10 tahun kemudian
Adara POV
Setelah membantu para pelayan membuat sarapan aku berjalan menuju kamar deren dan deira. Mereka pasti belum bangun, aku memang sengaja bangun pagi-pagi sekali agar aku bisa melayani justin dan juga kedua anakku yang kini sudah besar dan tentu saja sudah sekolah.
Sebelum membuat sarapan aku sudah lebih dulu menyiapkan perlengkapan kerja justin, aku tidak mau Justin mengamuk dan membuat deren deira Takut karna aku yang membagi waktuku dengan deren dan deira.
Justin dia masih sama seperti dulu tetap tidak mau menyayangi deren dan deira tapi paling tidak justin mau menganggap mereka ada dan itu sudah cukup membuatku senang.
Justin slalu menyalahkan deren dan deira jika aku sibuk dengan mereka. Justin akan sangat marah jika mereka membuat kesalahan dan sebisa mungkin aku berusaha untuk menjaga mereka.
Aku tidak ingin membuat deren dan deira sedih karna justin jadi sebisa mungkin aku Berusaha untuk memberikan kasih sayang kepada mereka, aku tidak ingin mereka kekurangan kasih sayang orangtua.
justin mendidik keras deren dan deira sangat keras bahkan aku sampai tak yakin jika itu sebuah didikan,karna jika deren dan deira membuat kesalahan justin tak akan segan-segan memukul mereka.
Aku tak bisa melakukan apa-apa selain menangis, setiap kali aku ingin membela mereka justin akan semakin bringas memukul mereka.
Aku takut.....aku takut mereka membenci justin,aku tak ingin mereka membenci ayah mereka sendiri.
Sejahat apapun jastin dia tetap ayah mereka.
Dan justin pun seolah tak peduli mereka akan membencinya, kapan justin benar-benar berubah.
Kapan dia mau mengakui deren dan deira, apa dia tidak kasihan kepada mereka yang membutuhkan kasih sayang seorang ayah.
Apa justin tak memikirkan perasaan anak-anaknya.
Aku masuk kedalam kamar deren terlebih dahulu baru setelah itu aku akan membangunkan deira, aku berjalan ke arah ranjang yang di atasnya terdapat deren yang masih tidur.
Aku mengulas senyum tipis lalu duduk disisi ranjang anak pertamaku,lebih tepatnya anak pertamaku yang keluar dari perutku sebelum deira.
"Sayang bangun"kataku sambil mengguncang bahunya pelan
"Sudah pagi saatnya kamu bersiap sekolah"kataku
deren membuka matanya dan langsung menatapku, Mata deren sangat mirip dengan mata milik justin.
"Mommy"kata deren sambil beranjak duduk
"Kamu mandi dulu,biar mommy yang siapin seragam sekolahnya"deren mengangguk patuh lalu berjalan ke kamar mandi.
Selagi menunggu deren mandi aku menyiapkan perlengkapan sekolahnya,dimulai dari seragam dan tas hingga sepatu. Aku menaruhnya di ranjang deren yang sudah aku rapihkan.
"Deren mommy ke kamar dei dulu yah kalau butuh apa-apa panggil mommy"ucapku
"Iya mom"terdengar teriakan deren dari kamar mandi
Aku keluar dari kamar deren dan masuk kedalam kamar deira yang berada disebelah kamar deren. Aku mengernyit saat tak menemukan deira di ranjang tapi sedetik kemudian kerutan di dahiku hilang bersamaan dengan keluarnya deira dari kamar mandi.
"Putri mommy sudah besar yah sudah bisa bangun tidur sendiri tanpa harus dibangunin sama mommynya"pujiku kepada deira yang tersenyum malu-malu
"Mommy"panggil deira yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
MI ESPOSO
RomanceWARNING 21+ jika tidak suka dengan cerita ini silahkan menjauh dan mencari cerita lain bijak-bijaklah dalam membaca,yang masih dibawah umur harap menjauh dari lapak ini.