Selamat malam.....
Happy reading guys
____________
Justin menatapku tajam dan terlihat sangat marah, justin berjalan menghampiriku lalu mencengkram tanganku kuat, aku merintih sakit dan memberontak minta di lepaskan.
Sungguh cengkraman justin terasa sangat menyakitkan, justin menghempaskan tubuhku ke ranjang lalu menindihku.
"Apa yang kamu lakukan justin, kamu merusak apa yang sudah aku buat"kataku parau
Justin mencengkram daguku kuat membuat kepalaku mendoangak ke atas, aku menutup mataku rapat tak berani menatap mata justin yang terlihat sangat marah.
"Adara"panggil justin lembut, aku mengernyit curiga.
"Untuk apa kamu susah payah membuat kamar ini karna pada akhirnya kamar ini hanya akan menjadi kamar kosong tanpa ada yang menempatinya, Adara....jangan harap kamu bisa membesarkan bayi itu karna aku tidak akan pernah membiarkannya, bayi itu akan aku buang ke panti asuhan yang akan membuatmu tak bisa bertemu dengan bayi sialan itu"mendengar ucapan justin sontak aku membuka mata.
Aku menggeleng lemah"tidak justin, aku tidak akan membiarkanmu melakukan itu, cobalah buka matamu dan terima kenyataan jika aku sedang mengandung anakmu. Jangan membuatku sedih dengan tingkahmu ini justin, jangan membuat luka dihatiku semakin besar"lirihku
"Dia bukan anakku"teriak justin keras didepan mataku yang membuatku refleks menutup mata
aku mendorong dada justin hingga kini aku terbebas dari kungkungan tangannya, aku menatap justin nyalang, tega sekali justin tak mau mengakui jika anak yang aku kandung sekarang ini anaknya.
"Dasar pria gila,idiot,iblis mati saja kau, aku membencimu. Sangat sangat membencimu, aku menyesal karna telah mengenalmu dan menikah denganmu, andai waktu bisa di putar kembali aku akan memilih untuk tidak mengenal dirimu"teriakku emosi, persetan dengan justin yang mengamuk aku tak peduli.
Memangnya hanya dia yang berhak marah, aku juga punya hak untuk marah.
"Beraninya kau"geram justin
plak
Tubuhku terhempas ke lantai, Justin menamparku dengan sangat tak manusiawi. Rasanya sakit sekali bahkan air mataku sudah berjatuhan. Apakah dia benar justin pacar smaku, jika iya kenapa dia bisa berbuat hal sekejam ini.
Aku menangis terisak di lantai yang dingin, hatiku sakit. Dadaku terasa sesak perlakuan Justin sangat melukai hatiku, apakah sangat sulit bagi justin untuk menerima kenyataan jika aku sedang mengandung.
Tidak bisakah dia menerima kenyataan itu, aku merasa aneh dengan justin disaat para orangtua di dunia ini menginginkan seorang anak justin malah sebaliknya, dia malah tak membutuhkan seorang anak.
Apa dia pikir dia bisa hidup selamanya tanpa seorang anak, bagaimana jika dia sakit siapa yang akan mengurusnya jika bukan anak-anaknya.
mataku menatap sepatu justin yang berada di hadapanku, kepalaku mendoangak saat pria itu dengan kasarnya menjambak rambutku. Aku menatap justin dengan berlinang air mata, aku tak kuat lagi tuhan.
"hiks hiks hiks justin aku mohon biarkan aku mengurus mereka, hiks aku tidak bisa berpisah dengan anak-anakku. Aku mohon justin, aku sangat mencintai mereka. Walaupun mereka belum terlahir ke dunia ini tapi kasih sayangku sudah ada semenjak mengetahui jika mereka ada di dalam perutku"
"Apa kau tak mencintaiku hingga kau tega melakukan semua ini, justin jika kamu membuang anak-anakku aku bersumpah aku akan membencimu seumur hidupku"kataku sungguh-sungguh
KAMU SEDANG MEMBACA
MI ESPOSO
RomanceWARNING 21+ jika tidak suka dengan cerita ini silahkan menjauh dan mencari cerita lain bijak-bijaklah dalam membaca,yang masih dibawah umur harap menjauh dari lapak ini.