Aku terduduk lesu disofa ruang keluarga, aku menatap justin yang menonton tv dengan santainya, pria itu bertingkah seolah tak ada apapun yang terjadi, tingkahnya saat ini membuatku ingin rasanya mencakar wajah tampannya itu.
Bagaimana tidak kesal jika lagi-lagi justin mengacaukan semuanya, rencanaku dan kejutan yang sudah aku siapkan untuk deren dan deira semuanya hancur berantakan, sungguh tak beruntungnya aku.
Aku masih cemberut dan mendiamkan justin. Persetan dengan justin yang akan marah, aku tidak peduli. Salah siapa dia membuatku kesal, aku yakin yang ada pikirannya hanyalah kepuasan bercinta.
"Honey"panggil justin yang masih saja aku abaikan
Aku memalingkan wajahku saat justin hendak menciumku, terdengar geraman marah dari mulutnya tapi aku tetap tak peduli.
"Honey aku tak suka diabaikan"kata justin yang langsung membuat tubuhku merinding
"Jangan sentuh aku"ketusku sambil menghempaskan tangan justin yang ingin menyentuhku
"Aku masih marah padamu, gara-gara kamu deren dan deira pergi"kataku lalu berjalan meninggalkan justin
Terdengar suara langkah kaki dibelakangku, sepertinya justin menyusulku. Aku melangkahkan kakiku menuju dapur karna tiba-tiba saja tenggorokanku terasa kering.
Aku menuangkan air yang berada di teko kaca kedalam gelas lalu meminumnya hingga habis tak tersisa, dari sudut ekor mataku dapat aku lihat jika kini justin sedang menatapku, Lagi lagi aku mengabaikannya.
"Sayang"panggil justin sambil memelukku dari belakang membuat langkah kakiku terhenti
Aku berusaha melepaskan tangan justin yang melingkar di pinggangku namun gagal,pelukan justin sangat kuat dan erat.
"Justin lepas"kataku
"Maaf"bisik justin
"Semudah itu kamu meminta maaf just, setelah apa yang telah kamu lakukan"ucapku yang terdengar bergetar
"Adara lihat aku"kata justin sambil membalik paksa tubuhku hingga Berhadapan dengan justin
"Apa?"tanyaku ketus, justin terkekeh geli.
"kamu makin cantik aja kalau lagi ngambek"kata justin lalu mencuri satu ciuman di pipi ku, aku mendelik kearahnya, apa-apaan dia.
"jangan menciumku"kataku sambil menghapus kasar pipiku yang bekas dicium oleh justin
"Aku minta maaf sayang, please jangan marah!kamu mau apa?"bujuk justin sambil mendudukanku di meja makan, justin berdiri dihadapanku dengan kakiku yang melingkar dipinggangnya, tentu saja justin yang melakukannya.
Aku memalingkan wajahku, enggan menatapnya. Sungguh hati ini masih dongkol melihatnya, dapat aku lihat lewat sudut ekorku jika kini justin sedang menatapku.
Ingin rasanya aku berteriak didepan wajahnya jika aku sangat membencinya, tapi aku tak bisa karna rasa takutku kepada justin masih ada dan sepertinya akan slalu ada.
"Honey....lihat aku, aku bisa gila jika kamu mendiamkan aku terus"ucap justin yang terdengar sangat prustasi
"Kamu mau apa ngomong sama aku"kata justin sambil menangkup rahangku agar menatapnya dan mau tak mau aku menatapnya.
Aku menatap justin dengan sebelah alis yang terangkat"kamu janji mau ngabuliin kemauanku, apapun itu"
Justin mengangguk ragu sebelum berkata"iya, apapun itu"
aku mengangguk"oke...aku mau sekarang kita pergi menemui deren dan deira ke apartemen mereka"
"Apa?"tanya justin seolah tak mendengar ucapanku tadi
KAMU SEDANG MEMBACA
MI ESPOSO
RomanceWARNING 21+ jika tidak suka dengan cerita ini silahkan menjauh dan mencari cerita lain bijak-bijaklah dalam membaca,yang masih dibawah umur harap menjauh dari lapak ini.