemungkinan jika Adara sangat membutuhkan justin, pria yang telah menemaninya selama 30 tahun.

    Adara membasuh wajahnya dengan air yang keluar dari kran wastafel, tatapannya masih sama yaitu hanya kekosongan yang terpancar dari mata adara.

"Mom"panggilan seseorang tak adara hiraukan karna kini adara sedang sibuk dengan lamunannya

"Semua sudah menunggu mommy"sambung adara

"Dei----katakan kepada mommy jika ini hanya mimpi"lirih adara sambil menatap deira kosong

"Mom---"

"Kenapa begitu cepat?kenapa dia pergi disaat mommy sudah tau semuanya"ucap Adara lirih

   deira bingung, dia tidak tau apa yang harus dia lakukan, deira tau kepergian daddynya sangat berefek besar bagi mommynya.

   Deira juga sama terpukulnya dengan Adara, apalagi lagi sekarang ini deira sudah tau alasan justin yang tak menyayanginya. Deira merasa malu, karna telah salah paham kepada daddynya sendiri.

   Selama ini deira slalu berfikiran jika justin hanyalah seorang iblis yang beruntung karna bisa menikahi seorang bidadari cantik yang baik hati.

   lamunan deira buyar saat telinganya menangkap suara isak tangis Adara, deira menatap Adara bingung, dia tidak tau apa yang harus dia lakukan,menghibur Adara?sudah dia lakukan.

  Dan hasilnya nihil, sampai saat inipun Adara masih saja sedih, dan kondisinyapun tak membaik, fisik maupun batinnya.

   Deira mengusap pelan bahu Adara,seolah memberikan semangat untuk adara agar tetap tabah dalam menghadapi takdir dari sang pencipta.

   Masih deira ingat kejadian di rumah sakit,dimana deira melihat mommynya berteriak jika daddynya masih hidup, deira tak suka itu.

  Deira tak ingin mommynya sedih, apalagi putus asa.

   Tapi deira juga tidak bisa melakukan apa-apa.

"Mom----dei tau ini sangat berat untuk mommy, tapi ini sudah takdir mom dan tidak ada satupun yang bisa menyangkal takdir"ucap deira lembut

"Lebih baik sekarang kita keluar, sebentar lagi daddy akan di makam kan, mommy tidak inginkan, tidak mengantarkan daddy ke tempat istirahat terakhirnya"

___________

   Adara menatap peti berwarna putih yang tergeletak rapi di ruang tengah lengkap dengan hiasan bunga yang tersusun rapi, tak lupa poto justin yang terpajang sempurna di atas peti mati itu.

   Dengan mantap Adara melangkahkan kakinya menuju peti mati yang didalamnya terdapat justin yang terbujur kaku, sekuat apapun Adara menahan air matanya agar tidak menetes, air mata itu tetap terjatuh juga.

  Langkah kaki Adara melemah seiring jarak antara dia dengan peti mati itu semakin dekat, dadanya terasa sesak.

"Justin aku datang"batin adara

MI ESPOSOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang