"Yang aku tahu, rasa itu muncul ketika aku pertama kali lihat kamu."
•••
Sebuah mobil lamborgini merah terhenti didepan bangunan yang menjulang tinggi Evan's Company. Seseorang keluar dalam mobil itu. Mata biru kehijauan itu menatap dengan tajam segerombolan karyawan yang berlihir mudik didepannya, dengan decakkan kagum.
Dengan langkah tegap, pria dewasa yang hampir menginjak kepala empat itu memasuki perusahanya.
"Selamat Pagi Mr." sapa resepsionis yang bermake up tebal itu. Chris, pria itu hanya berdeham, tanpa melirik wanita bermuka tebal itu, tanpa minat.
Chris memasuki lift yang disusul oleh sekertarisnya.
"Apa jadwal hari ini?" ucap Chirs dengan nada datarnya itu. Erick, sekertaris Chris itu dengan cepat mengecek jadwal pemimpinnya itu.
"Hari ini, anda menghadiri seminar di SMA Bangsa, sebagai donatur terbesar disana."
Ting
Pintu lift terbuka, dengan langkah yang lebar Chris keluar dari lift tanpa menjawab ucapan dari Erick.
"Siapkan berkas yang harus disiapkan." ucap Chris tak terbantahkan.
"Yes Sir."
•••
Gadis berambut panjang itu memasuki gerbang sekolahnya SMA Bangsa, dengan langkah pendeknya. Bibirnya tersenyum kearah siswa yang menyapanya.
Tanpa melihat didepannya, gadis itu menubruk sesuatu yang keras, dan akhirnya gadis itu terpental dan terjatuh didepan pria yang menjulang tinggi dengan jas formalnya.
"Aduh, pantat Bea sakit. Siapa sih yang natuh tembok keras itu didepan Bella." umpat gadis itu dengan kasar beserta ringisan sakit dari bibir mungil nya.
Bella. Gadis itu menoleh kearah pria yang sedari tadi terdiam dengan tatapannya yang datar, seperti pantatnya itu.
Bella menggeram kesal, lalu dengan tatapan sinisnya menatap pria yang menjulang tinggi didepannya ini. Tingginya yang hanya se dada pria itu, mengharuskan Bella mendongkak ke atas.
Mata bulat hitamnya itu sesaat terpaku melihat pria yang menabraknya itu, Bella menelan ludah ketika melihat jenggotnya yang begitu lebat, di dagu pria itu. Tangannya seolah gatal ingin mengelus-ngelus jenggot lebat itu. Dan, ya tuhan ganteng baget. Ucap Bella dalam hati.
Bella menggeleng kasar, menepis pikiran kotornya itu. Kembali lagi ke mode sinisnya itu, tangannya berkacak pinggang. Dagu kecilnya ia angkat keatas seolah menantang pria matang didepanya ini.
"Om, kalau jalan lihat-lihat dong. Pantat Bella kan jadi sakit ketabrak badan Om yang gede itu." protes Bella.
Chris menaikkan alisnya, melihat gadis yang begitu mungil didepannya itu, tubuh kecilnya yang hanya sebatas dadanya itu mebuat Chris menjadi gemas sendiri. Senyum tipis terparti dibibir merah Chris.
"Holaaa. Om kenapa diam? Minta maaf ke, diem bae." Bella gemas, ingin sekali menggaruk muka datar didepannya ini.
"Kenapa saya harus minta maaf? Kamu sendiri, jalan tidak melihat kedepan." tantang Chris, dengan seringai dibibirnya.
Erick yang sedari tadi memperhatikan tuannya ini terbelakak kaget mendengar Chris, menjawab umpatan gadis kecil yang ada didepannya ini. Baru pertama kali Erick melihat tuannya tersenyum samar melihat gadis kecil itu. Langka, sangat langka.